Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Sindrom Koroner Akut dengan Riwayat Diabetes Melitus di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Rekha Nova Iyos; Sofyan Musyabiq Wijaya
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1718

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Menurut data Riskesdas Indonesia tahun 2013 yang telah diolah oleh Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), sejumlah 2.650.340 orang pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter. Sementara untuk propinsi Lampung, sejumlah 38.923 orang pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter dan 5.560 orang belum pernah didiagnosis kencing manis oleh dokter tetapi dalam 1 bulan terakhir mengalami gejalanya. Pasien dengan Diabetes Melitus memiliki peningkatan insiden arterioskelrotik kardiovaskular, penyakit arteri perifer, dan serebrovaskular. Hipertensi dan kelainan metabolisme lipoprotein juga sering ditemukan pada orang dengan Diabetes Melitus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan sindrom koroner akut dengan riwayat penyakit Diabetes Melitus Melitus di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan penelitian case-control study yaitu penelitian dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan efek yang disebut kasus dan kelompok tanpa efek disebut sebagai kontrol. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. AbdoelMoeloek pada bulan Juli-Oktober 2016. Populasi penelitian ini adalah semua kasus sindrom koroner akut dengan riwayat DM. Sampel penelitian ini adalah semua semua kasus sindrom koroner akut denga riwayat DM yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil Penelitian menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara CHF, ACS dengan DM pada pasien yang dirawat di RS Abdoel Moeloek. Saran penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar terutama pada pasien yang menderita DM dan menggunakan metode penelitian lain.Kata Kunci : riwayat diabetes melitus, sindrom koroner akut
Perbedaan Kemampuan Memori Kerja Paska Paparan Gelombang Elektromagnetik Akut dan Kronis pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Sprague dawley Anggraeni Janar Wulan; Rekha Nova Iyos; Anisa Nuraisa Djausal; Prianggara Rostu Prayoga
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1638

Abstract

Stres adalah keadaan ketidakseimbangan yang akan mengganggu homeostasis. Stres akan memengaruhi sistem organ pada tubuh, salah satunya sistem saraf. Handphone merupakan salah satu pemicu timbulnya stres. Paparan gelombang elektromagnetik terbukti akan merusak hippocampus sebagai pusat memori. Lama paparan terhadap gelombangelektromagnetik berpengaruh terhadap kemampuan memori kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai memori kerja paska paparan gelombang elektromagnetik akut dan kronik pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague dawley. Sampel yang digunakan adalah 18 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley, berusia 2-3 minggu. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol (K), kelompok perlakuan 1 (P1) dipaparkan dengan gelombang EM handphone selama 7 hari dan P2 dipaparkan selama 21 hari. Durasi pemaparan selama 3jam/hari. Memori kerja diukur dengan menggunakan radial arm maze. Hasil pengukuran rerata memori kerja adalah sebagai berikut K1: 1.83 ± 0,7%, K2: P1: 1,33 ± 1,0%, P2: 1.33 ± 0,5%. Dari hasil analisa Kruskal Wallis didapatkan nilai p=0,55 (p>0,05).Simpulan, tidak terdapat perbedaan memori kerja paska paparan gelombang elektromagnetik pada tikus Putih (Rattus Novegicus) galur Sprague dawley. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata kunci: gelombang EM, memori kerja