Yohanis Tambing
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

VIABILITAS EMPAT AKSESI MANGGIS LOKAL SULAWESI TENGAH BERBEDA GENOTIPE TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN CEKAMAN KEKERINGAN Enny Adelina; Nuraeni Nuraeni; Yohanis Tambing; Magfira Magfira; Rafit Y Krisna
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 8 No 4 (2020): Agustus
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan komoditas ekspor hortikultura penting Indonesia, namun laju pertumbuhannya lambat disebabkan sistem perakarannya minim sehingga masa juvenilnya panjang dan Sulawesi Tengah yang didominasi lahan kering merupakan salah satu daerah yang pembudidayaannya belum optimal. Hasil penelitian sebelumnya telah ditemukan empat aksesi manggis berbeda genotipe yaitu aksesi Timbong08, Pamona03, Labean02 dan Berdikari11 yang berpotensi dijadikan sumber benih bermutu. Penelitian ini bertujuan mengkaji viabilitas terhadap pemberian IBA (Indol Butirat Acid) dan terhadap cekamankekeringan. Metode penelitian masing-masing menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dua faktor, untuk percobaan pemberian IBA: aksesi manggis (Timbong08, Pamona03, Labean02 dan Berdikari11) sebagai faktor pertama dan konsentrasi IBA: 0, 200, 250 dan 300 ppm sebagai faktor ke dua, untuk percobaan cekaman kekeringan: empat aksesi manggissebagai faktor pertama dan pemberian air: 100%, 85% dan 70% sebagai faktor ke dua, masing-masing percobaan diulang tiga kali, aplikasi IBA diberikan pada sebanyak 5 ml/ bibit, bibit manggis yang digunakan pada dua percobaan ini berumur 7 minggu setelah berkecambah (seedling) data dianalisis dengan analisis ragam dan uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viabilitas bibit aksesi manggis Timbong08 dan Berdikari11 memberikan viabilitas terbaik pada pemberian IBA 250 sampai 300 ppm pada peubahamatanpertambahan tinggi bibit, diameter batang dan jumlah daun, hasil yang sama diperoleh pada percobaan viabilitas cekaman kekeringan yaitu aksesi Berdikari11 menunjukkan viabilitas yang tinggi pada 70% dan 85% pemberian air tidak berbeda dengan kapasitas lapang pada peubahamatan pertambahan tinggi tanaman,diameter batang, luas segitiga stmina, kandungan air relatif daun dan kandungan prolin pada daun.
PENGARUH KOMBINASI PUPUK ORGANIK DENGAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KUNYIT PUTIH (Curcuma zedoria Berg) Nurul Magfira; Yohanis Tambing; Abdul Syakur
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 10 No 1 (2022): Februari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kunyit putih. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2019 di Screen House Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak kelompok dengan 8 perlakuan yakni M1 = Tanah (Kontrol), M2 = Tanah + pupuk kandang ayam (75% : 25%), M3 = Tanah + pupuk kandang ayam + Jerami Padi (50% : 25% : 25%), M4 = Tanah + Jerami Padi (75% : 25%), M5= Tanah + NPK, M6= Tanah + pupuk kandang ayam (75% : 25%) + NPK, M7= Tanah + pupuk kandang ayam + Jerami Padi (50% : 25% : 25%) + NPK dan M8= Tanah + Jerami Padi (75% : 25%) + NPK, setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 24 unit percobaan.Variabel yang diamati mencakup tinggi tanaman, jumlah daun,luas daun,jumlah anakan, bobot segar dan bobot kering tajuk tanaman, bobot segar dan bobot kering rimpang tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi tanah + pupuk kandang ayam + NPK memberikan pertumbuhan yang lebih baik yakni pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tajuk dan bobot kering rimpang.
VIABILITAS EMPAT AKSESI MANGGIS LOKAL SULAWESI TENGAH BERBEDA GENOTIPE TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN CEKAMAN KEKERINGAN Enny Adelina; Nuraeni Nuraeni; Yohanis Tambing; Andi Ete; Ichwan Madauna; Magfira Magfira; Nurlaela Nurlaela; Rafit Y Krisna; Darius Batarian T.L; Siti Gamaria
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 10 No 5 (2022): Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan komoditas ekspor hortikultura penting Indonesia. Laju pertumbuhan tanaman manggis sangat lambat disebabkan sistem perakaranyang minim sehingga masa juvenilnya panjang. Sulawesi Tengah yang didominasi lahan kering merupakan salah satu daerah yang pembudidayaannya belum optimal. Hasil penelitian sebelumnya telah ditemukan empat aksesi manggis berbeda genotip yaitu aksesi Timbong08, Pamona03, Labean02 dan Berdikari11 yang berpotensi sebagai sumber benih bermutu. Penelitian ini bertujuan mengkaji viabilitas manggis terhadap pemberian Indol Butirat Acid (Percobaan 1) dan terhadap cekamankekeringan (Percobaan 2). Metode penelitian masing-masing menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dua faktor.Percobaan 1: faktor pertama yaitu aksesi manggis (Timbong08, Pamona03, Labean02 dan Berdikari11) dan faktor kedua yaitu konsentrasi IBA: 0, 200, 250 dan 300 ppm.Percobaan 2: faktor pertama empat aksesi manggis dan faktor kedua: pemberian air 100%, 85% dan 70%.Masing-masing percobaan diulang tiga kali, aplikasi IBA diberikan sebanyak 5 ml/ bibit.Bibit manggis yang digunakan pada dua percobaan ini berumur 7 minggu setelah berkecambah (seedling) data dianalisis dengan analisis ragam dan uji BNJ 5%. Hasil Percobaan 1 menunjukkan bahwa viabilitas bibit aksesi manggis Timbong08 dan Berdikari11 memberikan viabilitas terbaik pada pemberian IBA 250 sampai 300 ppm pada peubah amatan pertambahan tinggi bibit, diameter batang dan jumlah daun.Hasil Percobaan 2menunjukkan aksesi Berdikari11 memiliki viabilitas yang tinggi pada 70% dan 85% pemberian air tidak berbeda dengan kapasitas lapang pada peubahamatan pertambahan tinggi tanaman,diameter batang, luas segitiga stamina, kandungan air relatif daun dan kandungan prolin pada daun.
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR BIOTA PLUS DENGAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) I Made Adventus Imanuel Wijaya; Yohanis Tambing
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 10 No 5 (2022): Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pakcoy (Brassica rapa L.) sangat digemari konsumen untuk digunakan dalam bahan sup dan penghias makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) Biota plus terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy dengan penambahan pupuk kandang ayam. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang manfaat penggunaan pupuk organik cair dan pupuk kandang untuk menunjang pengembangan tanaman Hortikultura, khususnya budidaya tanaman pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2020 di Screenhous Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Penelitian ini didesain menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan sebagai berikut: P0 = Kontrol, P1 = Pupuk kandang, P2 = 1 ml / liter POC Biota plus, P3 = 1 ml / liter POC Biota plus + pupuk kandang, P4 = 2 ml / liter POC Biota plus, P5 = 2 ml / liter POC Biota plus + pupuk kandang, P6 = 3 ml / liter POC Biota plus, P7 = 3 ml / liter POC Biota plus + pupuk kandang, P8 = 4 ml / liter POC Biota plus, P9 = 4 ml / liter POC Biota plus + pupuk kandang. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga menghasilkan 30 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 3 tanaman sehingga terdapat 90 populasi tanaman pakcoy. Data yang diperoleh dialalisis dengan analisis keragaman (uji F 5%) untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Perlakuan yang berpengaruh signifikan selanjutnya diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai konsentrasi POC Biota Plus dengan penambahan pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan. Pemberian konsentrasi POC Biota Plus 3 ml / liter air tanpa penggunaan pupuk kandang adalah yang terbaik.
RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA BERBAGAI KOMBINASI PUPUK NPK DENGAN POC URIN SAPI Ahmad Zahir; Yohanis Tambing
AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-journal) Vol 11 No 5 (2023): Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrotekbis.v11i5.1874

