Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Alat Kontrol Temperatur Menggunakan Panel Surya untuk Mengurangi Tingkat Kematian pada Pembenihan Ikan Lele di Kabupaten Kediri Eko Yohanes Setyawan; Yusuf Ismail Nakhoda; Basuki Widodo; Choirul Soleh
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 4 No 3 (2019)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.804 KB) | DOI: 10.30653/002.201943.159

Abstract

TEMPERATURE CONTROL DEVICES USING SOLAR PANELS TO REDUCE MORTALITY RATES IN CATFISH HATCHERIES IN KEDIRI REGENCY. Pelemahan District, Kediri Regency is one of the centers of catfish breeding that is visited by many industry players in the field of catfish enlargement for consumption. This nursery has been done for a long time in this region because of the good geographical and topographic conditions for catfish hatchery, so many entrepreneurs’ enlargement catfish for the consumption of buying catfish seeds in Kediri Regency. From the results of a survey of the Malang National Institute of Technology’s dedicated team for Pelemahan Subdistrict, there were several problems with the catfish breeding business, namely poor environmental conditions so that the number of dead fish caused by temperature changes caused the fish to become stressed. Water quality is a factor that must be cleaned because it is contaminated with catfish food and catfish feces. So that water circulation needs to be done, so a tool is made that can reduce the temperature of the water in the pool between 28-30 °C. The workings of the tool first measure the temperature of the water in the pond when the high temperature of the water pump will automatically turn on, until the temperature drops and to maintain clean water in the pool the water pump automatically turns on every three hours. Because the place of catfish is maintained which is sometimes far from home and to facilitate the maintenance of catfish, this tool is made easy to move, and using solar energy that is easily available. From the results of observing using a temperature controller in the pool can reduce the death rate due to stress and lack of oxygen.
PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI TAMAN SINAU MASYARAKAT DI RW. 09 KELURAHAN MERJOSARI-KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Suryo Tri Harjanto; Yusuf Ismail Nakhoda; Budi Fathony
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 2 No 02 (2018): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.761 KB) | DOI: 10.36040/pawon.v2i02.260

Abstract

Keberadaan Ruang Terbuka Hijau sangat penting bagi kehidupan, disamping bermanfaat bagi pengendalian keseimbangan alam, menurut Permendagri Nomor 1 Tahun 2007 Ruang Terbuka Hijau juga sebagai sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa, dan manula. Dari aspek struktur kota, Ruang Terbuka Hijau dapat berupa Ruang Terbuka Privat dan Ruang Terbuka Publik, sedangkan Ruang Terbuka Publik berupa Taman Lingkungan Tingkat Kecamatan; Taman Lingkungan Tingkat Kelurahan; Taman Lingkungan Tingkat RW, Taman Lingkungan Tingkat RT. RW. 09 Kelurahan Merjosari memiliki bebrapa Ruang Terbuka yang menyebar dibeberapa RT, dengan berbagai bentuk, luasan dan karakteristik lahan. RW. 09 secara social budaya memiliki berbagai ragam kegiatan yang dilakukan secara rutin, mulai dari kegiatan pendidikan, olahraga, seni kegiatan kemasyarakatan lainnya. Pemanfaatan Ruang Terbuka sebagai taman sinaua masyarakat adalah upaya mempertemukan antara berbagai ragam kegiatan yang dilakukan oleh berbagai ragam usia dan wadah yang menanpung kegiatan tersebut dengan memanfaatkan ruang-ruang terbuka tanpa meninggalkan aturan dan syarat yang berlaku, sehingga tercipta ruang-ruang public sebagai wadah ekspresi, interaksi sehingga akan terjadi pula kegiatan pembelajaran. Dalam proses perencanaan dan perancangan Taman Sinau ini pendekatan yang dilakukan menitikberatkan pada peran masyarakat sebagai subyek, baik mulai dari identifikasi permasalahan dan usulan perencanaan. Dari proses tersebut di atas dihasilkan usulan rancangan yang berbasis masyarakat.
Analisis Setting Ground Fault Relay (GFR) Terhadap Sistem Pentanahan Netral Transformator Menggunakan Metode Neutral Grounding Resistor (NGR) pada Penyulang PLN Rayon Kuala Pembuang Kalimantan Tengah Mochamad Dwi Kuncahyo; Yusuf Ismail Nakhoda; Ni Putu Agustini
Magnetika: Jurnal Mahasiswa Teknik Elektro Vol 1 No 1 (2017): Magnetika: Jurnal Mahasiswa Teknik Elektro
Publisher : Magnetika: Jurnal Mahasiswa Teknik Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terdapat banyak sekali gangguan pada jaringan distribusi seperti hubung singkat 3 fasa ke tanah, satu fasa ke tanah, hubung singkat dua fasa dan hubung singkat dua fasa ke tanah. Salah satunya yang sering terjadi pada sistem 20 kV Rayon Kuala Pembuang yaitu hubung singkat 1 fasa ke tanah. Sistem pengamanan yang digunakan untuk mengisolasi gangguan yaitu penggunaan rele Ground Fault Relay (GFR) dimana GFR tidak dapat bekerja jika tidak ada sistem pentanahan netralnya. Penggunaan pentanahan netral solid dan Neutral Grounding Ressistor (NGR) digunakan dalam penelitian ini guna mengetahui setting rele yang tepat ketika terjadi gangguan 1 fasa ke tanah serta melakukan perbandingan antara sistem pentanahan netral yang digunakan dalam setting rele GFR. Hasil analisa hubung singkat dengan pentanahan solid diketahui arus gangguan maksimum sebesar 0,694 kA, sedangkan dengan pentanahan NGR diketahui arus gangguan maksimum sebesar 0,510 kA. Setting waktu kerja rele yang didapat dari sistem pentanahan solid yaitu 0,4 s pada KLP 1 dan 0,29 s pada KLP 2. Setting waktu kerja rele yang didapat dari sistem pentanahan NGR yaitu 0,29 s pada KLP 1 dan 0,302 s pada KLP 2. Dalam hal ini penggunaan NGR lebih efektif sebagai pentanahan netral karena bisa mereduksi besar arus hubung singkat yang terjadi sehingga tidak membahayakan peralatan dan manusia di sekitar.