Nanang Munif Yasin
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Effect of Based Services Medication Therapy Management on Treatment Adherence and Quality of Life of Diabetes Mellitus Patients Rachma Malina; Nanang Munif Yasin; Chairun Wiedyaningsih
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 10, No 3
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.58052

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder that is characterized by hyperglycemia. Diabetes mellitus need appropriate therapeutic management, because it can cause complications. On of the services that can do to improve diabetes control is Medication Therapy Management (MTM). MTM is a new service that will help pharmacist to improve patient adherence and quality of life. This study aims to determine the effect of based services MTM on treatment adherence and quality of life in patients with diabetes mellitus. This study was an experimental study using a quasi-experimental with one group pretest and posttest design which was conducted in Tegalrejo, Jetis and Gedontengen Health Center Yogyakarta City. Variables measured were medication adherence using the Morisky-Green Levine Medication Adherence Scale (MGLS) questionnaire and quality of life using Diabetes Quality of Life Clinical Trial Questionnaire (DQLCTQ) before and after MTM services. The effect of MTM on medication adherence was analyzed using Wilcoxon test and the effect of MTM on quality of life using Paired T-Test. The patients participate in this study were 20 people, with average score of adherences before application of MTM was 2.20±0.410 to 1.80±0.616 after the application of MTM (P=0.005) and the average of the patient's quality of life was 73.82±7.918, increased to 76.42±5,623 after MTM service (P=0.033). Statistically mean, there is a difference in adherence and quality of life before and after MTM services. Therefore, it can be concluded that MTM-based services performed by pharmacists have a significant effect on improving medication adherence and quality of life for DM patients. Moreover, it can facilitate monitoring patient therapy, and identification of problems related to the treatment.
Analisis Distribusi Apotek Berdasar Standar Pelayanan Kefarmasian Melalui Sistem Informasi Geografis Nura Ali Dahbul; Nanang Munif Yasin; Lutfan Lazuardi
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v17i1.52846

Abstract

Apotek sebagai fasilitas kesehatan primer yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Faktor lokasi apotek berperan dalam kualitas pelayanan dan keberlangsungan bisnis apotek. Tujuan penelitian adalah memberikan gambaran mengenai profil distribusi apotek melalui sistem informasi geografis dari segi aksesibilitas masyarakat dalam pelayanan apotek berdasar standar WHO dan Kemenkes serta evaluasi standar pelayanan kefarmasian apotek sesuai permenkes no 73 tahun 2016.Penelitian ini berupa cross-sectional menggunakan analisis deskriptif non eksperimental secara kuantitatif. Pengumpulan data nama dan lokasi apotek melalui PC IAI Kota dan Kabupaten Pekalongan dan Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Pekalongan. Data geografi dan jumlah penduduk serta tingkat kepadatan penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota dan Kabupaten Pekalongan. Analisis distribusi apotek melalui sistem informasi geografis diperoleh melalui visualisasi terhadap peta persebaran apotek di Kota dan Kabupaten Pekalongan, hasil yang diperoleh belum merata di seluruh wilayah Pekalongan. Ada kecamatan yang belum ada apotek dan banyak apotek yang terkonsentrasi pada titik tertentu di pusat kota, dekat rumah sakit dan dekat pasar. Analisa aksesibilitas pelayanan apotek dengan perhitungan rasio antara jumlah apotek dengan jumlah penduduk di setiap kecamatan di Kota dan Kabupaten Pekalongan dibandingkan dengan standar WHO dan Kemenkes yaitu 1:2000 apoteker, diperoleh hasil hanya lima kecamatan yang memenuhi syarat Kemenkes.Evaluasi penerapan Permenkes no 73 tahun 2016 tentang prosedur pelayanan kefarmasian terdiri dari pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinis. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan skala Guttman. Kemudian dibagi tiga kategori yaitu baik (81-100%), cukup (61-80%), dan kurang (20-60%). Hasil penelitian diperoleh rerata tingkat pengelolaan obat 75,04 % pada apotek kota dan 70,06% apotek kabupaten Pekalongan, pelayanan farmasi klinis 55,32% apotek kota Pekalongan dan 57,45% di wilayah kabupaten Pekalongan, pengelolaan SDM 82,36% wilayah kota Pekalongan dan 78,57% wilayah kabupaten Pekalongan. Sarana dan prasarana kota Pekalongan 67,66% dan 66,51% di kabupaten Pekalongan. Dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan standar pelayanan kefarmasian di apotek termasuk dalam kategori cukup, namun pelayanan farmasi klinis tergolong kategori kurang. 
Pengaruh Medication Therapy Management Terhadap Kepatuhan, Outcome Klinik dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Dyah Purwantiningsih; Nanang Munif Yasin; Susi Ari Kristina
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v1i1.62497

