Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PERAN ASOSIASI Synechococcus sp. TERHADAP PROTEIN DAN PRODUKSI BIJI TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI DOSIS BOKASHI Abadi Darma Setia; Raden Soedradjad; Anang Syamsunihar
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 1 No 1 (2013): AGUSTUS
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.529 KB)

Abstract

[ENGLSIH]Seed of soybean is known contained proteins that are good to consume. Soybean is able to live in mutualistic symbiosis with Rhizobium bacteria and non-symbiotic association with photosynthetic bacteria of Synechococcus sp. This bacteria can be a biofertilizer for plants even in unfavorable environmental conditions these bacteria can still contribute nutrients N from N2 fixation in the air. The conducted research aims to study substance of seed protein, and also the plant productions (Glycine max. L. Merill) which is associated with Synechococcus sp. strain Situbondo in various dosages of bokashi. To address this aim, a research was conducted at the Agrotechnopark field Jember University. The research was based on Split-split plot design with two factors, those are bacterium innoculation, and Bokashi rates. The Standard Error of Mean (SEM) was used as different mean test among treatments. The results of this research show that: (1) association of Synechococcus sp. in soybean plant tend to increase seed weight per plant by 34,61% and seed protein by 1,9% only in 0 kg/ha dosages of bokashi, however the effect of Synechococcus sp. was linier with the increasing dosages of bokashi. (2) Dosages of bokashi tend to increase seed protein content and seed weight per plant. Keywords: Glycine; Synechococcus sp.; Bokashi [INDONESIAN] Biji kedelai diketahui memiliki kandungan protein yang baik untuk dikonsumsi. Tanaman kedelai dapat bersimbiosis mutualisme dengan bakteri Rhizobium dan non simbiotik dengan bakteri fotosintetik Synechococcus sp. Bakteri ini dapat menjadi biofertilizer bagi tanaman bahkan dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bakteri ini masih dapat menyumbang unsur hara N dari hasil fiksasi N2 di udara. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kandungan protein biji serta produksi tanaman kedelai yang berasosiasi dengan bakteri fotosintetik Synechococcus sp. Strain situbondo pada berbagai dosis bokasi. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Agrotechnopark Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan Split Plot dengan dua faktor yaitu faktor bakteri dan faktor bokashi. Nilai rerata masing-masing perlakuan setiap parameter dibandingkan dengan nilai SEM (Standard error of the mean). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Asosiasi Synechococcus sp. pada tanaman kedelai (Glicine max L. Merrill) cenderung meningkatkan berat biji per-tanaman sebesar 34,61% dan protein biji sebesar 1,9% hanya pada dosis 0 kg/ha bokashi, namun pengaruh Synechococcus sp. tidak nyata seiring dengan meningkatnya dosis bokashi. (2) Dosis bokashi cenderung meningkatkan kandungan protein biji serta berat biji per-tanaman. Kata Kunci: Kedelai; Synechococcus sp.; Bokashi   How to citate: Setia AD, R Soedradjad, A Syamsunihar. 2013. Peran asosiasi Synechococcus sp. terhadap protein dan produksi biji tanaman kedelai pada berbagai dosis bokashi . Berkala Ilmiah Pertanian 1(1): 4-6.
TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM SUMBU PADA PRODUKSI SELADA LOLLO ROSSA (Lactuca sativa L.) DENGAN PENAMBAHAN CaCl2 SEBAGAI NUTRISI HIDROPONIK Siti Kamalia; Parawita Dewanti; Raden Soedradjad
JURNAL AGROTEKNOLOGI Vol 11 No 01 (2017)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.076 KB) | DOI: 10.19184/j-agt.v11i1.5451

