Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penentuan Jenis Kelamin Berdasarkan Kerapatan Alur Sidik Jari Doaris Ingrid Marbun
Majalah Kedokteran Nusantara The Journal Of Medical School Vol 51, No 1 (2018): The Journal of Medical School
Publisher : Fakultas Kedokteran USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.06 KB)

Abstract

Introduction: Fingerprint test is a method for specific personal identification. Decomposed and severelydamaged bodies sometimes only leaving the finger to be examined by fingerprint test. This simpleprocedure can be used to determine gender which will help in corpse identification process.Methods: The design of the study is descriptive with cross sectional approach that was performed in 276medical students at RSUP H. Adam Malik and RSUD dr. Pirngadi Medan from May 2nd - July 10th, 2016.Results: The male research subjects have density of ridges with an average 11.23 ridges/25 mm2 withstandard deviation 1.18 ridges/25 mm2. While the female research subjects have density of ridges withan average 12.29 ridges/25 mm2 with standard deviation 1.10 ridges/25 mm2. We obtained P-value0.00001 based on data of the relationship between the density of ridges with gender and P-values0.2334 for the data of the relationship between the density of ridges with tribe.Conclusion: Density of ridges <12 ridges/25 mm2 is more likely belongs to males whereas density ofridges >12 ridges/25 mm2 more likely belongs to females. However, we cannot determine the tribe byridge density. There is a significant relationship between the density of ridges with gender but not withthe tribe.Keywords: Gender, the fingerprint ridges AbstrakPendahuluan Pemeriksaan sidik jari merupakan salah satu metode untuk mengidentifikasi individu olehkarena kekhasan polanya untuk masing-masing individu. Pada kondisi mayat yang telah membusuk danhancur terkadang hanya menyisakan jari tangan - dalam hal ini sidik jari - untuk diperiksa. Pemeriksaansidik jari yang sederhana ini dapat dipergunakan untuk menentukan jenis kelamin korban dan membantu proses identifikasi.Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional terhadap 276mahasiswa di RSUP H. Adam Malik dan RSUD dr. Pirngadi Medan dari tanggal 2 Mei - 10 Juli 2016.Analisis data menggunakan perangkat lunak Stata.Hasil: Subjek penelitian laki-laki memiliki kerapatan alur sidik jari rata-rata 11,23 alur sidik jari/25 mm2dengan simpang baku 1,18 alur sidik jari/25 mm2. Subjek penelitian perempuan memiliki kerapatan alursidik jari rata-rata 12,29 alur sidik jari/25 mm2 dengan simpang baku 1,10 alur sidik jari/25 mm2.Didapatkan nilai P-value 0,00001 pada data hubungan antara kerapatan alur sidik jari dengan jeniskelamin dan P-value 0,2334 pada data hubungan antara kerapatan alur sidik jari dengan suku.Simpulan: Kepadatan alur sidik jari <12 alur sidik jari/25 mm2 cenderung berjenis kelamin laki-laki.Kepadatan alur sidik jari ≥ 12 alur sidik jari/25 mm2 cenderung berjenis kelamin perempuan. Adahubungan yang signifikan antara kerapatan alur sidik jari dengan jenis kelamin namun tidak dengansuku.Kata Kunci: Jenis kelamin, alur sidik jari 
Perbandingan Efektivitas Fiksasi Alami Ekstrak Daun Kelor 75% dan NBF 10% pada Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Organ Manusia Eben Ezer Debora Aladin Mezbah Purba; Doaris Ingrid Marbun; Adriansyah Lubis; Dessy Harianja; Netty Herawati; Mega Sari Sitorus
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 9 (2023): Volume 3 Nomor 9 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i9.11026

