Diversifikasi pemanfaatan batubara tidak terlepas dari kesiapan teknologi pemanfaatan batubara dan peningkatan jumlah cadangan yang dapat ditambang secara ekonomis. Kehadiran material lain pada lapisan batubara seperti silika (bone coal) akan menurunkan produktivitas penambangan dan menjadi masalah dalam pengolahan. Namun keterdapatan bone coal sangat beragam, baik ukuran, bentuk, posisi, dan persebaran, sehingga diperlukan kajian pembentukannya. Tujuan penelitian adalah menganalisis genesa bone coal di Formasi Tanjung berdasarkan komposisi maseral dan mineral.Pendekatan ilmiah pada penelitian ini menggunakan beberapa analisis diantaranya analisis Petrografi Organik untuk mengetahui komposisi maseral, komposisi mineral, uji kualitas batubara proksimat dan analisis ICP-MS. Didukung oleh pola persebaran yang terkonsentrasi pada rekahan, mineral terbentuk secara autigenetik. Maka Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pembentukan, persebaran, dan jumlah bone coal, yang berimplikasi pada perbedaan penanganan dan jenis pemanfaatan. Bone coal yang diteliti diambil dari Formasi Tanjung pada Cekungan Barito. Bone coal Formasi Tanjung terdiri atas funginite, telinite, collotelinite, cutinite, sporinite, dan kuarsa sebagai mineral matter. Kuarsa hadir mengisi rekahan memanjang pada material organik dan berbentuk subhedral sampai euhedral. Bone coal Formasi Tanjung terdeteksi pada memiliki kandungan SiO2 rata-rata sebanyak 50,3% dan dengan kandungan ash rata-rata 57,5% adb dari analisis proksimat.. Hal ini juga membuktikan bahwa kandungan ash pada bone coal jauh lebih tinggi daripada kandungan ash pada batubara pembawa (3-5% adb) karena proses konsentrasi kuarsa.