Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

UJI TOKSISITAS EKSTRAK AKUADES (SUHU KAMAR) DAN AKUADES PANAS (70 oC) DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina Leach Anwar, Syaiful; Yulianti, Eny; Hakim, Abdul; Fasya, Ahmad Ghanaim; Fauziyah, Begum; Muti'ah, Roihatul
ALCHEMY ALCHEMY (Vol.3, No.1
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology UIN Maulana Malik Ibrahim Malan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.628 KB) | DOI: 10.18860/al.v0i0.2900

Abstract

Kelor (Moringa oleifera Lamk.) adalah tanaman yang kaya nutrisi. Kandungan nutrisi tersebar pada seluruh bagian tanaman kelor, mulai dari daun, kulit batang, bunga, buah (polong), sampai akarnya. Kelor (Moringa oleifera Lamk.) mempunyai banyak manfaat, misalnya digunakan sebagai koagulan, nutrisi, vitamin, dan sebagai obat. Selama ini kelor di Indonesia hanya digunakan sebagai tanaman pagar dan sayuran  dan masih jarang ada penelitian tentang bioaktivitas daun kelor dan pemanfaatannya  sebagai antikanker. Penelitian ini mempelajari toksisitas ekstrak akuades (suhu kamar) dan akuades panas (70 oC) daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) terhadap larva udang Artemia salina Leach dengan menggunakan metode BSLT. Pemilihan pelarut akuades sangat menguntungkan karena ekonomis dan mudah diperoleh, sehingga mudah diaplikasikan oleh masyarakat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akuades (suhu kamar) dan akuades panas (70 oC) daun kelor memiliki tingkat toksisitas terhadap Artemia salina Leach yang ditunjukkan dengan nilai LC50 kurang dari 1000 ppm. Ekstrak akuades panas (70 oC) memiliki toksisitas lebih baik dari pada ekstrak akuades (suhu kamar) karena dihasilkan nilai LC50 berturut-turut 163,979 ppm dan 265,977 ppm. Kandungan golongan senyawa pada ekstrak akuades panas (70 oC) adalah alkaloid, flavonoid, tanin dan triterpenoid. Berdasarkan hasil tersebut bahwa daun kelor mempunyai potensi sebagai tanaman sediaan herbal yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai antibakteri dan antikanker.
UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Sukmawati, Datin An Nisa; Hayati, Elok Kamilah; Muti'ah, Roihatul
ALCHEMY ALCHEMY (Vol.3, No.2
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology UIN Maulana Malik Ibrahim Malan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.563 KB) | DOI: 10.18860/al.v0i1.2918

Abstract

Tanaman Kesembukan (Paederia foetida L.) merupakan salah satu tanaman dari suku Rubiaceae (kopi-kopian) yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat sariawan, obat demam, sesak nafas, obat tekanan darah tinggi, rematik dan herpes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat toksisitas masing-masing ekstrak tanaman Kesembukan terhadap larva udang Artemia salina L. dan untuk mengetahui kandungan senyawa yang terkandung dalam masing-masing ekstrak tanaman kesembukan.Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi sampel menggunakan pelarut etanol, kloroform dan n-heksana. Ekstrak pekat yang diperoleh digunakan untuk uji toksisitas terhadap larva udang Artemia salina L. dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (Meyer, et al., 1982) dan untuk uji fitokimia dengan reagen. Senyawa dari hasil uji fitokimia diidentifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis dengan beberapa eluen untuk mengetahui eluen yang terbaik. Data kematian larva udang Artemia salina L. dianalisis dengan analisis probit untuk mengetahui nilai LC50 pada masing-masing ekstrak.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing ekstrak tanaman Kesembukan (Paederia foetida L.) memiliki tingkat toksisitas terhadap larva udang Artemia salina L.yang ditunjukkan dengan nilai LC50 kurang dari 1000 ppm. Nilai LC50 masing-masing ekstrak etanol, kloroform dan n-heksana adalah 226,787; 482,014; dan 146,181 ppm. Kandungan senyawa hasil uji fitokimia menggunakan reagen untuk masing-masing ekstrak tanaman Kesembukan adalah golongan senyawa steroid. Eluen terbaik untuk pemisahan senyawa pada ekstrak etanol adalah n-heksana : etil asetat (8:2) dengan nilai Rf= 0,22 dan 0,48. Pada ekstrak kloroform adalah n-heksana : etil asetat (7:3) dengan nilai Rf= 0,32; 0,45; 0,59; 0,63; 0,82; 0,85; 0,87 dan 0,94. Pada ekstrak n-heksana adalah n-heksana : etil asetat (8:2) dengan nilai Rf= 0,12; 0,38 dan 0,41.
IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA DAN UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL 95 % DAUN, KULIT BATANG DAN AKAR PULAI (Alstonia scholaris (L.) R. Br.) TERHADAP MENCIT BALB/C Ismiyah, Fadhilatul; Fauziyah, Begum; Fasya, Ahmad Ghanaim; Muti'ah, Roihatul
ALCHEMY ALCHEMY (Vol.3, No.1
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology UIN Maulana Malik Ibrahim Malan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.625 KB) | DOI: 10.18860/al.v0i0.2894

