Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ISOLASI DAN KARAKTERISASI KOMPONEN MINYAK MINT DARI DAUN Mentha arvensis Linn. HASIL DISTILASI AIR Hidayat, Fahmi; Retnowati, Rurini; Soebiantoro, Soebiantoro
Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.656 KB)

Abstract

ABSTRAK Tanaman Mentha termasuk dalam keluarga Labiatae, yang banyak dimanfaatkan minyak atsirinya berdasarkan penggunaan dalam berbagai bidang industri, kandungan bahan aktif dan aroma. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi minyak mint dari daun Mentha arvensis segar yang berasal dari Pujon, Batu, Indonesia dengan metode distilasi air, mengkarakterisasi sifat fisik dan menganalisa komponen penyusun minyak mint. Isolasi minyak mint dengan metode distilasi air dari daun M. arvensis diperoleh minyak mint dengan rendemen sebesar 0,09 %, berwarna kuning, berbau menyengat, beraroma khas daun mint, indeks bias 1,468 (25 0C) dan berat jenis 0,899 (25 0C). Hasil analisis minyak mint dengan KG-SM menunjukkan adanya 28 senyawa penyusun minyak mint dengan 5 komponen utama penyusunnya adalah karvon (40,58 %), limonena (19,55 %), β-mirsena (4,10 %), tran-karveol (3,39 %) dan dihidrokarvon (3,01 %). Komponen penyusun minyak mint pada penelitian ini berbeda dengan komponen minyak mint yang berasal dari Patiala, India. Kata kunci: Distilasi air, Mentha arvensis, minyak mint, KG-SM. ABStract Mentha plant has been determined as Labiatae family. The essential oil isolated from this plant has been widely used in various industrial application taking the advantages of its biologically active compounds and fragrances. This study is aimed to isolate mint oil from Mentha arvensis leaves freshly collected from Pujon, Batu, Indonesia, through water-distillation method, characterize its physical properties and analyze its compounds. Mint oil in this reseacrh was obtained in 0.09 % yield, yellow in color, has strong and characteristic odour as typical mint leaves, refractive index of 1.468 (25 oC) and specific gravity of 0.899 (25 oC). Analysis by GC-MS of this mint oil has shown that it consists of 28 compounds with the 5 major compounds are carvone (40.58 %), limonene (19.55 %), β-myrcene (4.10 %), trans-carveol (3.39 %) and dihydrocarvone (3.01 %). The composing components of mint oil in this research is found to be different with that of isolated from Patiala, India. Key words: Water distillation , Mentha arvensis, mint oil, GC-MS.
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS COLLABORATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN LITERASI DIGITAL MAHASISWA DI UNIVERSITAS ISLAM BALITAR (UNISBA) BLITAR Permanasari, Engelien Yusniar; Soebiantoro, Soebiantoro
PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 11 No 4 (2024)
Publisher : STKIP PGRI Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47668/edusaintek.v11i4.1335

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana Universitas Islam Balitar (UNISBA) Blitar menggunakan media pembelajaran berbasis pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan literasi digital mahasiswanya. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan desain penelitian deskriptif kualitatif; Secara khusus purposive sampling digunakan untuk menguji data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Setelah pengumpulan data, peneliti melakukan kondensasi data, visualisasi data, dan pengambilan kesimpulan. Berdasarkan temuan penelitian, siswa yang memiliki kompetensi literasi digital tingkat tinggi dapat menggunakan teknologi digital secara bijaksana dan etis. Untuk mencapai hal tersebut, pengembangan kompetensi literasi digital mahasiswa melalui media pembelajaran berbasis collaborative learning sangat diperlukan. Pemanfaatan media digital dalam tugas tugas merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kemahiran siswa dalam literasi digital. Dosen dapat memanfaatkan berbagai sarana dan perangkat digital dalam aktivitas tersebut, dan menyesuaikan tugas dengan indikator kompetensi yang ingin diterapkan. Dengan demikian, mahasiswa dapat meningkatkan pengalaman belajar mereka dalam memanfaatkan teknologi digital. Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami peningkatan kompetensi literasi digital.
Ketahanan Ekonomi Masyarakat Melalui Daur Ulang Sampah di Bangoan Collection Center Tulungagung Jawa Timur Haryanti, Nik; Soebiantoro, Soebiantoro
Journal of Community Service and Society Empowerment Том 1 № 02 (2023): Journal of Community Service and Society Empowerment
Publisher : PT. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/jcsse.v1i02.247

