Bunga Elim Somba
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

AR4-50 MODEL, THE EXTRACTOR OF SPECTRAL VALUES INTO REMOTE SENSING IMAGE DATA-BASED LAND USE CLASS Akhbar, Akhbar; Basir, Muhammad; Somba, Bunga Elim; Golar, Golar
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 35, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya and Indonesian Agronomic Assossiation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study attempted to develop an extraction model of spectral values ​​of land objects into land use/land cover classes on remote sensing image in the provision of land database for planning, evaluation, and monitoring in agriculture and forestry. This study employed an Isodata method and Knowledge-Based Systems (KBS) using the Landsat 7 ETM+ image in the coverage area of ​​117,799.06  ha, and the SPOT 5 XS image in the coverage area of ​​113,241.37 ha in Palu, Sigi and Donggala. The study found two image models labelled as AR4-50 and SBP-AR4-50. The separability image AR4-50 model has an average capability for separating land object pixels which are statistically 1811.98 to 1972.08 (moderate-good), with the class accuracy of land use/land cover using the image homogeneity model of SBP-AR4-50, which is totally (confusion matrix) 72.15% -87.17%, the accuracy level of land map generator for agricultural land/forestry is in good-excellent category on the Landsat 7 ETM+ and SPOT 5 XS images. Keywords: Image, Class, Land Use, Model, Separability, Homogeneity.
AR4-50 MODEL, THE EXTRACTOR OF SPECTRAL VALUES INTO REMOTE SENSING IMAGE DATA-BASED LAND USE CLASS Akhbar Akhbar; Muhammad Basir; Bunga Elim Somba; Golar Golar
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 35, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v35i3.313

Abstract

This study attempted to develop an extraction model of spectral values ​​of land objects into land use/land cover classes on remote sensing image in the provision of land database for planning, evaluation, and monitoring in agriculture and forestry. This study employed an Isodata method and Knowledge-Based Systems (KBS) using the Landsat 7 ETM+ image in the coverage area of ​​117,799.06 ha, and the SPOT 5 XS image in the coverage area of ​​113,241.37 ha in Palu, Sigi and Donggala. The study found two image models labelled as AR4-50 and SBP-AR4-50. The separability image AR4-50 model has an average capability for separating land object pixels which are statistically 1811.98 to 1972.08 (moderate-good), with the class accuracy of land use/land cover using the image homogeneity model of SBP-AR4-50, which is totally (confusion matrix) 72.15% -87.17%, the accuracy level of land map generator for agricultural land/forestry is in good-excellent category on the Landsat 7 ETM+ and SPOT 5 XS images. Keywords: Image, Class, Land Use, Model, Separability, Homogeneity.
VIGOR KEKUATAN TUMBUH BIBIT AREN TERHADAP KEKERINGAN PADA MEDIA TUMBUH CAMPURAN TANAH DAN BAHAN ORGANIK Fathurrahman Fathurrahman; Muhammad Salim Saleh; Bunga Elim Somba
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 17, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.089 KB)

Abstract

The research aimed to investigate seedling vigor of sugar palm from three different locations of mother plant grown in media of soil-organic matter (OM) mixture under drought condition in pre-nursery.  The experiment was conducted at the Analytical and Seed Technology Laboratories, and the Academic Garden of Agriculture Faculty, Tadulako University from June to October 2008. A Split Split Plot Design was used with three factors:  mother plant place of origin consisted of three locations, i.e Parigi, Palolo and Napu.  Media composition, consisted of two levels i.e Soil : OM (1:1) and soil : OM (2:1).  Water status consisted of two levels i.e optimum (100% field capacity) and sub-optimum (50% field capacity).  The treatments were replicated three times, thus there were 36 experimental units.  The seedlings of the hole locations have the same vigor and hypothetic vigor index when growing in mixture of soil : OM (2:1), although under sub-optimum water status (50% field capacity).
Pengaruh Sistem Kerja Latihan dan Kunjungan (LAKU) Penyuluh Pertanian Terhadap Perubahan Perilaku Petani Padi Sawah (Studi Kasus di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi) Ali Akrab; Bunga Elim Somba
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 29 No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v29i1.1187

