Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Resiko Kejadian Asfiksia Neonatorum pada Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Kalisat Jember Maryanti, Syiska Atik; Palupi, Jenie
Jurnal MID-Z (MIDWIFERI ZIGOT) Vol 3 No 1 (2020): MAY
Publisher : Universitas Islam Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/jurnalmidz.v3i1.638

Abstract

Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir sebelum ada tanda-tanda persalinan.Ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum karena akibat dariadanya penekanan pada tali pusat di dalam kandungan sehingga bayi mengalami gangguan pertukaran O2 danberlanjut menjadi asfiksia. Tujuan penelitian mengetahui ada resiko kejadian asfiksia neonatorum pada ketubanpecah dini di Rumah Sakit Kalisat Jember. Desain penelitian analisis korelasi dengan pendekatan case control,jumlah sampel 69 responden menggunakan data sekunder rekam medik RS Kalisat Jember bulan Oktober -Desember 2017 dan dianalisa dengan uji chi square, Koefisien Kontingensi dan odd ratio. Hasil penelitianterdapat 42,02% ketuban pecah dini dan bayi yang mengalami asfiksia sebesar 31,88%. Analisa menggunakanchi square didapatkan X2 hitung sebesar 20,987 > X2 tabel sebesar 3,841 dan Koefisien Kontingensi 0,483artinya ada hubungan yang cukup kuat. Analisa menggunakan odd ratio didapatkan nilai 14,727 artinya adaresiko (efek negatif). Kesimpulan ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan asfiksia neonatorum dan adaresiko kejadian asfiksia neonatorum pada ketuban pecah dini Sebaiknya bagi tenaga kesehatan di rumah sakituntuk melakukan pelayanan dan perawatan yang konservatif pada ibu bersalin yang mengalami ketuban pecahdini sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir. Key words: Resiko Kejadian Asfiksia, Ketuban Pecah Dini
Resiko Kejadian Asfiksia Neonatorum pada Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Kalisat Jember Jenie Palupi; Syiska Atik Maryanti
Jurnal MID-Z (MIDWIFERI ZIGOT) Vol 3 No 1 (2020): MAY
Publisher : Universitas Islam Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/jurnalmidz.v3i1.638

Abstract

Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir sebelum ada tanda-tanda persalinan.Ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum karena akibat dariadanya penekanan pada tali pusat di dalam kandungan sehingga bayi mengalami gangguan pertukaran O2 danberlanjut menjadi asfiksia. Tujuan penelitian mengetahui ada resiko kejadian asfiksia neonatorum pada ketubanpecah dini di Rumah Sakit Kalisat Jember. Desain penelitian analisis korelasi dengan pendekatan case control,jumlah sampel 69 responden menggunakan data sekunder rekam medik RS Kalisat Jember bulan Oktober -Desember 2017 dan dianalisa dengan uji chi square, Koefisien Kontingensi dan odd ratio. Hasil penelitianterdapat 42,02% ketuban pecah dini dan bayi yang mengalami asfiksia sebesar 31,88%. Analisa menggunakanchi square didapatkan X2 hitung sebesar 20,987 > X2 tabel sebesar 3,841 dan Koefisien Kontingensi 0,483artinya ada hubungan yang cukup kuat. Analisa menggunakan odd ratio didapatkan nilai 14,727 artinya adaresiko (efek negatif). Kesimpulan ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan asfiksia neonatorum dan adaresiko kejadian asfiksia neonatorum pada ketuban pecah dini Sebaiknya bagi tenaga kesehatan di rumah sakituntuk melakukan pelayanan dan perawatan yang konservatif pada ibu bersalin yang mengalami ketuban pecahdini sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir. Key words: Resiko Kejadian Asfiksia, Ketuban Pecah Dini
Pengaruh Ibu Bersalin Dengan Preeklamsia Terhadap Kejadian Resiko Tinggi Pada Bayi Baru Lahir Di RSD Dr. Soebandi Jember Tahun 2017 Eni Subiastutik; Syiska Atik Maryanti; Shofiyatul Hafiyah
Jurnal Kesehatan Vol 7 No 1 (2019): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-kes.v7i1.70