Abstract

Pemakaian obat tradisional yang berasal dari bahan aktif beberapa macam tumbuhan lebih dipilih oleh masyarakat dalam mengobati beberapa macam penyakit. Salah satu tumbuhan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat adalah tumbuhan Pulai (Alstonia scholaris (L.) Br.). Penelitian ini dilakukan untuk mendukung akan potensi Pulai sebagai obat dengan memberikan informasi bahwa tumbuhan Pulai aman dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan senyawa dan nilai LD50 dari ekstrak etanol 95 % daun, kulit batang dan akar Pulai. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstrak sampel daun, kulit batang dan akar Pulai dengan etanol 95 %. Ekstrak yang diperoleh digunakan uji fitokimia dan identifikasi menggunakan Kromatografi Lapis Tipis. Selanjutnya uji toksisitas akut terhadap mencit BALB/C. Hasil dari uji fitokimia ekstrak etanol 95 % daun Pulai memberikan hasil positif alkaloid dan saponin; ekstrak etanol 95 % kulit batang Pulai memberikan hasil positif pada alkaloid, saponin, dan terpenoid ekstrak etanol 95 % akar Pulai memberikan hasil positif pada alkaloid dan terpenoid. Nilai LD50 dari ekstrak etanol 95 % daun, kulit batang dan akar adalah 5.000 mg/Kg BB yang menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan Pulai adalah praktis tidak toksik dan aman untuk dikonsumsi.
IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK n-HEKSANA BATANG KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn) Hayati, Elok Kamilah; Muti'ah, Roihatul; Chusna, Ifaridatul
ALCHEMY ALCHEMY (Vol.2, No.3
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology UIN Maulana Malik Ibrahim Malan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.287 KB) | DOI: 10.18860/al.v0i0.2903

Abstract

Tanaman kesembukan (Paaderia foetida Linn) merupakan salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat, sehingga dapat diketahui bahwa tanaman mempunyai aktivitas biologi, begitu juga dengan bagian batangnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan golongan senyawa ekstrak heksanadengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT).Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi sampel dengan pelarut n-heksana.Golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak klorofom diidentifikasi dengan fitokimia dengan menggunakan reagen. Pemisahan golongan senyawanya digunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Uji fitokimia menunjukkan ekstrak n-heksana mengandung steroid. Pemisahan dengan KLT menggunakan eluen n-heksana-etil asetat (8:2) menghasilkan 4 noda dengan nilai Rf berturut-turut 0,10; 0,35; 0,61; dan 0,68
Anticancer Activity against Breast Cancer Cells T47D and Identification of Its Compound from Extracts and Fractions of Leaves Bamboo Grass (Lophaterum gracile B.) Istiqomah, Alfi; Muti'ah, Roihatul; Hayati, Elok Kamilah
ALCHEMY ALCHEMY (Vol.4, No.1
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology UIN Maulana Malik Ibrahim Malan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.682 KB) | DOI: 10.18860/al.v4i1.3138

Abstract

Bamboo grass (Lophatherum gracile B.) is one of weed plants which frequently used as a medicine because it provides active compounds, for instance steroids and tannins. This research was conducted to determine the anticancer activity of extracts and fractions of leaves bamboo grass in inhibiting the growth of breast cancer cells T47D, and to determine the class of the active compounds contained in extracts and fractions which have the lowest IC50 value from phytochemical test and identification with UV-Vis instruments and FTIR. The extraction of active compound leaves of bamboo grass is done by maceration method using ethanol 80%, hydrolysis and partition with n-hexane and chloroform. Four of the extracts is phytochemical tested and anticancer activity tested towards breast cancer cells T47D with MTT method. The best results of the test activities are performed by the separation of classes of active compounds KLTP and are identified using UV-Vis spectrophotometer and FTIR. The value of IC50 from 80% ethanol extraction is 321,389, from hydrolysis extraction is 481.984, from the fraction of chloroform is 177.852, and from n-hexane fraction is 300.681 µg / mL. The lowest IC50 which have the best cytotoxic is the fraction of chloroform and n-hexane. The results of phytochemical test fractions of chloroform and n-hexane fraction indicates the tannin and steroids. The identification result by using UV-Vis and FTIR shows that the fraction of chloroform and n-hexane fraction is containing tannin, which isproven by maximum wavelength at 331.6 nm and 331.6 nm allegations of -OH, CH, C=C. Moreover, the existence of steroid compounds in fraction chloroform and n-hexane is shown by the absorption at 279.1 nm and 278.0 nm of wavelength with allegations of -OH, CH, C=C, C-O.
PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI EKSTRAK KASAR SESKUITERPEN DAUN BUNGA MATAHARI (Helianyhus annuus L.) DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Muti'ah, Roihatul; Hayati, Elok Kamilah; Triastutik, Yani
ALCHEMY ALCHEMY (Vol.2, No.3
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology UIN Maulana Malik Ibrahim Malan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.897 KB) | DOI: 10.18860/al.v0i0.2905

