Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJlAN BIOLOGI IKAN PARI BATIMMONDOL (Himantura gerrardi) FAMILI DASYATIDAE YANG DIDARATKAN DI PPN PENJAJAB, KECAMATAN PE,NIANGKAT, KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BA RAT Sudarso, Jumadi
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 12, No 01 (2007)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.12.01.30-35

Abstract

The aim of this study is to observe the biological aspects such as length, weight,length weight correlation and sex ratio. The study was done in October 2006.There were 199 females rays and 166 males rays on the observation, thus theywere measured as length and weight. Therefore, it intended to achieve the weightlength connection of those rays. The result of the observation was that the value ofmales b and females was not differ obviously by 3 or b = 3. It showed that thegrowth figure of male and female's Himantura gerrardi was isometric, whichmeans that the growing of the length was balanced from the growing of theweight. The sex ratio between males and females is 1:1.2. After testing of Test X2,it had been found that there were not significant differences between male andfemale. It also emphasized that the capture had been done for the observation wason the breeding season, thus the males and females were altogether.
C Catch Per Unit Effort (CPUE) Rhynchobatus sp Menggunakan Gill Net Dasar Di Wilayah Pengelolaan Perikanan 711 (WPP NRI 711) Pada Fishing Base PPI Sungai Kakap Kalimantan Barat sadri sadri; Frangky Fransiskus Tumion; Jumadi Sudarso; Rahmat Muallim
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 2 No 1 (2021): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.424 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i03.176

Abstract

Rhynchobatus springeri (R. springeri) and Rhynchobatus australiae (R. australiae), which belong to wedgefish species, are the main target of captures of the bottom gill net fishery at PPI Sungai Kakap, West Kalimantan, a fishing ground in the Indonesian Fisheries Management Area 711 (WPP NRI 711). The fin is the main part in business activity in fisheries and has been exported due to high demand with promising price. But, there is a scarcity of research on this species (Jabado, 2019) especially the information about the level of vulnerability of the wedgefish species. The status of R. springeri and R. australiae are critically endangered on the International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List (Jabado, 2019; Kyne, 2019; Kyne et al, 2019a; IUCN, 2012). CPUE is the amount of fish catch per unit of effort. The term ‘effort’ in this research is the length of days at sea per trip of fishing operation. Data collection includes the number of landings of Rhynchobatus species and length of days at sea from each fishing vessel during the years of 2016 and 2019. Microsoft Excel was used for data analysis. The results showed that the average CPUE was 54.34 piece/trip, or 1,512.19 kg/trip and 1.75 piece/day, or 48.78 kg/day per ship. The correlation between CPUE and effort is positively significant. At the CPUE piece/trip, the linear equation shown as follow y = 0.3583x-38.531 with R2 = 0.8724 or R = 0.9340. Whereas, at the CPUE kg/trip, the linear equation was y = 9,0823x-842,11 with R2 = 0,791 or R = 0,889 (Y is CPUE and X is effort).
Pengaruh Warna Lampu dan Waktu Penangkapan Pada Alat Tangkap Bagan Tancap di Perairan Teluk Cina Kalimantan Barat Ho Putra Setiawan; Rasidi Rasidi; Frangky Tumion; Jumadi Sudarso
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 4 No 1 (2023): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/manfish.v4i1.539

Abstract

Kalimantan Barat memiliki potensi lestari sumberdaya perikanan ± 485.000 ton per tahun. Potensi sumberdaya ikan tersebut yang belum dimanfaatkan sebesar 87,32 % atau sebesar 423.498 ton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh perbedaan warna lampu dan waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan ikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percoban penangkapan langsung di lapangan dengan menggunakan warna lampu yang berbeda yaitu lampu berwarna hijau, kuning dan merah, yang dioperasikan pada selang waktu setiap tiga jam (18.30-21.30, 22.00-01.00 dan 01.30-04.30). Hasil tangkapan terbanyak dan terbaik dihasilkan oleh lampu berwarna hijau yaitu sebesar 5.3 kg (40.46 %) pada kisaran waktu 18.30 – 21.30 WIB. selanjutnya hasil tangkapan terbanyak dan terbaik dihasilkan oleh lampu berwarna kuning pada kisaran waktu 01.30 – 04.30 WIB yaitu sebanyak 17.4 kg (21.35 %), kemudian hasil tangkapan terbanyak dan terbaik dihasilkan oleh lampu berwarna merah sebesar 6.2 kg (39.49 %) pada kisaran waktu 22.00 – 01.00 WIB. Hasil analisis sidik ragam bagan tancap berdasarkan perlakuan warna cahaya lampu dan waktu penangkapan memperlihatkan bahwa nilai F hitung 3.94 ** < dari nilai F tabel (0.05) ; (4.28) dan (5.68). Hasil tersebut menunjukan bahwa perbedaan penggunaan warna cahaya lampu dan waktu penangkapan pada bagan tancap tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 0.01 % dan 0.05 %.
Parameter Populasi Udang Jerbung (Penaeus Merguiensis) Yang di Daratkan di TPI Sungai Kakap Kalimantan Barat Jumadi Sudarso; Reza Alnanda; Sadri Sadri
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 3 No 1 (2022): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.747 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v2i2.421