Abstract

Sebagian besar penderita Diabetes Mellitus (DM) belum memahami dengan benar pengobatan yang dijalaninya. Ketidakpatuhan dan ketidakpahaman pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Medication Therapy Management (MTM) terhadap tingkat kepatuhan, outcome klinik dan kualitas hidup pasien DM peserta Program Rujuk Balik (PRB). Rancangan penelitian ini menggunakan kuasi-ekperimental, dengan desain penelitian pretes-posttes with control group. Bentuk intervensi berupa layanan farmasi berbasis MTM. Subyek penelitian yaitu pasien DM peserta PRB di Kabupaten Sragen yang masuk kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah pill count, GDP dan DQLCTQ. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney atau T-test. Dari total 106 responden terbagi menjadi dua yaitu 55 responden kelompok kontrol dan 51 responden kelompok intervensi. Setelah dilakukan intervensi berupa layanan farmasi berbasis MTM menunjukkan adanya peningkatan kepatuhan pasien sebesar 5,76±9,17 (p=001), peningkatan outcome klinik berupa penurunan GDP sebesar 26,61±42,04 (p=0,010), dan  peningkatan kualitas hidup pasien sebesar 2,71±4,83 (p=0,018). Intervensi berupa layanan farmasi berbasis MTM dalam penelitian ini memperbaiki semua aspek variabel yang diteliti.
Rasionalitas Pendosisan Ketorolak pada Pasien Geriatri Dengan Penurunan Fungsi Ginjal Rawat Inap di RSUD Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara Syaifullah Saputro; Djoko Wahyono; Nanang Munif Yasin
Majalah Farmaseutik Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v17i2.63612

Abstract

Ketorolak merupakan NSAID yang utamanya dieliminasi melalui ginjal yang membutuhkan penyesuaian dosis pada pasien  geriatri dengan penurunan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil rasionalitas pendosisan ketorolak, menganalisis hubungan antara rasionalitas pendosisan dengan efektivitas terapi serta kejadian efek samping pada pasien geriatri rawat inap dengan penurunan fungsi ginjal. Penelitian dilakukan dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan data secara retrospektif  melalui penelusuran rekam medis pasien geriatri rawat inap RSUD Benyamin Guluh periode 2015-2020. Data yang diamati berupa regimen pengobatan, serum kreatinin, efektivitas terapi dan efek samping. Rasionalitas pendosisan dinilai berdasarkan kesesuaian dosis dengan referensi/formula Guisti Hayton. Efektivitas terapi tercapai jika penurunan VAS <50% dan kejadian efek samping dapat diamati pada catatan perkembangan pasien pada rekam medis. Uji statistik Chi Square dilakukan untuk mengetahui hubungan antara rasionalitas pendosisan dengan efektivitas terapi dan efek samping.  Dari 100 kasus sebanyak 35 kasus mendapatkan pendosisan yang rasional dan 65 kasus pengobatan yang tidak rasional. Pendosisan rasional dengan efektivitas tercapai sebesar 85.7%  dan tidak tercapai 14.3%, pendosisan tidak rasional dengan efektivitas tercapai sebesar 83.1% dan tidak tercapai sebesar 16.9%.  Sedangkan efek samping tidak ditemukan pada kelompok rasional ataupun tidak rasional. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasionalitas dosis dengan efektivitas (p>0,05) maupun kejadian efek samping.