Abstract

Preeklamsia merupakan penyebab nomor dua angka kematian ibu di Indonesia yang mana akan menyebabkan kejadian resiko tingi pada bayi yaitu asfiksia, berat badan lahir rendah (BBLR), intrauterin growth retriction (IUGR), dan intrauterin fetal deat (IUFD) karena adanya spasmus arteriola sehingga menurunnya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan penurunan oksigenasi dan nutrisi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh ibu bersalin dengan preeklamsia terhadap kejadian resiko tinggi pada bayi baru lahir di RSD dr Soebandi tahun 2017. Desain penelitian analitik dinamika korelasi dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel 105 responden menggunakan data sekunder  rekam medik RSD dr. Soebandi Jember bulan Januari – Desember 2017 dan dianalisa dengan chi-square, KK, dan korelasi lambda. Analisis penelitian didapatkan pada asfiksia dengan nilai sig 2 sided = 0,003 < α (0,05) dan KK 0,280 pada BBLR didapatkan sig 2 sided = 0,022 < α (0,05) dan KK 0,218 , sedangkan IUGR didapatkan nilai λ hitung sebesar 0,000 < 3,841, dan IUFD didapatkan nilai λ hitung sebesar 0,000 < 3,841. Kesimpulan terdapat hubungan dengan korelasi yang rendah atau lemah tapi pasti yaitu ibu bersalin dengan preeklamsia dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan asfiksia. Diharapkan  bagi bidan untuk melakukaan deteksi dini guna untuk menentukan adanya komplikasi pada ibu hamil sehingga dapat ditangani secara cepat.
Hubungan Pemberian ASI dengan Perkembangan Anak Usia 24-36 Bulan Melalui Skrining DDST Fikri Lutfiatus Sa’adah; Jenie Palupi; Syiska Atik Maryanti
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 3 No 3 (2022): Mei
Publisher : Puslitbang Sinergis Asa Professional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37148/arteri.v3i3.221

Abstract

Based on Riskesdas (2018) coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia does not meet the SPM target set by the government which is 80%, coverage in East Java is 40%, in Jember Regency the lowest coverage in Andongsari Health Center is 24.51%, this will affect the scope of child development in the region. East Java Province is targeting 2020 early detection coverage growth of 95% while the current coverage is 53.44%. This study aims to determine the relationship of breastfeeding with the development of children aged 24-36 months through DDST screening in Pontang Village, the working area of Andongsari Health Center, Jember Regency. This type of research is analytic correlation with cross-sectional approach, the population of all mothers who have children aged 24-36 months, obtained a sample of 69 respondents in 6 posyandu with simple random sampling technique. The research instrument was in the form of a questionnaire to assess the history of breastfeeding and a form of DDST to assess progress. Data analysis using chi-square test with SPSS program. The results obtained 51% with a history of non-exclusive breastfeeding, and 49% exclusive breastfeeding. The results of the development assessment were 81% normal, and 19% were suspected. The analysis results obtained p value 0, 241> α (0,05) ie there is no significant relationship between breastfeeding and the development of children aged 24-36 months. Even though the child is given exclusive breastfeeding, child development is not only influenced by breastfeeding, but other internal and external factors can influence.
Hubungan Riwayat Usia Penyapihan dengan Status Gizi Usia 24-36 Bulan Jenie Palupi; Syiska Atik Maryanti
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 3 No 1 (2021): November
Publisher : Puslitbang Sinergis Asa Professional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37148/arteri.v3i1.203

Abstract

Weaning age is the time when breastfeeding is stopped and replaced with complementary foods. Based on a preliminary study at the Posyandu Aster, Tegal Besar Village, Kaliwates District, Jember Regency, of the 10 respondents who had children aged 24-36 months who had weaned their children, only 2 were on time and the nutritional status of their children was good, and 8 people who did the weaning incorrectlytime. The purpose of this study was to determine the relationship between the history of weaning age and the nutritional status of children aged 24-36 months. Correlation analytic research design with cross sectional approach. The population is 128 mom who have children aged 24-36 months, the sample is 96. The technique used is simple random sampling with data collection using questionnaires, obtained =24 month weaning age as 28(29.16%), <24 months were 68 (70.84%). Nutritional status over 13 (13.54%), both were 26 (27, 08%), approximately as many as 42 (43.75%), poor as many as15 (15.62%). Statistically Based on Chi Square test and df = 1 and the 5% error level obtained x2 count is greater than x2 tables (9.12> 3.481) and KK forb 0,295. The conclusion is that there is a relationship between the history of weaning age and the nutritional status of children aged 24-36 months with a low/ weak but definite relationship strength. Health care workers should provide education on properweaning and weaning effects of improper weaning so that people do right on time.
Knowledge And Attitude Of Pregnant Women About Malaria With Behavior To Seek Malaria Treatment Pasnel Parna Wemy Gultom; Jenie Palupi; Yuniasih Purwaningrum; Syiska Atik Maryanti
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 8, No 4 (2022): Volume 8 No.4 October 2022
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v8i4.7464