Abstract

Calcium in one of the important minerals that are needed by human body as much as 1200 mg calciums/ day/ person. Every day humans consume calcium as much as 254 mg/ day/ person and it causes people suffering ostheoporosis and other growth disorders. Therefore human needs to consume the source of calcium, one of them is vegetables. Vegetables in one of the source of calcium that is cheap, obtainable and consumable. Lettuce (Lactuca sativa L.) is one of the vegetable with high caclsium but development of lettuce cultivation is still limited.. The efford to increase the quantity and quality of lettuce production can be done with hydroponics technology. Hydroponics technology enables efficient lettuce cultivation. The innovation adding of CaCl2 concentration in hydroponic nutrients is expected to increase the lettuce production. The purpose of this research was to determine the concentration of CaCl2 on the hydroponic nutrients of wick system on the production of Lollo Rossa lettuce (Lactuca sativa L.). The research was conducted at the Green House, Faculty of Agriculture, University of Jember, started in August to Noverber 2016. The research used Completely Randomized Design (CRD) with single factor, which was concentration of CaCl2 on the hydroponic nutrients (C) and it be combined with Lollo Rossa varieties of lettuce (Lactuca sativa L.) (S) with three replications. The best concentration of CaCl2 for Lollo Rossa production was 650 ppm. Keywords: Lettuce, hydroponic, calcium, CaCl2
Pengaruh Penambahan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Benih Tembakau Cerutu Besuki (Nicotiana tobacum L.) Oria Alit Farisi; Raden Soedradjad
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 12, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v12n2.2020.55-66

Abstract

Penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) secara tepat dengan dosis yang sesuai maka dapat menunjang pertumbuhan tanaman tembakau sehingga memberikan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Bibit tembakau yang berkualitas baik, media pesemaian merupakan faktor yang penting. Media tanam merupakan tempat berkembangnya akar dan hampir semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap melalui akar. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian ZPT dan berbagai komposisi media tanam pada benih tembakau dengan lama simpan terhadap pertumbuhan bibit tembakau cerutu besuki. Penelitian ini smenggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) faktorial terdiri dari 3 faktor. Faktor pertama lama simpan yaitu Benih disimpan dalam 13 tahun (B1), Benih disimpan dalam 8 tahun (B2), Benih disimpan dalam 3 tahun (B3). Faktor kedua yaitu pencampuran IAA, BAP, dan GA3 dengan konsentrasi 100 ppm (N1), 200 ppm (N2), 300 ppm (N3). Faktor ketiga yaitu tiga komposisi media yaitu tanah (control), tanah + kompos kambing, tanah + kompos ayam. Terdapat interaksi kombinasi antara perlakuan lama simpan benih tembakau, yang terbaik dalam merespon perlakuan aplikasi pada penelitian yaitu pada benih simpan 8 tahun. Kombinasi perlakuan yang paling baik adalah media tanam dengan campuran tanah+kotoran ayam yaitu 6,0 cm, sedangkan pada dosis ZPT tertinggi yaitu 200 ppm. Pemberian ZPT dengan dosis yang lebih sedikit atau melebihi kebutuhan bibit maka dapat menurunkan luas daun. Aplikasi penambahan media tanam tanah+kotoran ayam pada pembibitan tembakau dengan dosis ZPT 200 ppm meningkatkan hasil rata-rata tertinggi sekitar 0,85 cm, dibanding dengaan perlakuan kontrol (tanah).Effect of Addition of Growth Regulatory Substances (ZPT) and Planting Media on Changes in Besuki Cigar Tobacco Seeds (Nicotiana tobacum L.) ABSTRACTThe addition of plant growth regulators (PGR) with appropriate dosages can support optimal growth of tobacco plants. Growing media is a place for root development and almost all nutrients needed by plants are absorbed through the roots. This study aims to evaluate the aplication of PGR and various composition of the planting medium to the growth of besuki tobacco seeds. This research was used a factorial completely randomized design (RAL) consisting of two factors. The first factor was the composite of IAA, BAP, and GA3 with concentrations of 100 ppm (Z1), 200 ppm (Z2), 300 ppm (Z3). The second factor was three media compositions, namely soil (control), soil + goat compost, soil + chicken compost. A total of 1 gram of tobacco seed was sown in a germination tank. All treatments were repeated 3 times. Observations were made once a week until the age of 45 days after planting. The parameters observed included plant height (cm), stem diameter (cm), number of leaves, root length (cm), root volume (mL), leaf area (cm2) and parameters of chemical compounds observed i.e protein content (mg / g) , chlorophyll levels (mg / L), and nicotine levels (%) in leaves. The results showed that the aplication of soil growing media with chicken compost and 200 ppm PGR was the optimal treatment to obtain good tobacco growing seeds.
RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG TERHADAP APLIKASI BIOCHAR PADA LAHAN KERING DENGAN DUA SISTEM IRIGASI Raden Soedradjad; Sigit Soeparjono
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/hijau.v7i1.2242