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pengaruh simultan dan parsial Sistem Kerja Latihan dan Kunjungan (LAKU) Penyuluh Pertanian Terhadap Perubahan Perilaku Petani Padi Sawah (Studi Kasus Di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei observasi lapangan, wawancara dan membagikan kuisioner terhadap 68 orang petani padi sawah sebagai responden. Teknik analisis data penelitian adalah regresi linear berganda. Hasil Uji F membuktikan bahwa Sistem Kerja Latihan dan Kunjungan (LAKU) Penyuluh Pertanian secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan perilaku petani padi sawah di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. Hasil Uji t membuktikan bahwa : (1) Sistem Kerja Latihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan perilaku petani padi sawah, (2) Sistem Kerja Kunjungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan perilaku petani padi sawah di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. Kesimpulan (1) Sistem kerja latihan dan kunjungan (LAKU) masih relevan untuk diterapkan pada era perkembangan teknologi komunikasi yang semakin terbuka dalam merubah perilaku petani padi sawah di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi, (2) Sistem kerja latihan dan kunjungan (LAKU) secara simultan berpengaruh terhadap perubahan perilaku petani padi sawah di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi, (3) Sistem kerja latihan secara parsial berpengaruh terhadap perubahan perilaku petani padi sawah di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi, (4) Sistem kerja kunjungan secara parsial berpengaruh terhadap perubahan perilaku petani padi sawah di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.
Pengujian Kualitas Benih Kedelai pada Pemberian Inokulasi Rhizobium Sp dengan Berbagai Tingkat Ketersediaan Air Yusran Yusran; Hawalina Hawalina; Hastuti Hastuti; N. Humaerah; Bunga Elim Somba; I. K. Utami. I
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 29 No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v29i1.1216

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh inokulasi Rhizobium Sp. pada kedelai dalam berbagai kondisi ketersediaan air terhadap kualitas benih yang dihasilkan, telah dilaksanakan di Green house Laboratorium Teknologi Benih Faperta Untad pada bulan April sampai November 2021 dengan percobaan pot menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Faktor pertama adalah pemberian inokulasi Rhizobium sp. yang terdiri atas 2 macam yaitu: Inokulum Rhizobium 10 g/kg benih, Inokulum Rhizobium 15 g/kg benih, Faktor kedua adalah tingkat ketersediaan air yang meliputi: ketersediaan air 100% (kapasitas lapangan), ketersediaan air 80%, ketersediaan air 60%, ketersediaan air 40%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulasi Rhizobium sp 15 g/kg benih meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai. Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan kedelai mampu meningkatkan secara signifikan jumlah bintil akar, berat kering bintil akar, tinggi tanaman, diameter batang, kehijauan daun dan berat 100 biji. Ketersediaan air 100% juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah bintil akar, berat kering bintil akar, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang produktif, kehijauan daun, jumlah biji per tanaman, berat biji per tanaman, berat 100 biji, dan proporsi ukuran biji. Terdapat interaksi antara pemberian inokulasi Rhizobium sp dan tingkat ketersediaan air terhadap tinggi tanaman dan berat 100 biji.
Pengaruh Berbagai Dosis Hidrogel dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Sistem Vertikultur Yohanis Tambing; Bunga Elim Somba; Wijaya Nazara
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 30 No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v30i2.1718