Abstract

Ketahanan ekonomi ialah aspek penting yang wajib untuk terwujud dimasyarakat. Hal ini terjadi karena ketahanan ekonomi berkaitan erat dengan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu dalam mewujudkannya perlu kontribusi berbagai pihak seperti pemerintah daerah dan juga perguruan tinggi. sebagai salah satu aktor utama dalam mencapai aspek tersebut, maka perguruan tinggi dapat berperan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pada pengimplementasian kali ini wilayah Tulungagung menjadi wilayah sasaran kegiatan pengabdian masyarakat. Sebagaimana skala prioritas pembangunan di Tulungagung yaitu meningkatkan upaya penangunggulangan kemiskinan melalui peningkatan sumber daya, sehingga mampu berdikari meningkatkan ekonomi dan daya saing melalui pengelolaan potensi unggulan daerah. Disamping itu program pemberdayaan ekonomi yang diberikan kepada wanita yang non-produktif, petani akhirnya dipekerjakan di Bangoan Collection Center Tulungagung. Permasalahan prioritas yang dihadapi masalah pengelolaan/manajemen sampah, Wilayah Tulungagung terkenal dengan kota industry terdapatbanyak sampah yang berserakan tentu berakibat fatal yaitu pencemaran lingkungan mengganggu kebersihan dan kesehatan warga sekitar. Selain itu perempuan usia non produktif dapat diberdayakan sebagai penopang ketahanan ekonomi keluarga memiliki peran ganda yang bisa menjalankan peranan rangkapnya, yaitu terhadap keluarga juga terhadap masyarakat. Proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah berjalan cukup baik. Para pekerja diajarkan untuk bisa mengolah sampah dari awal proses pemilah di Bangoan Collection Center adalah ketika botol yang masuk dalam keadaan kotor hingga terkontaminasi. Tahap Pelatihan Daur Ulang Sampah dalam meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat di Bangoan Collection Center Tulungagung Jawa Timur dilakukan dengan Penggunaan metode PLA dalam pelatihan ini terdiri dari soft skill dan hard skill. Soft skill merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu secara alami yang mencakup kecerdasan, baik emosional maupun sosial, komunikasi atau berinteraksi dengan individu lain, dan semacamnya. Hard skill sendiri lebih dekat kaitannya dengan kemampuan bekerja. Tahap Pendampingan Daur Ulang Sampah dalam meningkatkan Ketahanan Ekonomi Masyarakat dilakukan dengan pendamping menggunakan strategi pendekatan partisipatoris, guna lebih meyakinkan masyarakat tentang apa yang akan dilakukan sehingga bisa memunculkan potensi-potensi yang belum mereka sadari. Selain itu pendamping disini berposisi sebagai partnerships bagi masyarakat. Masyarakat sendiri sebagai subyek atau pelaku utama proses pemberdayaan ini
The Impact of Educational Attainment and Work Tenure on Employee Performance: A Managerial Perspective Soebiantoro, Soebiantoro; Haryanti, Nik
Journal of Educational Management Research Vol. 4 No. 5 (2025)
Publisher : Al-Qalam Institue

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61987/jemr.v4i5.1301

Abstract

This study investigates the influence of educational attainment and work tenure on employee performance within the public sector, specifically at the Sumbergempol District Office in Tulungagung, Indonesia. Employing a quantitative, non-experimental research design, data were collected through questionnaires distributed to all 36 employees, constituting a population study. Data analysis was conducted using multiple regression techniques to determine the relationship between the independent variables—education level and length of service—and employee performance. The results reveal a significant positive correlation: employees with higher educational qualifications and longer work experience tend to demonstrate superior performance. These findings highlight the critical role of human capital development in enhancing organizational effectiveness. From a managerial perspective, the study underscores the importance of strategic investment in employee education and long-term career development. Public institutions, in particular, can benefit from aligning HR practices with policies that promote continuous learning and retention of experienced personnel. Enhancing both educational qualifications and job experience is not only beneficial for individual growth but also vital for improving overall public service delivery.
Optimizing Institutional Identity: A Strategic Approach through Religious Culture in Higher Education Permanasari, Engelien Yusniar; Soebiantoro, Soebiantoro; Haryanti, Nik
JURNAL AL-TANZIM Vol 7, No 4 (2023)
Publisher : Nurul Jadid University, Probolinggo, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/al-tanzim.v7i4.6821

Abstract

This research aims to determine strategies for strengthening higher education identity through religious culture at UNISBA Blitar. This research uses a descriptive qualitative approach. The data was collected using purposive sampling through interviews, observation and documentation. After the data was obtained, the researcher analyzed the data by carrying out data condensation, display, and concluding. The research results show that the strategy to strengthen the identity of higher education at UNISBA Blitar is carried out by first requiring all students to take Islamic religious education courses and certification to instil Islamic values (the dimensions of creed) in students. Second, the policy is to take the Al-Qur'an Reading Test (TBQ) and tahsinul Qur'an guidance to improve students' reading and understanding of the Islamic holy book (shari'ah dimension). Third, the policy of dressing/dressing in sharia when on campus is to foster student politeness and neatness (moral dimension). Creating student religious culture uses a structural model (top-down). The fundamentals that must be upheld in strengthening religious culture in higher education are as follows: congregational prayer movement, Islamic dress movement, thaharah movement, exemplary movement, Islamic hospitality movement, and quality of life movement.
Strategi Pemerintah Daerah dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM): (Studi Empiris di Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Tulungagung) Soebiantoro, Soebiantoro; Engelien Yusniar Permanasari
EKONOMIKA45 :  Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi Bisnis, Kewirausahaan Vol. 13 No. 1 (2025): Desember : Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi Bisnis, Kewirausahaan
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas 45 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30640/ekonomika45.v13i1.5260

Abstract

This research holds significant urgency as Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) are key drivers of the local economy and play an important role in improving community welfare. The purpose of this study is to analyze the local government’s strategies in empowering MSMEs, to determine the effectiveness of the strategies implemented, and to identify the challenges and opportunities in MSME empowerment. This study employs a qualitative approach with a descriptive qualitative research design. Data were collected using purposive sampling through interviews, observations, and documentation. The data were then analyzed through data condensation, data display, and conclusion drawing. The results of the study show that the strategies of the Department of Cooperatives, Micro, Small, and Medium Enterprises of Tulungagung Regency in empowering the MSME sector are carried out through three main approaches: human resource empowerment strategies, supporting strategies, and institutional strategies. Human resource empowerment is implemented by fostering new entrepreneurs through entrepreneurship training. Supporting strategies are carried out by organizing MSME product exhibitions both online and offline as an effort to expand market reach. Meanwhile, institutional strategies are implemented through the formation of business groups, cooperative empowerment, and strengthening the capacity and quality of community enterprises. However, the implementation of these strategies faces several internal obstacles, including limited budgets that prevent regular training, low competence and professionalism of human resources, and a conservative mindset among the community that hinders innovation. In addition, the lack of public support and appreciation for local products also contributes to the slow development of the MSME sector in Tulungagung Regency.