Abstract

ABSTRACT An autopsy or forensic post-mortem is a way to determine the exact cause of death accompanied by an examination of the tissues and organs in it, both physically and with the support of an anatomical pathology laboratory examination. At this stage, forensic experts have a big role in the early stages of tissue processing, namely tissue preservation or fixation which is a crucial process.in preventing autolysis, degradation of tissues and their components,in order to make good histopathological preparation slides. The NBF10% golden standard fixation solution is still used because it is very effective, cheap and easy to obtain, but has an adverse effect on health. So a study was conducted to examine fixation solutions derived from natural ingredients that are effective and safe for health.This research is an experimental analytical study which aims to compare the effectiveness of natural fixation of 75% Moringa leaf extract and NBF10% on the macroscopic and microscopic features of human organs using stratified random sampling technique, with inclusion and exclusion criteria of 30 samples. . Macroscopic and microscopic evaluations were carried out on a scale of 1-3, analyzed using SPSS. Macroscopic assessment was tested using the t test and microscopic assessment using the ANOVA test (F test).The results of the macroscopic assessment using a natural fixation solution of Moringa leaf extract 75% had fairly good tissue shrinkage criteria (0.6 mm) and NBF 10% solution had good tissue shrinkage criteria (3 mm) and both had an effect on shrinkage network. The results of the microscopic assessment of the natural fixation solution of 75% Moringa leaf extract have effectiveness as a fixation solution. Keywords: Phlebotomy, Complications, Quality of Service, TQM  ABSTRAK Autopsi atau bedah mayat forensik merupakan cara untuk menentukan penyebab pasti kematian yang disertai dengan pemeriksaan jaringan dan organ tubuh didalamnya, baik secara fisik maupun dengan dukungan pemeriksaan laboratorium patologi anatomi. Pada tahapan ini, ahli forensik memiliki peran besar pada tahap awal dalam pengolahan jaringan yaitu pengawetan atau fiksasi jaringan yang merupakan proses yang krusial dalam mencegah autolisis, degradasi jaringan dan komponennya, agar dapat membuat slide sediaan histopatologi yang baik. Larutan fiksasi golden standard NBF 10% masih digunakan karna sangat efektif, murah dan mudah didapatkan, namun memiliki dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Sehingga dilakukan penelitian untuk meneliti larutan fiksasi yang berasal dari bahan alami yang efektif dan aman bagi kesehatan.Penelitian ini merupakan penelitian bersifat analitik eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas fiksasi alami ekstrak daun kelor 75% dan NBF 10 % pada gambaran makroskopis dan mikroskopis organ manusia dengan teknik pengambilan sampel secara stratified random sampling, dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 30 sampel. Evaluasi makroskopis dan mikroskopis dilakukan dengan skala 1-3, dianalisis menggunakan SPSS. Penilaian makroskopis diuji menggunakan uji t dan penilaian mikroskopis menggunakan uji anova (uji F).Hasil penilaian makroskopis menggunakan larutan fiksasi alami ekstrak daun kelor 75% memiliki kriteria penyusutan jaringan yang cukup baik (0,6 mm) dan larutan NBF 10% memiliki kriteria penyusutan jaringan yang baik (3 mm) dan sama-sama memiliki pengaruh terhadap penyusutan jaringan. Hasil penilaian mikroskopis larutan fiksasi alami ekstrak daun kelor 75% memiliki efektivitas sebagai larutan fiksasi. Kata Kunci: Fiksasi Alami, Ekstrak Daun Kelor, Autopsi Forensik
Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Tulang Ulna Pada Suku Batak Tahun 2024 GomGom Butar Butar; Asan Petrus; Adriansyah Lubis; Abdul Gafar Parinduri; Doaris Ingrid Marbun
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 9 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v4i9.2775

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis estimasi tinggi badan berdasarkan panjang tulang ulna pada suku Batak. Metode yang digunakan adalah analitik korelasi dengan desain potong lintang, melibatkan 52 responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Data dikumpulkan melalui pengukuran panjang tulang ulna kanan dan kiri, serta tinggi badan responden. Analisis dilakukan menggunakan uji normalitas, uji korelasi Pearson, dan regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara panjang tulang ulna dengan tinggi badan, dengan nilai p < 0,05. Dua variabel independen sekaligus (panjang tulang ulna kanan dan kiri) memberikan estimasi terbaik untuk tinggi badan, dengan nilai korelasi yang sangat kuat (r > 0,9). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu kedokteran forensik dan identifikasi jenazah, khususnya pada populasi suku Batak.