Abstract

Belakang: Papua merupakan daerah endemik malaria dengan tingginya kasus malaria pada anak balita dan ibu hamil. Namun, kurangnya sosialisasi dan minat mencari tahu tentang malaria dan cara pengobatannya membuat penyakit malaria masih dianggap sebagai penyakit yang biasa oleh masyarakat di wilayah endemis malaria. Kasus malaria secara global mencapai 219 juta pada tahun 2017, dengan 435.000 kasus dikaitkan dengan malaria, di Indonesia, Profil Kesehatan Kabupaten Sarmi tahun 2017, 31.068 kasus pasien malaria. Kabupaten Sarmi kasus ibu hamil yang terinfeksi Malaria pada tahun 2010 sebanyak 260 orang (1,5% ) dengan jumlah penduduk 41.515 jiwa.Tujuan: Studi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang malaria dengan perilaku ibu hamil untuk mencari pengobatan malaria dalam kehamilan di Puskesmas Samanente Kabupaten Sarmi.Metode: yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analitik korelasional dengan pendekatan desain penelitian cross-sectional dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu menggunakan kuesioner.  population in this study 30 people, this research used sampling technique Total Sampling with sampling 30 people. Inclusion criteria on this research is Willing to be a respondent, Mothers who are pregnant and currently or have suffered from malaria, Can read and write. Criteria exclusions in this study are Pregnant women who are sick at the time of the study, Pregnant women with Auto Immune, Pregnant women with pregnancy complicationsHasil: didapatkan responden dengan pengetahuan sedang yang tidak memiliki kebiasaan berobat malaria pada kehamilan adalah 56,3% dan kelompok responden dengan pengetahuan baik yang tidak memiliki kebiasaan berobat malaria pada kehamilan adalah 71,4%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat informasi dapat meningkatkan proporsi perilaku tidak mencari pengobatan malaria selama kehamilan yaitu sebesar 15,1%. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku ibu hamil dalam mencari pengobatan malaria (P > 0.05). Ada hubungan antara sikap ibu hamil tentang malaria dan perilaku ibu hamil dalam mencari pengobatan malaria (P < 0.05). Kesimpulan: Meningkatnya pengetahuan dapat meningkatkan kesadaran ibu tentang penyakit malaria dan sikap yang baik dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit malaria.Saran: menganjurkan ibu hamil untuk rutin melakukan kunjungan kehamilannya di Puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang malaria dengan perilaku mencari pengobatan malaria dalam kehamilan. Kata Kunci : Malaria dalam kehamilan Pengetahuan, Pengobatan malaria sikap dan perilaku,               ABSTRACT Background: Papua is a malaria endemic area with high malaria cases among children under five years and pregnant women. However, the lack of socialization and interest in finding out about malaria and how to medicate it makes malaria still considered a common disease by the people in malaria endemic areas. Malaria cases globally reached 219 million in 2017, with 435,000 cases attributed to malaria, in Indonesia, the Sarmi District Health Profile in 2017, 31,068 cases of malaria patients.Sarmi Regency cases of pregnant women infected with Malaria in 2010 were 260 people (1.5%) with a total population of 41,515 residents.Method: To ascertain the association between knowledge and attitudes about malaria and the behavior of pregnant women to seek treatment for malaria in pregnancy at Samanente Public Health Center, Sarmi Regency, a cross-sectional, correlational analysis study was carried out. The instrument was a questionnaire, with a sample size of 30 respondents, obtained using a simple random sampling method. population in this study 30 people, this research used sampling technique Total Sampling with sampling 30 people. Inclusion criteria on this research is Willing to be a respondent, Mothers who are pregnant and currently or have suffered from malaria, Can read and write. Criteria exclusions in this study are Pregnant women who are sick at the time of the study, Pregnant women with Auto Immune, Pregnant women with pregnancy complicationsResults: it was found that respondents with moderate knowledge who did not have the habit of seeking malaria