Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Distribusi Pasien PRB pada Peserta BPJS di Klinik SWA Yogyakarta Tahun 2015-2016 Gita Diah Prasasti; Ummatul Khoiriyah
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1629

Abstract

Penyakit kronis merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia, termasuk di Indonesia. BPJS kesehatan sebagai fasilitator jaminan kesehatan nasional mengupayakan program rujuk balik guna memudahkan akses pelayanan kesehatan bagi penderita penyakit kronis sehingga diharapkan mampu menekan angka kematian akibat penyakit tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan distribusi pasien Program Rujuk Balik (PRB)pada peserta BPJS di Klinik Pratama SWA Yogyakarta tahun 2015-2016. Metode penelitian adalah deskriptif. Penelitian dilakukan pada September 2016 dengan mengambil data rekam medis peserta program rujuk balik (PRB) BPJS di Klinik SWA Yogyakarta pada bulan Agustus 2015-Juli 2016. Data yang diperoleh berupa jumlah total peserta BPJS, jumlah pasien yang dirujuk dan pasien yang termasuk dalam program rujuk balik untuk 9 penyakit kronis yang ditentukan oleh BPJS.Data yang diperoleh kemudian ditampilkan dalam grafik dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pasien PRB paling banyak dari kelompok lansia (49.65%) dan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki(55.42%). Jenis penyakit kronis yang paling banyak diderita pasien PRB adalah hipertensi (40.03%). Ada 42.27% dari total pasien yang dirujuk masuk dalam PRB, dengan penyakitPRB terbanyak adalah hipertensi (75.89%) dan terendah epilepsi (23.53%). Diperlukan peningkatan peran aktif dari berbagai pihakterutama pemberi pelayanan kesehatan primer dalam peningkatan upaya promotif dan preventif. Pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi menjadi kunci suksesnya pengelolaan penyakit kronis. Simpulan: Angka rujukan untuk penyakit kronis masih cukup tinggi dan hanya hipertensi yang capaian keberhasilan pengelolaan sesuai indikator Prolanis. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata kunci: penyakit kronis, sistem rujukan
FUNGSI KOGNITIF REMAJA DENGAN INTERNET GAMING DISORDER PADA SISWA SMP DI YOGYAKARTA GITA DIAH PRASASTI
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol 6 No 4 (2022): JURNAL ILMIAH KOHESI
Publisher : LP2MTBM MAKARIOZ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The prevalence of Internet Gaming Disorder (IGD) in various countries is increasing rapidly alongside the advancement of technology, ease of internet access and expansion of internet coverage. People with IGD may show symptoms of decreased cognitive function and adolescents are a vulnerable age group due to the lack of control mechanisms. The subjects of this cross-sectional study were students at junior high schools in the Special Region of Yogyakarta Province. The instruments used in this study were the Indonesian version of the Game Addiction Scale-7 questionnaire (GAS-7 Ina) to identify IGD, as well as the Indonesian version of the Modified Mini Mental State Examination for children and adolescents (MMMSEC-Ina) to assess cognitive function. Analysis was later performed to determine the relationship between IGD and cognitive function. The application of behavioral cognitive therapy to overcome marital conflicts for dual-earners is implemented through a comprehensive assessment and implementation techniques. Termination can be done if communication between spouses is more. We obtained data from 120 students that consist of 60 IGD subjects and 60 non IGD subjects with a mean age of 14 years old. Students with IGD had lower total cognitive function scores (p=0.029) than non- IGD students, especially in the domains of calculation/attention (p=0.000) and recalling (p=0.000). Multivariate analysis showed that subjects with IGD tended to have a cognitive function score of 1.34 point lower than the non- IGD subjects. The presence of IGD is negatively associated with cognitive function. Junior high school students with IGD had lower cognitive function scores than non- IGD students, especially in the domains of calculation/attention and recall memory
Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan melalui Pemberdayaan Komunitas Masyarakat di Dusun Banjarsari, Pakem, Sleman, Yogyakarta Abdurrahman, Zahron; Zelania In Haryanto; Mhd Zakiul Fikri; Gita Diah Prasasti; Niesa Hanum Mistoro; Devi Sulistyaningrum; Rifki Baskara Kuncorojati; Husnul Abdi; Ulfida Aisya Laishela; Arsiva Alifia Gati; Umi Hanifah
Rahmatan Lil 'Alamin Journal of Community Services Volume 5 Issue 1, 2025
Publisher : Department of Accounting, Faculty of Business and Economics, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/RLA.Vol5.iss1art6

Abstract

Permasalahan lingkungan, khususnya terkait pengelolaan sampah dan kesehatan masyarakat, masih menjadi isu krusial di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), termasuk di Dusun Banjarsari, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman. Infrastruktur pengelolaan sampah yang belum memadai serta minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan menjadi faktor utama yang memperburuk kondisi tersebut. Untuk merespons permasalahan ini, dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pendekatan pemberdayaan komunitas yang mencakup tiga program utama: (1) Sosialisasi Pengelolaan Sampah dan Pelatihan Pembuatan Lilin dari Minyak Jelantah, (2) Sosialisasi Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Isu Lingkungan, serta (3) Penyuluhan Agromedicine, Pelatihan Pembuatan Jamu Herbal, dan Pemeriksaan Kesehatan Warga. Metode pelaksanaan yang digunakan meliputi identifikasi kondisi lapangan, analisis permasalahan, perumusan program bersama tim, serta pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan partisipasi aktif warga. Hasil pelaksanaan menunjukkan peningkatan pengetahuan warga terhadap isu pengelolaan sampah dan kesehatan, serta munculnya inisiatif untuk menerapkan hasil pelatihan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan dampak sosial berupa penguatan peran warga dalam menjaga lingkungan secara kolektif. Kegiatan ini menunjukkan bahwa pendekatan edukatif, partisipatif, dan berbasis komunitas mampu menjadi strategi efektif dalam membangun kesadaran serta tindakan nyata menuju pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di tingkat lokal.