Soemarko Soemarko
Laboratorium Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya-RSSA Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kombinasi Ekstrak Batang Talikuning dan Artemisin sebagai Obat Antimalaria terhadap Plasmodium berghei Muti'ah, Roihatul; Enggar F, Loeki; Winarsih, Sri; Soemarko, Soemarko; Simamora, Dorta
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.931 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2010.026.01.6

Abstract

ABSTRAKMalaria, penyakit menular dengan tingkat kematian yang tinggi sekarang menghadapi penurunan kemanjuran obat obat pilihan pertama yaitu kombinasi artemisin dan amodiaquine. Talikuning (Anamirta cocculus), adalah jamu tradisional yang secara empiris digunakan sebagai antimalaria di Papua telah disarankan untuk meningkatkan efektivitas kombinasi obat antimalaria. Talikuning batang dan akar mengandung alkaloid kuartener yang dianggap memiliki aktivitas fisiologis sebagai antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk memahami efek antimalaria dari ekstrak batang talikuning dan kombinasinya dengan artemisin pada derajat parasitemia mencit terinfeksi Plasmodium berghei. Peritoneal tikus yang terinfeksi dengan Plasmodium berghei ANKA 106 dan dibagi menjadi 11 kelompok perlakuan, kontrol negatif, kontrol positif; artemisin dosis 0,04 mg / g BB; talikuning dosis: 0,001 mg / g BB; 0,01 mg / g BB; 0, 1 mg / g BB, dan 1 mg / g BB. Dan kombinasi artemisin talikuning dosis: 0,001 mg / g BB; 0,01 mg / g BB, 0,1 mg / g BB; and1 mg / g BB. Pengobatan dimulai pada hari 0 di mana derajat parasitemia mencapai 5-15% dan dilanjutkan selama 7 hari, observasi parasitemia dilakukan pada hari 3, 5 dan 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak talikuning induk  bisa menghambat pertumbuhan Plasmodium berghei secara signifikan (p <0,05) terhadap kontrol dengan ED50 dari 0,043 mg / g BB tikus yang setara dengan 4,7 mg / kg BB manusia. Namun demikian, kombinasi dosis-talikuning artemisin tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan pengobatan monoterapi artemisin (p> 0,05) baik pada hari 3, 5 dan 7 hari pasca terapi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kombinasi-talikuning artemisin tidak berbeda dari penyediaan artemisin monoterapi.Kata Kunci : Antimalaria,  artemisin, derajat parasitemia, Plasmodium berghei, talikuning
Efek Kombinasi Ekstrak Anamirta cocculus dan Artemisin terhadap Penurunan Jumlah Sel Apoptosis Jaringan Paru Mencit Malaria Fitri, Loeki Enggar; Syamsuri, Dara Dasawulansari; Simamora, Dorta; Soemarko, Soemarko; Mintaroem, Karyono
Majalah Kedokteran Bandung Vol 45, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1715.153 KB)

Abstract

Plasmodium dalam eritrosit akan menginduksi respons imun, berupa produksi radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru. Kombinasi ekstrak Anamirta cocculus dan artemisin diharapkan dapat mencegah komplikasi akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh sel imun maupun artemisin. Studi eksperimental dengan metode post test control group design only dilakukan di Laboratorium Parasitologi dan Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya periode Juni–Oktober 2010 untuk membuktikan efek pemberian kombinasi ekstrak A. cocculus dan artemisin terhadap jumlah sel apoptosis jaringan paru mencit galur Balb/C yang diinfeksi Plasmodium berghei. Mencit dibagi dalam 6 kelompok, kelompok 1 terdiri atas 9 ekor mencit normal, kelompok 2 mencit yang diinfeksi P. berghei tanpa terapi, kelompok 3 mencit yang diinfeksi P. berghei dan diterapi artemisin dosis 0,04 mg/gBB, serta 3 kelompok perlakuan mencit diinfeksi P. berghei dan diterapi kombinasi artemisin 0,04 mg/gBB dengan ekstrak A. cocculus 0,01 mg/gBB; 0,1 mg/gBB; dan 1 mg/gBB. Sel apoptosis dihitung dari ekspresi caspase-3 pada pewarnaan imunohistokimia. Pemberian ekstrak A. cocculus dosis 0,01 mg/gBB; 0,1 mg/gBB; dan 1 mg/gBB serta artemisin selama 3 hari menurunkan jumlah sel apoptosis secara signifikan dibandingkan dengan kelompok artemisin monoterapi (p=0,00; 0,026; 0,000). Hubungan lama terapi dengan ekspresi caspase-3 menunjukkan pada kelompok terapi kombinasi ekstrak A. cocculus 0,01 mg/gBB dan artemisin 0,04 mg/gBB memiliki korelasi positif yang signifikan (p=0,013). Simpulan, terapi jangka pendek kombinasi ekstrak A. cocculus dan artemisin mempunyai efek yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian artemisin monoterapi dalam hal penurunan jumlah sel apoptosis jaringan paru. [MKB. 2013;45(2):69–77]Kata kunci: Anamirta cocculus, apoptosis sel paru, artemisin,caspase-3, malariaThe Effect of Anamirta cocculus Extract and Artemisin Combination in Decreasing Number of Apoptotic Lung Cells of Malaria Infected MiceThe presence of Plasmodium in erythrocytes will induce immune responses, including the production of free radicals which can lead to lung tissue cells damage. Combination therapy of Anamirta cocculus extract and artemisin is expected to prevent complications caused by free radicals produced by immune cells and artemisin. This experimental study which using post test control group design only was done in Laboratory of Parasitology and Biomedic Faculty of Medicine, Brawijaya University on June–October 2010 to prove the effect of combination therapy of A. cocculus extract and artemisin towards the number of apoptotic lung tissue cells of Balb/C mice infected by Plasmodium berghei. Mice were divided into 6 groups, the first normal Balb/C mice, the second mice infected by P. berghei without treatment, the third mice infected by P. berghei and treated with artemisin 0.04 mg/g BW, and 3 combination contains mice infected by P. berghei and treated with a combination of artemisin 0.04 mg/ gBW and A.cocculus extract 0.01 mg/gBW, 0.1 mg/gBW, 1 mg/ gBW respectively. The apoptotic cells of lung tissue were counted from the expression of caspase-3 in immunohistochemical staining. In day 3 combination A. cocculus extract dose 0.01 mg/gBW, 0.1 mg/gBW, 1 mg/ gBW and artemisin reduced the number of apoptotic cells significantly compared to the artemisin monotherapy (p=0.00, 0.026, 0.000). There was a positive corelation between the length of treatment and the expression of caspase-3 (p=0.013) on group that treated with combination of A. cocculus extract 0.01 mg/gBW and artemisin 0,04 mg/gBB. In conclusion, the short treatment of combination A. cocculus extract and artemisin has a better effect than artemisin monotherapy in decreasing number of apoptotic lung tissue cells. [MKB. 2013;45(2):69–77]Key words: Anamirta cocculus, artemisinin, caspase 3, lung apoptotic cell, malaria DOI: http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v45n2.91