Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisa Penempatan Dan Kebutuhan Proteksi Katodik Pada Sistem Pipa Gas Bawah Laut Offshore Dari Pulau Pemping Ke Tanjung Uncang Batam Nur Azisah; Daeng Paroka; Wahyuddin Wahyuddin
Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 3, Edisi November 2020
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/zl.v1i3.11978

Abstract

Corrosion is a problem that often occurs in submarine pipelines. This is because the metal pipe material is installed in environments that have a high level of corrosivity. Although corrosion cannot be avoided or eliminated, it can be controlled by cathodic protection. One of them is the sacrificial anode method. The aim of this research is to design a corrosion rate control in an underwater pipe along 13.5km, with a diameter of 16 inches for a design life of 45 years. The anode used is a 400 mm long and 40 mm thick anode made of aluminum alloy. In designing this cathodic protection, the writer refers to DNVGL-F103 and ISO 15589-2. From the results of this study, we will get the total anode needed to protect the pipe and the installation distance between the anodes. Based on the total anode, it can be seen the estimated cost needed in making cathodic protection.
Analisis Risiko Pembangunan Kapal Menggunakan Teknik Matriks Konsekuensi-Probabilitas Nabila Ainun Nur Rahmat; Wahyuddin Wahyuddin; Habibi Palippui
Zona Laut : Jurnal Inovasi Sains Dan Teknologi Kelautan Volume 2, Nomor 3, Edisi November 2021
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/zl.v2i3.18678

Abstract

Shipbuilding in shipyards can’t be separated from uncertain risks that can occur, so it’s necessary to carry out a risk management analysis to minimize and take action so that risks can be avoided and overcome. Risk analysis can be carried out using consequence and probability matrix techniques, one of the risk management in SNI IEC/ISO 31010:2016 by combining the consequences and probability assessments to produce a risk level. Risk assessment is the overall process of hazard identification, risk analysis, and risk evaluation. The purpose of this study was to identify hazards in new building works and determine the magnitude of the level of consequences and probability of a risk arising by using consequence and probability matrix techniques and determining the proper risk treatment or mitigation. The benefit of this study is to find out the various hazards and risk level categories using consequence and probability matrix techniques, as well as being a reference in treating or mitigating work accident risks on new building works in shipyards. The results showed that there were 14 hazards from 3 series of activity that is plate cutting, welding, and lifting. Risk analysis is obtained from the mode or the highest value in the probability assessment with the highest mode or value in the consequence assessment based on the respondent’s answer. The risk scale from the risk analysis shows that there’s a moderate level of risk (priority III), low risk (priority IV), and very low risk (priority V) in new building work at PT. Industri Kapal Indonesia. Treatment or mitigation of risk that can be carried out is to wear PPE (Personal Protective Equipment), periodic maintenance of equipment, completing safety signs in the field, and working according to the applicable SOP (Standard Operating Procedure).
Pelatihan Perbaikan Perahu Kecil Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) Untuk Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Bantaeng Wahyuddin Mustafa; Syamsul Asri; Farianto Fachruddin L.; Moh Rizal Firmansyah; Muh Zubair Muis Alie; Firman Husain
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2018): Teknologi untuk Masyarakat
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.375 KB) | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v1i1.19

Abstract

Penggunaan perahu berbahan FRP (fiberglass reinforced plastic), untuk keperluan budidaya rumput laut dan penangkapan ikan sudah banyak di gunakan oleh pebudidaya rumput laut dan nelayan di daerah pesisir. Perahu yang telah dioperasikan umumnya akan mengalami penurunan performa atau kegagalan fungsional terutama struktur lambung. Struktur lambung sangat rentan rusak baik saat pemakaian normal maupun akibat benturan dengan objek lain atau karena campuran bahan tidak sesuai dengan standar. Seperti halnya kasus yang terjadi pada komunitas nelayan dan pebudidaya rumput laut di Desa Bontosunggu Kecamatan Bisappu Kabupaten Bantaeng, beberapa perahu mengalami keretakan dan bocor hampir seluruh lambung perahu. Guna menjaga kelancaran produksi budidaya rumput laut tentu ketesediaan perahu harus tinggi salah satu cara menjaga ketersediaan adalah dengan melakukan pemeliharaan dan perbaikan. Teknologi perbaikan perahu FRP sangat sederhana, tempat yang retak atau bocor terlebih dahulu di gerinda dan dibersihkan dan di lapisi ulang dengan bahan resin, mat, roving jika dibutuhkan warna maka ditambahkan bahan pigmen. Apabila memperhatikan standar bahan dan kerja mencakup pembersihan, komposisi campuran, pelapisan dan penyelesain akhir, niscaya hasil maksimal dapat diperoleh. Pelatihan perbaikan perahu terbagi dalam tiga tahapan, melibatkan secara aktif anggota pebudidaya rumput laut yang berjumlah sekitar 12 (dua belas) orang. Tahap pertama dan kedua adalah penyampaian teori dan diskusi mencakup pengenalan bahan, peralatan, tata cara kerja dan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja). Tahap ketiga adalah pembimbingan praktek perbaikan mencakup pembersihan badan perahu, pencampuran bahan, teknik-teknik laminasi dan penyelesain akhir. Hasil yang diperoleh melalui diskusi dan praktek adalah (1) peserta memahami bahan yang standar digunakan untuk perbaikan FRP, yang sebelumnya banyak menggunakan bahan tambahan yaitu thinner padahal ini membuat bahan menjadi getas, mudah retak dan bocor. (2) peserta mampu mencampur bahan sesuai standar. (3) peserta mampu melaminasi perahu dengan susunan laminasi yang standar dan menerapkan teknik-teknik melapis dengan baik. Simpulan yang dapat diperoleh setelah kegiatan terlaksana adalah peserta dapat memilih bahan yang tepat untuk perbaikan perahu oleh karena telah mengenali karakteristik bahan FRP secara baik dan dapat mengerjakan sendiri perbaikan perahunya sehingga dapat menghemat biaya produksi budidaya rumput laut serta tetap menjaga ketersediaan perahu sehingga proses produksi tetap lancar.