Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Aditif yang Terkandung dalam Paket Aditif Pelumas untuk Otomotif dan Industri Sesuai Perkembangan Teknologi Subiyanto Subiyanto
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 41 No. 2 (2007): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelumas dibuat dari bahan dasar pelumas ditambah aditif. Bahan dasar pelumas ada yang berasal dari minyak bumi dan disebut dengan base oil, dan yang berasal dari sintetis. Aditif pelumas banyak jenisnya, tergantung dari fungsinya yang akan diembannya. Aditif pelumas dibuat secara sintesa kimia. Pembuat aditif memproduksi aditif dalam bentuk komponen atau paket aditif. Komponen aditif lebih ditekankan pada jenis komponen penaik indeks viskositas dan aditif titik tuang, yang digunakan untuk memperbaiki karakteristik base oil. Sedangkan paket aditif pelumas pembuatannya lebih ditekankan pada perbaikan unjuk kerja.Dalam paket aditif biasanya terdapat aditif komponen jenis deterjen, anti aus, anti korosi, anti oksidasi, anti busa dan aditif pemodifikasi gesekan. Pelumas dikelompokkan dalam dua segmen besar yaitu segmen otomotif dan segmen industri. Formula pelumas otomotif telah banyak berubah oleh karena adanya peraturan pemerintah terkait, dan permintaan pabrik kendaraan.Permintaan aditif untuk segmen industri tumbuh lebih cepat dari pada segmen otomotif, walaupun naiknya masih sedang-sedang saja. Pada segmen otomotif, minyak lumas mesin adalah pemakai aditif yang paling besar dibanding minyak lumas roda gigi tranmsisi manual dan gardan serta Automatic Transmission Fluid (ATF). Untuk industri, minyak lumas mesin juga paling banyak pemakaiannya diikuti minyak hidrolik dan minyak lumas pengolahan logam. Karena kemajuan teknologi, periode penggantian pelumas makin lama, sehingga mengurangi keuntungan produsen, sebaliknya menguntungkan pemakai.
Kajian Beberapa Merek Minyak Lumas Mesin Bensin Tingkat Mutu Unjuk Kerja API SL yang Dijual di Pasaran Subiyanto Subiyanto
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 40 No. 2 (2006): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dari hasil kajian lima percontoh minyak lumas motor bensin API SL dari beberapa merek yang dijual di pasaran Indonesia dan yang telah mendapatkan Nomor Pelumas Terdaftar (NPT) seperti yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :- Kelima merek minyak lumas motor bensin empat langkah yang diteliti memenuhi spesifikasinya masing-masing.- Klasifikasi SAE yang digunakan kelima percontoh tersebut mengacu pada klasifikasi viskositas SAE J300 Dec. 1995 belum menggunakan yang terbaru yaitu SAE J300 Dec. 1999.- Spesifikasi angka basa total dari kelima percontoh semua mempunyai harga minimum 5,00 mgKOH/g.- Secara kualitatif dan kuatitatif serta merek paket aditif yang digunakan berbeda-beda; untuk aditif jenis deterjen/dispersannya ada yang mengunakan senyawa kalsium atau magnesium dan campurannya.
Jenis-jenis Logam yang terdapat dalam Minyak Lumas Bekas dan SumbER Asalnya Subiyanto Subiyanto
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 23 No. 1 (1989): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagaimanapun baiknya mutu minyak lumas yang dipergunakan untuk melumasi mesin, keausan komponen mesin selama operasi tetap berlangsung, meskipun keausan yang terjadi tidak terlalu besar. Komponen mesin yang mengalamai keausan dapat ditelusuri dari hasil pengujian laboratorium terhadap logam-logam yang ada dalam minyak lumas bekasnya
Periode Penggantian Minyak Lumas Mesin Diesel Kendaraan Tingkat Mutu API CH-4 Subiyanto Subiyanto
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 40 No. 2 (2006): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dari pembahasan dan evaluasi karaktersitik fisika kimia minyak lumas mesin diesel bekas dengan SAE 15W40, API CH-4, jumlah penambahan minyak lumas baru, seperti diuraikan diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :- Minyak lumas bekas P-10,P-20, P-30 dan P-40 dengan level viskositas multigrade SAE 15W40 dan tingkat mutu unjuk kerja API CH-4 masih dapat digunakan sampai dengan 20.000 km- Sampai dengan jarak tempuh 18.000 km, penambahan minyak lumas baru sebanyak kurang lebih 300 ml.