Abstract

The purpose of this research wasto separate and identify the leaf crude extracts esquiterpene of Sun flower (Helianthus annuus L.) using thin layer chromatography.Sun flower leaf maceration method performed with the solvent methanol. Then performed liquid extraction with ethyl acetate and n-hexane solvent. Ethyl acetate extract fraction and n-hexane extract fraction furth erphyto chemical test. After being test edphyto chemical with reagents, both extracts was followed by sesquiterpene content identification using thin layer chromatography (TLC)  analytic.Phytochemical test result from ethyl acetate extract fraction was positive terpenoid, sesquiterpene and triterpene, while n-hexane extractfraction positive terpenoid, sesquiterpene andsteroid. All egedsesquiterpene with eluentdichloromethane: ethyl acetate (4,8:0,2) is shown with apurplestain. In the ethyl acetate extract fraction all egedsesquiterpene having Rf values of 0.89; 0.94, and 0.96. While n-hexane extract fraction, the resulting eluental legedsesquiterpene Rf 0.49; 0.8,and 0.99.
Kombinasi Ekstrak Batang Talikuning dan Artemisin sebagai Obat Antimalaria terhadap Plasmodium berghei Muti'ah, Roihatul; Enggar F, Loeki; Winarsih, Sri; Soemarko, Soemarko; Simamora, Dorta
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.931 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2010.026.01.6

Abstract

ABSTRAKMalaria, penyakit menular dengan tingkat kematian yang tinggi sekarang menghadapi penurunan kemanjuran obat obat pilihan pertama yaitu kombinasi artemisin dan amodiaquine. Talikuning (Anamirta cocculus), adalah jamu tradisional yang secara empiris digunakan sebagai antimalaria di Papua telah disarankan untuk meningkatkan efektivitas kombinasi obat antimalaria. Talikuning batang dan akar mengandung alkaloid kuartener yang dianggap memiliki aktivitas fisiologis sebagai antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk memahami efek antimalaria dari ekstrak batang talikuning dan kombinasinya dengan artemisin pada derajat parasitemia mencit terinfeksi Plasmodium berghei. Peritoneal tikus yang terinfeksi dengan Plasmodium berghei ANKA 106 dan dibagi menjadi 11 kelompok perlakuan, kontrol negatif, kontrol positif; artemisin dosis 0,04 mg / g BB; talikuning dosis: 0,001 mg / g BB; 0,01 mg / g BB; 0, 1 mg / g BB, dan 1 mg / g BB. Dan kombinasi artemisin talikuning dosis: 0,001 mg / g BB; 0,01 mg / g BB, 0,1 mg / g BB; and1 mg / g BB. Pengobatan dimulai pada hari 0 di mana derajat parasitemia mencapai 5-15% dan dilanjutkan selama 7 hari, observasi parasitemia dilakukan pada hari 3, 5 dan 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak talikuning induk  bisa menghambat pertumbuhan Plasmodium berghei secara signifikan (p <0,05) terhadap kontrol dengan ED50 dari 0,043 mg / g BB tikus yang setara dengan 4,7 mg / kg BB manusia. Namun demikian, kombinasi dosis-talikuning artemisin tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan pengobatan monoterapi artemisin (p> 0,05) baik pada hari 3, 5 dan 7 hari pasca terapi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kombinasi-talikuning artemisin tidak berbeda dari penyediaan artemisin monoterapi.Kata Kunci : Antimalaria,  artemisin, derajat parasitemia, Plasmodium berghei, talikuning
Predicting Pharmacokinetic Profiles of Sunflower’s (Helianthus annuus L.) Active Compounds using in Silico Approach Firdausy, Alif Firman; Muti'ah, Roihatul; Rahmawati, Eka Kartini
Journal of Islamic Medicine Vol 4, No 1 (2020): JOURNAL OF ISLAMIC MEDICINE EDISI MARET 2020
Publisher : Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485 KB) | DOI: 10.18860/jim.v4i1.8840