treatment in pregnancy were 56.3% and the group of respondents with good knowledge who did not have the habit of seeking malaria treatment in pregnancy was 71.4%. This indicates that having a greater degree of information can improve the proportion of behavior for not seeking malaria treatment during pregnancy, which is 15.1%. The study found no correlation between pregnant women's knowledge level and behavior in seeking treatment for malaria (P>0.05). On the contrary, there was a significant correlation between pregnant women's attitudes toward malaria and their behavior in seeking malaria treatment (P<0.05).Conclusion: Improved knowledge is associated with increased maternal awareness of malaria, and positive attitudes can help raise awareness of malaria. It is to be expected that pregnant women who seek treatment for malaria will have a greater understanding of the disease and a more positive attitude toward it.Suggestion:  We propose that pregnant women should be required to regularly visit the health center for prenatal care examinations in order to enhance their understanding and attitudes toward malaria by obtaining malaria medication during pregnancy. Keywords : Malaria in pregnancy, Malaria treatment, Knowledge, attitude and behavior
Analisis Faktor Budaya dan Sosial Ekonomi terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Puskesmas Patrang Kabupaten Jember Eni Subiastutik; Gumiarti; Syiska Atik Maryanti
Ovary Midwifery Journal Vol 4 No 1 (2022): August 2022
Publisher : Akademi Kebidanan Aifa Husada Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tidak diragukan lagi bahwa ASI makanan terbaik bagi bayi karena kandungan nutriennya sesuai dengan yang dibutuhkan bayi. ASI mengandung zat kekebalan sehingga melindungi bayi dari beberapa penyakit. Berdasarkan data di wilayah Puskesmas Patrang Kabupaten Jember tahun 2016, cakupan ASI eksklusif sebesar 58% dan tahun 2017 sebesar 62%. Tidak memberikan ASI dengan alasan merasa ASI dianggap tidak mencukupi kebutuhan bayi dan ada yang mengatakan kolostrum harus dibuang karena kotor. Pemberian makanan pada bayi usia < 6 bulan karena menurut ibu bayi sering menangis. Bayi yang tidak diberikan ASI secara optimal bayi mudah sakit sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi, alergi, diare, konstipasi, bounding ibu dan bayi kurang, pengeluaran keluarga meningkat untuk membeli susu fomula. Keberhasilan pemberian ASI sangat perlu dukungan dari pasangan, keluarga, petugas kesehatan, serta pihak lain yang dapat meningkatkan program peningkatan ASI. Desain yang digunakan adalah analitik dengan metode pengambilan sampel secara simple random sampling, populasi sebanyak 57 ibu, diambil sampel 50 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik menggunakan chi square dengan nilai p =0,042 untuk sosial budaya, yang berarti ada hubungan dengan keberhasilan ASI eksklusif, sedangkan nilai p=0,05 untuk sosial ekonomi yang berarti ada hubungan dengan nilai keeratan sedang (KK= 0,5). Pemberian ASI eksklusif minimal 6 bulan kepada bayi penting ditekankan kepada ibu melalui penyuluhan secara rutin, dukungan dari suami dan keluarga, serta masyarakat yang ada di lingkungannya. Pemberian ASI secara eksklusif terbukti dapat membantu perekonomian keluarga karena tidak perlu membeli susu formula, meningkatkan imunitas bayi, mencerdaskan, serta meningkatkan ikatan ibu dan bayi.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KECEMASAN TENTANG CORONA VIRUS DISEASE DENGAN PERILAKU UNTUK VAKSIN COVID-19 PADA IBU HAMIL Gumiarti; Suprik Atin; Syiska Atik Maryanti
Ovary Midwifery Journal Vol 4 No 2 (2023): February 2023