Abstract

Indonesia memiliki lahan kering seluas 144,47 juta hektar dan 76% diantaranya berada di dataran rendah (< 700 mdpl), serta berpotensi untuk ditanami tanaman pangan. Pengembangan lahan kering dapat dilakukan melalui penerapan rekayasa biologi tanah dan pengelolaan air untuk mendukung keberlanjutan agroekosistem. Biochar dalam tanah akan menyediakan tempat hidup dan sumber energi bagi mikroorganisme. Sedangkan air berperan dalam pemenuhan kebutuhan mikroorganisme dan tumbuhan. Percobaan dilakukan di Desa Kandang, Kecamatan Kapongan, Situbondo pada musim kemarau 2020. Perlakuan aplikasi biochar terdiri atas 1.000 kg Biochar per hektar dan (200 kg biochar + 800 kg biochar kompos) per hektar; sedangkan sistem irigasi terdiri atas irigasi permukaan dan sprinkler. Tanaman Jagung ditanam secara zig-zag dengan jarak tanam 25x12,5x75 cm dan dalam satu lubang diisi satu biji. Variabel percobaan yang diamati meliputi laju pertumbuhan relatif (g/hari), kadar klorofil daun (µmol/m2), tinggi tanaman (cm), dan berat kering tanaman (g). Efek menguntungkan dari aplikasi Biochar dalam kondisi air terbatas adalah meningkatnya Water Holding Capacity (WHC) dan aktivitas mikroorganisme. Dengan demikian, tanaman Jagung akan mampu menyerap air dan nutrisi secara optimal dan tanaman Jagung tumbuh lebih baik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa aplikasi Biochar dan sistem irigasi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Tanaman Jagung di Lahan Kering. Kata kunci: biochar, kompos, jagung, irigasi.
KANDUNGAN FENOLIK DAN FLAVONOID BIJI TANAMAN KEDELAI YANG BERASOSIASI DENGAN Synechococcus sp. DAN DIPUPUK ORGANIK Raden Soedradjad; Anang Syam Sunihar
AGRITROP Vol 12, No 1 (2014): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v12i1.695

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk organik terhadap kadungan fenolik dan flavonoid biji tanaman kedelai yang diasosiasikan dengan Synechococcus sp. Penelitian dirancang secara acak kelompok yang terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk organik yang terdiri atas 0; 200; 400 dan 800 kg/ha. Faktor kedua adalah inokulasi bakteri yang terdiri atas tidak diinokulasi dan diinokulasi Synechococcu ssp. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak lima kali. Parameter utama yang diamati  adalah kadar total fenolik (mg GAE/100 mg) dengan metode Folin-Ciacalteu (Nantitanon, et.al., 2010) dan kadar flavonoid (mg/g GAE). Nilai rerata masing-masing kombinasi perlakuan dibedakan berdasarkan nilai simpangan baku rata-rata nyataatau SEM (Standard Errror Means). Hasil penelitian menunjukkan bahwain okulasi Synechococcus sp. pada tanaman kedelai dapat meningkatkan kadar total fenolik rata-rata sebesar 78% dan kadar flavonoid sebesar 75%; seiring dengan bertambahnya dosis pupuk organik yang diaplikasikan kedalam media.Kata Kunci : Fenolik, flavonoid, kedelai, pupuk organik, Synechococcus sp.
RESPONS PRODUKSI SORGUM TERHADAP PUPUK NITROGEN PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN KEDELAI [RESPONS OF FERTILIZER NITROGEN ON PRODUCTION OF IN SORGHUM-SOYBEAN INTERCROPPING] Raden Soedradjad; Ahmad Zulkifli; Rahmat Kurniawan
AGRITROP Vol 12, No 2 (2014): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v12i2.714