Korelasi Antarlaboratorium Fisika Kimia Pabrik Pelumas di Indonesia Subiyanto Subiyanto
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 40 No. 3 (2006): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pabrik pelumas atau Lube Oil Blending Plan (LOBP) dan pabrik pengolahan pelumas bekas tentu harus dilengkapi dengan alat kontrol kualitas bahan baku maupun produknya yaitu laboratorium fisika kimia. Agar laboratorium dapat menjalankan kontrol kualitas dengan baik maka diperlukan akreditasi laboratorium. Berdasarkan pada Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian SNI 19-17025- 2000 (ISO-17025), laboratorium yang telah terakreditasi harus melakukan jaminan mutu hasil pengujian melalui beberapa cara, diantaranya uji banding antarlaboratorium atau disebut uji korelasi, yang harus dilakukan minimal setiap tahun atau dua tahun sekali. Atas dasar usulan yang disampaikan oleh PPPTMGB ”LEMIGAS“ telah disepakati oleh tidak kurang dari 17 laboratorium pelumas untuk mengadakan program korelasi antarlaboratorium pelumas yang akan dilaksanakan setiap tahun dan ditindaklanjuti dengan Temu Karya dan PPPTMGB ”LEMIGAS“ ditunjuk sebagai koordinator. Kesepakatan ini telah direalisasikan mulai tahun 2003 dan dilanjutkan tahun 2004. Pada tahun 2004 ini dilaksanakan Program Korelasi Antarlaboratorium Pelumas Tahap II, yang diikuti oleh 17 Laboratorium peserta. Selain berdasarkan kompetensi tersebut di atas program korelasi ini dimaksudkan untuk memacu setiap laboratorium peserta untuk selalu meningkatkanketelitian dalam pengujian, sehingga dapat dicapai repeatability dan reproducibility yang baik. Dengan peralatan dan operator yang teliti dan andal, membantu pemerintah dalam melindungi konsumen dan membentu pabrik pelumas tersebut dalam pengawasan mutu pelumas atau kontrol kualitas produk sebelum dan sesudah pelumas tersebut beredar di pasar.
Spesifikasi dan Standar Spesifikasi Minyak Lumas Motor Bensin untuk Kendaraan Subiyanto Subiyanto
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 40 No. 3 (2006): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelumas yang salah satu fungsinya untuk mengurangi gesekan atau keausan suatu logam atau mesin, banyak sekali jenisnya. Pelumas dibuat oleh produsen pelumas berdasarkan rencana penjualan produsen tersebut atas dasar studi yang dilakukan, akan tetapi bisa juga atas permintaan dari konsumen atau pemakai. Pemakai tersebut dapat perorangan, industri atau pabrik pembuat motor atau mesin dan peralatan lainnya. Sebelum diproduksi, formulator menyusun formula pelumas berdasarkan permintaan, misalnya pelumas jenis apa yang akan dibuat, viskositasnya termasuk SAE atau ISO yang mana, serta tingkat mutu unjuk kerja yang mana. Berdasarkan kriteria tersebut, kemudian dipelajari bagaimana komposisi minyak lumas dasarnya, apakah cukup dengan jenis mineral atau sintetik, serta aditif apa saja yang harus ditambahkan agar unjuk kerjanya terpenuhi. Untuk mendapatkan viskositas tertentu, minyak lumas dasar yang digunakan meskipun berasal dari minyak bumi, juga bisa menggunakan beberapa macam jenis minyak lumas dasar, demikian juga bila berasal dari jenis sintetik. Bahan kimia atau aditif yang ditambahkan juga dapat berbeda fungsi atau kegunaannya, walaupun dari jenis bahan yang sama. Misalnya jenis deterjen, dapat dibuat dari senyawa logam kalsium atau magnesium. Sebagai akibatnya setiap produk pelumas yang sama SAE maupuntingkat mutu unjuk kerja API nya, belum tentu hasil uji terhadap suatu karakteristik akan mempunyai nilai yang sama.
Penggunaan Larutan Fermentasi Kulit Singkong dan Garam Terhadap Masa Simpan Filet Nila Merah Berdasarkan Jumlah Mikroba Pada Penyimpanan Suhu Rendah Shally Auliyatul Hakim; Evi Liviawaty; Subiyanto Subiyanto; Rusky Intan Pratama
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 3 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i3.928

Abstract

This research was conducted to analyze the best salt concentration in the cassava peel fermentation solution to extend the shelf life of red tilapia fillets based on the number of microbes during low temperature storage (5°-10°C). Soaking red tilapia fillets using fermented cassava peel solution with various added salt concentrations consisting of 4 treatments, namely 0% (control), 2%, 3% and 4%, soaking for 30 minutes for each fillet according to the treatment. The parameters observed were the number of bacterial colonies and the degree of acidity (pH), each parameter was carried out in duplicate. For concentrations of 0%, observations were made on days 1, 3, 6, 7, 8, 9, while for concentrations of 2%, 3% and 4%, observations were made on days 1, 4, 7, 8, 9, 10, 11 and 12. The results of the study showed that soaking red tilapia filets using fermented cassava skin solution, namely adding 3% salt concentration, had the best effect on shelf life during low temperature storage with an acceptance limit of up to the 11th day with TPC value is 2,5 x 106 and a pH value is 6,5.