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi POC urin sapi dengan pupuk NPK (mutiara) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun, disamping itu perlakuan dengan cara mengkombinasikan kedua jenis pupuk tersebut diharapkan dosis pupuk NPK lebih hemat oleh penggunaan POC urin sapi. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan kombinasi POC urin sapi dengan pupuk NPK adalah sebagai berikut : P0 = Tanpa perlakuan (kontrol), P1 = 10 g NPK/tanaman (50%) + 20 ml POC urin sapi, P2 = 10 g NPK/tanaman (50%)+30 ml POC urin sapi, P3 = 10 g NPK/tanaman (50 %) + 40 ml POC urin sapi, P4 = 20 g NPK/tanaman (75 %) + 20 ml POC urin sapi, P5 = 20 g NPK/tanaman (75 %) + 30 ml POC urin sapi, P6 = 20 g NPK/tanaman (75 %) + 40 ml POC urin sapi, P7 = 30 g NPK/tanaman (100 %) + 20 ml POC urin sapi, P8 = 30 g NPK/tanaman (100 %) + 30 ml POC urin sapi, P9 = 30 g NPK/tanaman (100 %) + 40 ml POC urin sapi. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga menghasilkan 30 unit percobaan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perlakuan berbagai kombinasi urin sapi dengan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 8 MST, luas daun, panjang buah, lilit buah tetapi tidak berpengaruh nyata pada pengamatan bobot segar buah. Kombinasi pupuk NPK 20 gram (75%) + 40 ml POC urin sapi per tanaman (P6) merupakan perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Ini berarti bahwa dengan menggunakan POC urin sapi 40ml dapat menghemat dosis pupuk NPK hingga 75%.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium wakegi Araki) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang dan Konsentrasi MOL Daun Kelor Yohanis Tambing; Andri Andri
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 30 No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v30i1.1506