Abstract

Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk nitrogen terhadap produksi tanaman sorgum pada pola tanam tumpangsari dengan tanaman kedelai.Percobaan dirancang dengan pola petak terbagi (split plot design). Petak utama adalah pola tanam yang terdiri dari monokultur sorgum dan tumpangsari sorgum-kedelai.Anak petak adalah dosis pupuk urea yang terdiri atas0; 62,5; 125 dan 187,7 kg urea/ha (atau 0, 25%, 50% dan 75% dari250  urea  kg/ha)  yang  diaplikasikan  pada  umur  sorgum  8  HST.  Parameter  utama  yang  diamati  adalah  laju pertumbuhan tanaman sorgum (g/hari), bintil akar aktif (%) tanaman kedelai yang diamati saat kedelai berumur 40HST, nisbah kesetaraan lahan, dan prakiraan produksi sorgum (t/ha). Nilai rerata perlakuan dibedakan berdasarkan nilai simpangan baku rata-rata nyata atau SEM (Standard Errror Means). Hasil percobaan menunjukkan bahwa pola tanam tumpangsari sorgum-kedelai mampu meningkatkan produksi tanaman sorgum sampai 60% seiring dengan meningkatnya dosis pupuk urea dengan dosis maksimum 75% dari dosis rekomendasi. Kata Kunci : kedelai, sorgum, tumpangsari, urea.
PERANAN Synechococcus sp. SEBAGAI BIOFERTILIZER UNTUK MENINGKATKAN KADAR PROTEIN BIJI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merill) R Soedradjad
AGRITROP Vol 11, No 1 (2013): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v11i1.639

Abstract

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan protein biji kedelai melalui foliar biofertilizer yang aman terhadap lingkungan dan murah harganya, sehingga dapat digunakan untuk usaha pemenuhan protein masyarakat, terutama masyarakat miskin yang masih berjumlah 30.018.930 jiwa. Biji kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati bagi masyarakat Indonesia karena kandungan proteinnya tinggi (sekitar 30,90 g protein per 100 g biji kedelai) dan tidak mengandung kolesterol. Berbeda dengan sumber protein hewani, misalnya daging ayam yang mengandung protein (26%) sekaligus kolesterol sebesar 12,8% (Johnson, et.al., 2008); selain itu harga protein nabati relatif lebih murah daripada protein hewani. Sumber protein nabati masih perlu disosialisasikan secara terus menerus, karena masyarakat Indonesia telah terpola untuk mengkonsumsi karbohidrat lebih banyak daripada konsumsi protein. Hal ini dikarenakan sumber karbohidrat, seperti beras dan umbi, harganya lebih terjangkau dan lebih mengenyangkan lambung manusia daripada sumber protein nabati, seperti kedelai. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Synechococcus sp sebagai foliar biofertilizer dapat meningkatkan kandungan protein biji kedelai sebesar 6,35 persen dan dapat digunakan sebagai sumber protein masyarakat.Kata Kunci : Pupuk hayati, protein, kedelai, dan Synechococcus.
PENGARUH PUPUK ORGANIK DAN TEKNIK BUDIDAYA TERHADAP PRODUKSI PADI DAN IKAN PADA SISTEM MINA PADI Elmy Mahmudiyah; Raden Soedradjad
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1552