Abstract

Tanaman bawang merah membutuhkan air yang banyak untuk pertumbuhan optimalnya, sehingga perlu penyiraman dua kali sehari, karena itu diperlukan teknik budidaya hemat air. Hidrogel merupakan material makro molekul yang mampu menghemat penggunaan air dengan menyerap dan melepaskan air secara reversibel dalam tanah lingkungan perakaran. Dengan makin terbatasnya lahan pertanian, sehingga bawang merah juga mulai diusahakan di lahan sempit, yaitu lahan pekarangan di perkotaan secara vertikultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis hidrogel dan frekuensi penyiraman yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dengan sistem vertikultur. Penelitian ini didesain menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan 2 faktor dan diulang 3 kali (3 kelompok). Faktor pertama adalah dosis hydrogel, terdiri dari 4 taraf, yaitu: H0= kontrol (tanpa hidrogel), H1 = 0,2 g/tanaman, H2 = 0,4 g/tanaman, H3 = 0,6 g/tanaman. Faktor kedua adalah frekuensi penyiraman, terdiri dari 3 taraf, yaitu : F1 = penyiraman setiap hari 1 kali, F2 = Penyiraman setiap 2 hari 1 kali, F3 = Penyiraman setiap 4 hari 1 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis hidrogel dan frekuensi penyiraman berpengaruh nyata pada jumlah anakan (2 MST) dan bobot segar umbi, artinya dapat menghemat penggunaan air. Kombinasi perlakuan dosis hidrogel 0,2 g/tanaman dengan frekuensi penyiraman 4 hari sekali (H1F3) menunjukkan bobot segar umbi tertinggi yaitu 82,63 g/tanaman dan berbeda nyata dengan kombinasi dosis 0,2 g/tanaman pada penyiraman setiap hari 1 kali (H1F1) dan 2 kali setiap hari (H1F2), demikian juga halnya terjadi pada jumlah anakan.
GEOLOGICAL MODELLING OF LITHOSEQUENT BASED ON DEM AND FINITE ELEMENT METHOD INVERSION OF VES DATA Bunga Elim Somba; Saiful Darman; Rachmat Zainuddin; Raihanda Dwimart Mangawe
AGROLAND The Agricultural Sciences Journal (e-Journal) Vol 9 No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agroland.v9i2.1476

Abstract

The aims of this study are to develop interpretation of structural geology in lithosequent using DEM and finite elemen method based on VES data. This research was conducted on June 2021 untill January 2022 at Pasang District, North Toraja. Four main point location were selected and recorded in google earth. Those points were processed using software QGIS for developing 3D model, Saga-GIS for interpolated DEM and VES for generating 1D and 2D geoelectrical modelling. Data were interpolated using Universal Kriging method and analysed using IP2WIN software. The results of these research shows that Geostatistical Universal Kriging can be used for interpolating DEM in lithosequent Pasang Village, by using as the variogram equation and yield 95,12% determinations; VES method in geoelectrical resistivity can be configure into 2D and produce clearer modeling of pseudo-section; The synthetics data can be generated from field measurement data and interpretation of 2D VES; Result of synthetic block on geoelectrical data can be inverted using Finite Element Method and generated clearer data; By using these methods, the thickness of weathering layer in lithosequent Pasang Village can be estimated and modelling.
ASSESSING THE PHYSICAL PROPERTIES OF SOIL ON FREQUENTLY PLANTED LAND WITH SHALLOTS AT GUNTARANO VILLAGE, DONGGALA REGENCY, CENTRAL SULAWESI Anthon Monde; Bunga Elim Somba; Abner Lionel
AGROLAND The Agricultural Sciences Journal (e-Journal) Vol 10 No 1 (2023): june
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agroland.v10i1.1708

Abstract

The red onion of the Palu Valley variety is a type of shallot that grows well in the Palu valley and its surroundings. It has a distinctive taste when fried, so it is one of the souvenirs from the city of Palu. This study aimed at examining the soil’s physical properties on land often planted with shallots. This research was conducted in Guntarano Village, Donggala Regency. Soil samples were analysed at the Laboratory of Soil Science, Faculty of Agriculture, University of Tadulako. The research was carried out from June to November 2022. The method used was a survey method and the research location was determined deliberately (purposive sampling). The soil samples were taken on shallot farming land at flat and back of the slope. Depending on the area of the land, there were five composite samples where each composite sampling representing from 5-10 points of observation. The results of analystzing the physical properties of the soil showed that the shallot fields had a crumb to lumpy soil structure; medium to heavy bulk density; soil organic matter varied from medium to high; and water conten at field capacity range from 16.12% to 22.85%. The soil in the shallot farming area has begun to show poor soil quality due to high soil porosity (66,09 %) and high soil permeability (13,10 cm/hour).
ANALISA TOPOGRAFI DAN PENGGUNAAN LAHAN DI DAS TAPPARAN KABUPATEN TANA TORAJA Datuan, Rani Inestasya; Somba, Bunga Elim; Zainuddin, Rachmat
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 13 No 3 (2025): JUNI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v13i3.2593