Publisher : Akademi Kebidanan Aifa Husada Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Covid-19 vaccination is a safe and effective approach to controlling the pandemic and in people to prevent COVID-19-related morbidity and mortality. Preliminary studies show that the vaccination target for pregnant women is 326 targets (the national target is 70% of the population), but until November 2021 the vaccination target for pregnant women only reaches 68 people (20.8%). This study aims to determine the relationship and anxiety about corona virus disease with behavior for the covid-19 vaccine in pregnant women. The research design used was correlational with a cross sectional approach. The population in this study were pregnant women in the Pakusari Health Center working area with a sample of 180 respondents using simple random sampling technique. The results of the statistical test using che square show that there is a relationship between knowledge about the corona virus disease and behavior for the covid-19 vaccine in pregnant women in the Pakusari Health Center Work Area (p value = 0.000; = 0.05; C = 0.573) and there is a relationship between variables independent with the dependent variable which means the relationship between coronavirus disease anxiety and behavior for the covid-19 vaccine in pregnant women in the Pakusar Health Center Work Area (p value = 0.000; = 0.05; C = 0.572). It is recommended for pregnant women to actively carry out and check with midwives to get clear and true information related to the covid-19 vaccination.
Efektivitas Pijat Oksitosin Dan Pijat Oketani Terhadap Kelancaran ASI Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Murni Okla Nisa; Hendro Prasetyo; Syiska Atik Maryanti; Jenie Palupi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Ibu nifas sering mengalami masalah mengenai pengeluaran ASI saat menyusui sehingga kebutuhan bayi kurang tercukupi. Dari data Profil Kesehatan Indonesia cakupan bayi mendapatkan ASI Eksklusif pada tahun 2021 yaitu 40%. Berdasarkan data profil kesehatan Jawa Timur 2021 diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Jawa Timur sebesar 51,0%. Cakupan pemberian ASI Eksklusif di wilayah Arjasa pada tahun 2021 presentasinya sebesar 9,60%. Dari hasil studi pendahuluan jumlah tafsiran persalinan dari bulan Januari sebanyak 35 orang ibu hamil. Tujuan : Menganalisis Efektivitas Pijat Oksitosin dan Pijat Oketani Terhadap Kelancaran ASI Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa. Metode : Desain penelitian ini menggunakan metode studi komparatif, dengan rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Sampel penelitian adalah 32 ibu nifas. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Analis data yang digunakan uji chi square. Hasil : Terdapat efektivitas pijat oksitosin dan pijat oketani terhadap kelancaran ASI dengan hasil uji chi-square yang dilakukan diperoleh nilai p-value atau sig. sebesar 0.000 nilai p-value ≤ 0,05. Kesimpulan : Pijat oksitosin dan pijat oketani efektif terhadap kelancaran ASI sehingga pijat oksitosin dan oketani dapat dilakukan pada ibu nifas untuk meningkatkan kelancaran ASI dan kebutuhan bayi tercukupi.
Relationship between Breastfeeding Self-Efficacy and Exclusive Breastfeeding at the Taman Krocok Health Center maryanti, syiska atik; Devianti, Elisa Tiara; Palupi, Jenie
D'Nursing and Health Journal (DNHJ) Vol. 5 No. 2 (2024): Nursing Practices to Enhance and Prevent the Occurrence of Infectious and Non-C
Publisher : Universitas Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Indonesia's exclusive breastfeeding coverage in 2022 was recorded at only 67.96%, a decrease from 69.7% in the previous year 2021. In East Java Province, exclusive breastfeeding coverage in several districts is also still quite low, including Bondowoso City (35.8%). According to the Bondowoso District Health Office, the exclusive breastfeeding coverage of Bondowoso District in 2022, there is one sub-district that has a low exclusive breastfeeding status, namely the working area of the Taman Krocok Bondowoso Health Center. This study aims to determine the relationship between breastfeeding self-efficacy and exclusive breastfeeding. Method: This research design uses analytic with Crossectional approach. The sample in the study amounted to 65 mothers who had toddlers 6-12 months, using purposive sampling technique. Data collection using a questionnaire sheet. Data analysis with Chi-Square test. Results: 61.54% of respondents had high BSE, 38.46% had low BSE. There is an association between BSE and exclusive breastfeeding with ρ-value = 0.001 < α 0.05. Conclusion: One of the causes that affects mothers in providing exclusive breastfeeding is the level of maternal confidence (Breastfeeding Self - Efficacy) in breastfeeding their babies.