Abstract

Bawang Merah varietas Lembah Palu (Allium wageki Araki.) memiliki arti penting bagi masyarakat Kota Palu dengan ciri khas tekstur, rasa dan aroma yang khas sehinggga dewasa ini dikembangkan menjadi bahan baku industri bawang goreng khususnya di kawasan kota Palu. Keberhasilan budidaya bawang goreng tersebut sangat tergantung kesuburan tanah sehingga diperlukan pemupukan, khususnya pupuk organik sepeti pupuk kandang ayam dan pupuk mikro organisme lokal (MOL) daun kelor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang ayam dan konsentrasi MOL daun kelor yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah varietas lembah Palu. Penelitian dilakukan dikebun akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dari bulan Desember 2021 sampai Februari 2022. Penelitian disusun menurut rancangan acak kelompok dengan perlakuan 2 faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang ayam terdiri dari kontrol, 3 kg/petak (15 ton/ha), 4 kg/petak (20 ton/ha). Faktor kedua adalah konsentrasi MOL daun kelor terdiri dari Kontrol, 200 ml/L atau 20%, 300 ml/L atau 30%, dan 400 ml/L atau 40%. Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi dosis pupuk kandang ayam dan konsentrasi MOL daun kelor tidak berpengaruh nyata pada semua parameter pengamatan, tetapi ada kecendrungan bahwa hasil umbi bawang merah per petak lebih tinggi pada perlakuan kombinasi dosis pupuk kandang 3 kg/petak (15 ton/ha) dengan konsentrasi 300 ml/L MOL daun kelor dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya.
Pengaruh Berbagai Dosis Hidrogel dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Sistem Vertikultur Yohanis Tambing; Bunga Elim Somba; Wijaya Nazara
Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 30 No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/agrolandnasional.v30i2.1718

Abstract

Tanaman bawang merah membutuhkan air yang banyak untuk pertumbuhan optimalnya, sehingga perlu penyiraman dua kali sehari, karena itu diperlukan teknik budidaya hemat air. Hidrogel merupakan material makro molekul yang mampu menghemat penggunaan air dengan menyerap dan melepaskan air secara reversibel dalam tanah lingkungan perakaran. Dengan makin terbatasnya lahan pertanian, sehingga bawang merah juga mulai diusahakan di lahan sempit, yaitu lahan pekarangan di perkotaan secara vertikultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis hidrogel dan frekuensi penyiraman yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dengan sistem vertikultur. Penelitian ini didesain menurut Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan 2 faktor dan diulang 3 kali (3 kelompok). Faktor pertama adalah dosis hydrogel, terdiri dari 4 taraf, yaitu: H0= kontrol (tanpa hidrogel), H1 = 0,2 g/tanaman, H2 = 0,4 g/tanaman, H3 = 0,6 g/tanaman. Faktor kedua adalah frekuensi penyiraman, terdiri dari 3 taraf, yaitu : F1 = penyiraman setiap hari 1 kali, F2 = Penyiraman setiap 2 hari 1 kali, F3 = Penyiraman setiap 4 hari 1 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis hidrogel dan frekuensi penyiraman berpengaruh nyata pada jumlah anakan (2 MST) dan bobot segar umbi, artinya dapat menghemat penggunaan air. Kombinasi perlakuan dosis hidrogel 0,2 g/tanaman dengan frekuensi penyiraman 4 hari sekali (H1F3) menunjukkan bobot segar umbi tertinggi yaitu 82,63 g/tanaman dan berbeda nyata dengan kombinasi dosis 0,2 g/tanaman pada penyiraman setiap hari 1 kali (H1F1) dan 2 kali setiap hari (H1F2), demikian juga halnya terjadi pada jumlah anakan.