Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMALI IN THE PESPECTIVE OF ISLAMIC LAW: A Phenomenological Study in the Patampanua Society, Polewali Mandar Anwar Sadat
Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.177 KB) | DOI: 10.30821/jcims.v3i2.5799

Abstract

Abstraks: Pemali dalam Perspektif Hukum Islam: Studi Fenomenologi di Masyarakat Patampanua Matakali Polewali Mandar. Pemali di tengah masyarakat menjadi kearifan lokal yang bisa mengarahkan subjek masyarakat dalam bersikap dan bertindak. Konstruksi ini sejatinya selaras dengan adanya hukum Islam yang ingin menjaga ketentraman dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, riset ini memfokuskan pada konsep pemali yang ada di masyarakat suku Mandar di desa Patampanua kecamatan Matakali kabupaten Polewali Mandar dilihat dari sudut pandang hukum Islam. Dari fokus riset ini, pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis fenomenologi. Riset ini menemukan bahwa konstruksi pemali yang ada di masyarakat suku Mandar muncul disebabkan setidaknya tiga faktor utama, yaitu faktor lingkungan, psikologi dan faktor sosial. Konstruksi ini ketika dilihat dari perspektif hukum Islam memiliki kesesuaian visi untuk membangun masyarakat yang memiliki moralitas, sehingga subjek masyarakat melalui pemali senantiasa terjaga dari perilaku dan sikap yang destruktif.Kata Kunci: Pemali, Polewali Mandar, kearifan lokal, hukum Islam Abstract: Pemali in the community has become a local culture that could engineer the community to behave and act. This construction is actually in harmony with the existence of laws that becomes as an avenue to maintain the peace and welfare of people. This research focuses on the concept of pemali in the Mandar tribe community in Patampanua village, Matakali sub-district, Polewali Mandar district from the perspective of Islamic law. From the focus of this research, the approach used is qualitative with phenomenology type. This research found that the existing pemali construction in the Mandar tribe community emerged due to at least three main factors, namely environmental, psychological, and social factors. This construction when viewed from the perspective of Islamic law has a concurring vision to build a society that has morality. So that the subject of society through pemali is always avoided by destructive behavior and attitudes. Keywords: Pemali, Polewali Mandar, local wisdom, Islamic law
Dinamika Poligami di Tengah Budaya Oligarkis-Patriarkis (Studi pada Masyarakat Poliwali Mandar dan Konawe Sulawesi) Anwar Sadat; Ipandang Ipandang
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Sharia Faculty of State Islamic University of Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.237 KB) | DOI: 10.24090/mnh.v14i1.3657

Abstract

This article attempts to look at the other side of polygamy in the context of Islamic law amid oligarchic-patriarchal culture. During this time, there are people who think the reality of polygamy as a normal action performed. But there are some state that marriage should be practiced with the true principles of monogamy. Therefore, the article focuses on the wisdom of the polygamy reality experienced by the people of Polewali Mandar district in West Sulawesi and Konawe in Southeast Sulawesi based on normative narratives. The conclusion of this article is the reality of polygamy appears inseparably from the theological and cultural foundation of value-patriarchal oligarchic. Hence, the Quranic verse interpretation greatly influences the thought and practice of marriage in a society. Like the one phrase (fa wāḥidah) in QS. an-Nisa verse 3 which is interpreted not to prohibit a polygamy but the demand to marry another wife besides the first wife if she is unable to be fair. If a man is able to be fair in the matter of material, then he is permitted to marry at least four women at the same time.
EFEKTIVITAS PERSIDANGAN SECARA ELEKTRONIK (e-Litigasi) PADA MASA PANDEMI DI PENGADILAN AGAMA POLEWALI Muhammad Irsyad Fattah; Anwar Sadat; Hasan Basri
QISTHOSIA : Jurnal Syariah dan Hukum Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam STAIN Majene Jurusan Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jhki.v3i1.246

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian adalah Mengetahui keefektivitasan persidangan secara elektronik dan faktor apakah yang menghambat dan mendukung dalam persidangan secara elektronik Pengadilan Agama Kelas I B Polewali. Metode Penelitian yang digunakan adalah hukum non doktrinal yang merupakan penelitian tentang efektivitas suatu hukum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Fokus penelitian adalah efektivitas pelaksanaan persidangan elektronik selama masa pandemi. Instrument penelitian yang digunakan adalah undang-undang, buku, jurnal dan karya ilmiah. Data diperoleh dari observasi di Pengadilan Agama Kelas 1B Polewali, lalu kemudian melakukan wawancara dengan Hakim, staf ahli pengoperasian aplikasi e-Litigasi, admin meja Pojok e-Court dan pihak berperkara. Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwa hasil penelitian ini menunjukkan Efektivitas Persidangan secara elektronik di Pengadilan Agama Polewali tidak efektif, karena 5 faktor untuk mengukur sebuah efektivitas hukum tidak terpenuhi. Sebab masyarakat di wilayah hukum Pengadilan Agama Polewali pada umumnya lebih memilih Persidangan secara manual dari pada persidangan elektronik. Selain itu, kondisi masyarakat belum meciptakan budaya hukum berbasis elektronik yang bisa menunjang pelaksanaan persidangan secara elektronik.