Abstract

Introduction: Sunflower (Heliantus annuus L.) widely known as medicinal plant for treating several diseases, such as hypertension, allergy, pain, inflammation, and cancer. It contains various bioactive compounds which some of them were hellianuols. Hellianuols are a sesquiterpene lactones which marked by benzene fused 6- to 8-membered cyclic ether ring structure. To make sure that hellianuols were adequate for development as a new chemical entities, we predicted some pharmacokinetic parameters of several hellianuols compounds (A to L) through in silico approach.Methods: We constructed 3 dimensional structures of hellianuol A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K and L then generated the SMILE codes of each compound. These codes then used as main material for running pkCSM online tool to predict absorption, distribution, metabolism, and excretion profile of each compounds.Results: Helianuols predicted to be well absorbed in intestine (90,793% to 95,384% permeability), skin (Log Kp: -2,662 to -3,570), and high permeability against monolayer Caco-2 cell lines (LogPapp: 1,186 to 1,341 ×10-6cm/s). Unfortunately, it had been predicted that hellianuols does not well distributed in the body based on volume of distribution at steady state (VDSS: 0,094 to 0,317) value. But its also predicted that most of hellianuols had a capability to pass through blood-brain barriers (LogBBB: up to 0,389) and penetrated into central nervous system as well. Only hellianuol G, H and K predicted to be metabolized by CYP1A2 inhibitor and only hellianuol A, B, D, E and K metabolized by CYP2C19. Also predicted that hellianuols were excreted in around 0,719 to 1,082 mg/kg/day.Conclusion: Hellianuols contained in leaf aqueous extract of sunflower predicted to be a good new pharmaceutical entities candidate based on its pharmacokinetic profiles.Keywords: Hellianuol, sunflower, pharmacokinetic profie, pkCSM online tool
Kajian Efek Ekstrak Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) sebagai Antikanker Muti'ah, Roihatul; Listiyana, Anik; Nafisa, Belia Bima; Suryadinata, Arief
Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 2 (2020): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v5i2.9778

Abstract

Dayak onion (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) is a typical plant in Central Kalimantan. This plant has been passed down for generations by Indonesian people for various treatments. The potential of dayak onions that have various pharmacological activities needs to be increased in their use as modern medicinal ingredients. The purpose of this literature study is to review the various uses, the secondary metabolites content, and the action mechanism as an anticancer both in vitro, in vivo, and in silico. The results of this literature study show that traditionally the Indonesian people use the bulbs for the treatment of breast cancer, colon cancer, hypertension, diabetes mellitus, stroke, fever, dysuria, intestinal inflammation, dysentery, boils, cysts, prostate, lowering cholesterol and triglycerides, breastfeeding and sexual disorders. In the empiric treatment of cancer, this plant is used by drying the bulbs and chewing it. Dayak onion bulbs (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) are known to contain flavonoid compounds wich isoliquiritigenin, polyphenols group wich oxyresveratrol and naphtoquinon group, and its derivatives such as elecanacine, eleutherine, eleutherol, eleutherinol, eleutherinon, eleuthoside B, eletherinoside A which has anti-cancer activity. Pre-clinical studies with in vitro and in vivo mechanism showed that dayak onion bulbs (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) extracts have pharmacological activities, which are anti-cancer that can inhibit cell signaling through apoptosis and cell cycle arrest. Also, the mechanism of in silico showed anti-cancer activity from the inhibition of VHR receptors, BCL-2 receptors, VEGFR-2 receptors and alpha estrogen receptors (ERα).
Analisis Kandungan Logam Berat Cd, Hg, dan Pb Daun Semanggi (Marsilea crenata Presl.) di Desa Semen, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri Ma'arif, Burhan; Muti'ah, Roihatul; Suryadinata, Arief; Nashichuddin, Ach; Karawid, Galih Elsy
Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 2 (2020): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v5i2.9356

Abstract

Semanggi (Marsilea crenata Presl.) berpotensi untuk diolah menjadi produk obat herbal karena khasiat yang dimilikinya. Namun, tanaman semanggi (Marsilea crenata Presl.) memiliki kemampuan fitoremediasi sehingga berdampak pada penimbunan logam berat yang berbahaya untuk kesehatan tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan logam berat Cd, Hg dan Pb pada daun semanggi di Kabupaten Kediri (Desa Semen, Kecamatan Pagu) untuk dibandingkan dengan Perka BPOM No. 12 tahun 2014 terkait batas logam berat untuk simplisia. Metode yang digunakan yaitu menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) pada sampel simplisia daun tanaman semanggi dan juga sampel tanah sebagai pembanding. Dari hasil pengujian sampel simplisia daun semanggi di Kabupaten Kediri (Desa Semen, Kecamatan Pagu) terdapat (Cd) dengan kadar 4,16 ppm. Hasil ini menunjukkan tidak memenuhi standar Perka BPOM No. 12 tahun 2014 karena melewati batas minimum Cd sebesar ≤ 0,3 ppm.