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara topografis dibatasi oleh punggung–punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan kemudian menyalurkannya kelaut melalui sungai utama, DAS mempunyai karakteristik yang spesifik serta berkaitan erat dengan unsur utamanya seperti jenis tanah, tata guna lahan, topografi, kemiringan lereng dan panjang lereng. Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan wilayah ini berada di daerah ketinggian dan merupakan daerah yang kondisi topografinya paling tinggi di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, daerah ini tidak memiliki wilayah laut sebagaimana tipikal sebuah daerah ketinggian. Secara umum kondisi topografi Kabupaten Tana Toraja relatif bergelombang dan berbukit, sedangkan topografi datar relatif sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi topografi daerah Sub-Sub DAS Tapparan, serta untuk menghasilkan peta topografi daerah tersebut. Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber referensi penelitian mengenai topografi Sub-Sub DAS Tapparan, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja. Penelitian ini dilakukan di Desa Tapparan, Kecamatan Rantetayo, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis terletak pada koordinat 119°48'0"BT - 119°48'40"BT dan 3°2'40"LS - 3°3'20"LS. Adapun waktu penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober 2024 sampai bulan November. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu GPS, alat tulis, Citra Demnas, Software Arcgis, dan SAS Planet. Adapun bahan yang digunakan adalah peta dasar topografi, peta penggunaan lahan (tutupan lahan), dan peta DAS. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survey dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung dilapangan dengan menggunakan tahap pengumpulan data secara observasi dengan meninjau langsung kondisi fisik yang dimiliki wilayah tersebut dan mencatat informasi sebagaimana yang dilihat selama penelitian penentuan titik koordinat pada setiap titik pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi topografi diwilayah DAS Tapparan didominasi oleh kemiringan lereng 0-8% (datar) dengan luas 256 ha (29%) dari total luas DAS, kemiringan 8-15% (landai) dengan luas 247 ha (28%), kemiringan 15-25% (agak curam) dengan luas 223 ha (25%),`kemiringan 25-45% (curam) dengan luas 152 ha (17%), dan kemiringan >45% (sangat curam) dengan luas 5 ha (1%). Aliran sungai DAS Tapparan merupakan aliran sub dendritik dengan polah yang menyerupai pohon rindang, dengan tahapan geomorfik muda hingga dewasa. Penggunaan lahan/tutupan lahan di DAS Tapparan didominasi oleh hutan dengan luas 383 ha (43%) dari total luas DAS, kemudian sawah dengan luas 348 ha (40%), semak belukar dengan luas 80 ha (9%), ladang dengan luas 52 ha (6%), dan pemukiman dengan luas 20 ha (2%).
IDENTIFIKASI SIFAT FISIK TANAH PADA BEBERAPA PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TUWA KECAMATAN GUMBASA KABUPATEN SIGI Defritriadi, Defritriadi; Somba, Bunga Elim; Djalalembah, Rully Akbar Pribudi
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 13 No 4 (2025): Agustus
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v13i4.2685

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat fisik tanah pada beberapa penggunaan lahan di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi. sedangkan analisis sifat fisika tanah dilakukan di Laboratorium Unit Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Penelitian dilaksanakan Pada bulan Agustus hingga September 2022. Dan penelitian berlanjut di lab ilmu tanah pada bulan Februari hingga Juni 2023 Sampel tanah diambil dari 6 titik yang berbeda 1 titik diambil 3 sampel tanah, sehingga total pengambilan sampel tanah sebanyak 18 sampel. Hasil penelitian sifat fisik yang beragam tekstur tanah sendiri di dominasi lempung berpasir, total pori 21,23% hingga 34,47% dengan kriteria sangat buruk, permeabilitas kriteria agak cepat dan sedang, Bulk Density tanah berkriteria berat, C Organik tertinggi di peroleh pada lahan tegalan kakao 4,55 %, Kadar air kapasitas lapang dan Kadar air jenuh 22,55% - 38,89% tertinggi di peroleh pada lahan perkebunan jagung , dan pada batas plastis dan Indeks plastis nilai tertinggi pada tegalan jagung 20,93% dan perkebunan kakao 11,39%, sedangkan untuk batas cair keriteria tertinggi pada lahan tegalan jagung dengan nilai 22,94 %.