Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Living al-Qur’an dan Hadis: Pendekatan Filsafat Pragmatisme Charles Sanders Peirce Akhmad Sulaiman; Eri Nur Shofi’i
Asyahid Journal of Islamic and Quranic Studies (AJIQS) Vol 2, No 2 (2020): Asyahid
Publisher : STAI AL-FALAH CICALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article aims to describe the relevant theories of Charles Sanders Peirce's pragmatism philosophy and explain how these theories work in the research of the living Qur'an and hadith. It is encouraged by the lack of this research on aspects of philosophy. The significance of the theories is that the research, besides focusing on the rituals or traditions in a particular community, also focuses on the belief. The position of the agent in this research becomes very significant because the social phenomena that are the object of the research are manifestations of his subjective interpretations. It is the advantage of these theories compared to the applied sociological and anthropological theories. Peirce's pragmatism philosophy directs researchers to target the belief aspect as well as the practical aspect of research with the sociology and anthropology approach. The belief includes how subjects believe what they practice and how the belief is constructed. At this point, Peirce's pragmatism philosophy notice how the agent interprets texts subjectively to produce traditions in society. The ritual changes is also a research concern because it is part of the dynamics of pragmatic meaning. Keywords: Pragmatism Philosophy, Peirce, Living al-Qur’an and Hadith. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan teori-teori relevan dari filsafat pragmatisme Charles Sanders Peirce (1839-1914) dan menjelaskan bagaimana teori-teori ini bekerja dalam penelitian living al-Qur’an dan hadis. Ini didorong oleh kekurangan penelitian ini pada aspek filsafat. Signifikansi filsafat pragmatisme Peirce adalah bahwa penelitian, selain fokus pada sisi ritual-ritual atau tradisi-tradisi dalam komunitas tertentu, juga fokus pada keyakinan. Kedudukan agen dalam penelitian ini menjadi sangat signifikan karena fenomena sosial yang menjadi objek penelitian merupakan manifestasi dari interpretasi subjektifnya. Ini merupakan kelebihan dari filsafat pragmatisme dibanding teori-teori sosiologi dan antropologi yang telah diterapkan. Keyakinan meliputi bagaimana subjek-subjek meyakini apa yang mereka kerjakan dan bagaimana terbentuknya keyakinan tersebut. Pada titik ini, filsafat pragmatisme Peirce memperhatikan bagaimana agen memaknai teks secara subjektif untuk menghasilkan tradisi-tradisi di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan ritual juga menjadi perhatian penelitian kerena itu merupakan bagian dari dinamika makna pragmatis. Kata Kunci: Filsafat Pragmatisme, Peirce, Living al-Qur’an dan Hadis.
Pelatihan Penerjemah Al- Qur’an Dengan Metode Amstilati Pada Guru PAI MA Huffadh Al-Itqoniyyah Bobotsari Purbalingga Budi Wijaya; Akhmad Sulaiman; Muhammad Nur Rizal
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 5 No. 1 (2025): Journal of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v5i1.2127

Abstract

Pelatihan penerjemah al quran dengan metode amtsilati dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru terkait pengembangan penerjemah al quran melalui metode amtsilati. Kegiatan inti dari kegiatan pengabdian Masyarakat dilaksanakan di MA Huffadh Al-Itqoniyyah Bobotsari Purbalingga. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah bapak/ibu guru beserta pengurus pesantren yang hafidz hafidzoh berjumlah 17 guru. Kegiatan pengabdian ini diselenggarakan dalam beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. meningkatkan pemahaman dan keterampilan metode pembelajaran amtsilati dalam menterjemah al-qur’an. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelatihan memberikan dampak positif yang signifikan. Peserta antusias dan merespon dengan sangat baik dengan nilai rata-rata 3,6 atau 90% masuk pada kriteria sangat baik. Peserta merasa sangat puas dan terima kasih dengan pelatihan yang diberikan karena meningkatkan pemahaman terkait praktek metode amtsilati dan merasa lebih yakin dalam menterjemah alquran setelah mengikuti pelatihan ini. Untuk itu diharapkan kedepannya dapat dilakukan kegiatan serupa di masa mendatang untuk mendalami lebih jauh tentang metode amtsilati, dengan harapan efektivitas dan kreativitas pembelajaran dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan. Kata Kunci: Madrasah Tahfidz, Metode Amtsilati, Pelatihan, Peningkatan Pemahaman Guru, Terjemah Al-Qur’an