Abstract

Jajar legowo merupakan teknik budidaya yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam. Penggunaan teknik budidaya jajar legowo cocok dikombinasikan dengan sistem mina padi. Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan disekeliling tanaman padi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk organik dan teknik budidaya terhadap produksi padi dan ikan pada sistem mina padi. Penelitian dilaksanakan di Desa Dahanrejo Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik pada bulan 05 Mei sampai dengan 20 September 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (split plot design) dengan rancangan dasar RAK. Sebagai petak utama (main plot) adalah teknik budidaya terdiri dari 3 taraf yaitu teknik budidaya konvensional (V1), teknik budiaya jajar legowo 2:1 (V2) dan teknik budidaya jajar legowo 3:1 (V3). Sebagai anak petak (sub plot) adalah dosis pupuk organik yang terdiri dari 3 taraf yaitu dosis pupuk organik 0 ton/ha (P0), 10 ton/ha (P1), 15 ton/ha (P2), dan 20 ton/ha (P3). Data penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam dan apabila terdapat hasil yang berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan (1) Hubungan antara teknik budidaya konvensional atau jajar legowo dengan dosis pupuk organik tidak berpengaruh terhadap produksi padi dan ikan pada sistem mina padi. (2) Dosis pupuk organik 20 ton/ha berpengaruh terhadap produktivitas padi sebanyak 6,88 ton/ha. (3) Teknik budidaya tidak berpengaruh terhadap produksi padi dan ikan pada sistem mina padi.
KARAKTER FISIOLOGIS DAN PRODUKSI PADI RATUN YANG DI APLIKASI Synechococcus sp. DAN PUPUK ORGANIK Risky Faizal; Raden Soedradjad; Sigit Soeparjono
AGRITROP Vol 15, No 2 (2017): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v15i2.1171

Abstract

Produksi beras dalam negeri dari tahun ke tahun terus meningkat, walaupun mempunyai kecenderungan laju pertumbuhan yang melandai. Namun pertumbuhan penduduk Indonesia melaju dengan cepat, yakni 1,49 % per tahun pada periode tahun 1990-2000. Konsumsi domestik beras Indonesia akan terus meningkat walaupun per kapitanya menunjukkan penurunan. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat meningkatkan produksi padi. Teknologi yang dapat menjadi pendukung budidaya padi adalah sistem ratun dengan keunggulan menurut Purwoko dan Susilowati (2012) yaitu lebih hemat pemenuhan modal faktor produksi, lebih cepat panen dan bersifat ramah lingkungan. Penelitian ini menggunakan budidaya padi sistem ratun yang menerapkan faktor aplikasi bakteri Synechococcus sp. dan pupuk organik. Penggunaan bakteri Synechococcus sp.bertujuan untuk menekan terjadinya kelemahan budidaya padi sistem ratun yaitu produksi yang menurun. Aplikasi pupuk organik bertujuan untuk mewujudkan produk beras organik yang sehat dan menyesuaikan dengan lahan budidaya penelitian sebagai Lahan Sawah Pertanian Organik Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan bakteri Synechococcus sp dan dosis pupuk organik 8 kg/petak mampu meningkatkan variabel-variabel karakteristik fisiologis dan produksi padi ratun.
PENGARUH APLIKASI PUPUK ORGANIK dan SILIKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI MERAH Muhammad Agus Susanto; Raden Soedradjad
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: VOL. 1 NO. 2 (2019)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v1i2.183

Abstract

Tingginya tingkat konsumsi cabai merah besar harus di imbangi dengan produksi agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi cabai merah di Indonesia. Tingkat konsumsi cabai merah besar didalam outlook komoditas tanaman pangan dan hortikultura pada tahun 2017 masih belum terpenuhi sebesar 183.833 ton. Kendala yang di hadapi yaitu tingkat kesuburan tanah yang rendah. Kondisi bahan organik dan silika hasil analisis tanah yang digunakan budidaya tanaman cabai menunjukkan tingkat C-Organik tanah dengan nilai 1,78 % dan silika tersedia 430,6 (SiO2 mg/kg) kedua hara termasuk kedalam harkat rendah berdasarkan panduan analisis tanah 2009. Perlakuan yang dapat dilakukan dengan memberikan pupuk organik dan pupuk silika pada media tanam cabai merah besar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan menggunakan 3 ulangan dengan faktor pertama pupuk organik (P) terdiri dari 4 taraf dengan dosis pupuk organik 0g, 62,5g, 125g dan 250g. Faktor kedua pemeberian pupuk silika (S) terdiri dari 4 taraf 0g, 0,85g, 1,69g dan 2,59g. Hasil aplikasi pupuk organik dan pupuk silika terdapat pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah. Hasil dapat dilihat pada variabel pengamatan laju pertumbuhan, biomasa, presentase bunga, jumlah buah, dan berat total buah. Perlakuan Terbaik terdapat pada kombinasi Organik 250g dengan Silika 0,85g.