Abstract

Udang Jerbung (Penaeus merguiensis) merupakan salah satu jenis udang yang bernilai ekonomis yang banyak ditemukan di Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Tingginya permintaan pasar menyebabkan penurunan jumlah stok di alam, hal ini ditandai dengan ukuran udang jerbung yang tertangkap lebih kecil dari ukuran pertama kali pematangan gonadnya. Perhitungan dugaan stok udang jerbung dilakukan untuk menduga jumlah stok udang yang ada dialam. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui parameter populasi udang jerbung (Penaeus merguiensis) diperairan sungai Kakap, Provinsi Kalimantan Barat. Stok udang jubung dapat diduga menggunakan beberapa parameter, yaitu: pertumbuhan, ukuran pertama kali matang gonad, ukuran pertama kali tertangkap mortalitas dan laju eksploitasi dan nisbah kelamin. Analisis pendugaan pematangan gonad dan ukuran pertama kali udang tertangkap menggunakan metode SpearmanKarber. Hasil penelitian menunjukkan pendugaan ukuran pertama kali matang gonad (Lm) udang jerbung adalah 33.2 mm, sedangkan ukuran pertama kali tertangkap (Lc) adalah 27.7 mm, laju eksploitasi sebesar 0.74 atau 74%. Nilai Lc yang lebih kecil dari Lm (Lc < Lm) menjadi indikator terjadinya biological overfishing udang jerbung di Sungai Kakap.
Parameter Biologi Udang Jerbung (Penaeus Merguiensis) yang di Daratkan di Tpi Sungai Kakap, Kalimantan Barat Alnanda, Reza; Sudarso, Jumadi; Sadri, Sadri; Fitrari, Eny
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 4 No 2 (2023): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/manfish.v4i2.616

Abstract

Udang jerbung (Penaeus merguiensis) merupakan salah satu komoditi penting di Perairan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Perairan Sungai Kakap menjadi wilayah pengolahan perikanan dan penghasil sumber daya laut terbesar kedua di Provinsi Kalimantan Barat. Tingginya permintaan pasar dan nilai ekonomis dari udang jerbung, mempengaruhi jumlah stok yang ada dialam. sehingga sudah seharusnya dilakukan pengamatan parameter populasi udang jerbung yang didaratkan di TPI Sungai Kakap, Kalimantan Barat sebagai upaya untuk mempertahankan stok yang ada dialam agar dapat menjamin kelestarian sumberdayanya dimasa mendatang. Udang jerbung yang digunakan selama penelitian berasal dari hasil tangkapan nelayan Lampara Dasar di Perairan Sungai Kakap yang didaratkan di TPI Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Lokasi tangkapan udang jerbung berada di sekitar perairan sungai kakap dan pada kedalaman 5-20 m. Berdasarkan persamaan W = aLb, maka diperoleh nilai b sama dengan 2.3984 dan R2 sama dengan 93.23 untuk Udang Jerbung secara keseluruhan. Berdasarkan analisis pertumbuhan diketahui bahwa udang jerbung peneitian menunjukkan pertumbuhan yang alometrik negatif dengan faktor kondisi tertinggi sebesar 1.04. Telah terjadi rekruitment baru pada bulan juli dengan panjang Linf 60.75 mm.Nilai faktor kondisi Udang Jerbung tertinggi pada bulan Mei adalah 1.04 ± 0.07. Persamaan pertumbuhan model Von Bertalanfy udang jerbung jantan, betina dan gabungan masing-masing adalah Lt = 60.75 (1-e[-1.56(t+0.61)]).
Pengaruh Fase Bulan Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Apung di Perairan Kabupaten Bengkayang Sudarso, Jumadi; Baharudin, La; Ramadhani, Ahijrah
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 5 No 2 (2024): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/manfish.v5i2.978

Abstract

Sumber daya ikan teri merupakan sumberdaya neritik, karena penyebarannya terutama adalah di perairan dekat pantai pada wilayah dimana terjadi proses penarikan masa air (upwelling). Di Perairan Kabupaten Bengkayang ikan teri ditangkap nelayan dengan menggunakan alat tangkap bagan apung. Alat bantu penagkapan ikan pada bagan apung menggunakan penerangan cahaya lampu. Fungsi lampu pada bagan adalah sebagai pemikat ikan teri untuk datang berkumpul pada lampu tersebut. Berkumpulnya ikan teri pada cahaya lampu dikarenakan ikan teri mempunyai sifat fhototaksi fositif. Penangkapan ikan dengan bantuan cahaya sangat dipengaruhi oleh fase bulan, posisi bulan, keadaan cuaca, kedalaman renang ikan dan kekuatan sumber cahaya yang digunakan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui determinasi dan komposisi hasil tangkapan bagan apung dan mengetahui pengaruh fase bulan terhadap hasil tangkapan bagan apung.Hasil penelitian menggabarkan fase bulan memiliki pengaruh yang mendekati signifikan terhadap hasil tangkapan ikan dengan nilai F = 3,377 dan nilai signifikansi p = 0,068. Meskipun tidak signifikan pada tingkat kepercayaan 95%, fase bulan menunjukkan adanya variasi yang jelas pada hasil tangkapan, dengan fase bulan sabit terakhir menghasilkan tangkapan rata-rata tertinggi (153 kg), jauh lebih tinggi dibandingkan fase lainnya (bulan baru 57.5 kg, sabit pertama39.5 dan bulan purnama75.5 kg).
PENINGKATAN KETERAMPILAN NELAYAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT KESELAMATAN DI ATAS KAPAL PADA KONDISI DARURAT DI PPI SUNGAI KAKAP Ramadhani, Ahijrah; La Baharudin, La Baharudin; Sudarso, Jumadi; Tumion, Frangky F; Sadri, Sadri; Rasidi, Rasidi; Setiawan, Ho Putra; Jumaedi, Slamet; Risko, Risko; Simbolon, Nurmala E; Purnamawati, Purnamawati
Bina Bahari Vol 2, No 3 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Kelautan, FMIPA Universitas Tanjungp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/binabahari.v2i3.43

Abstract

Kegiatan nelayan di atas kapal merupakan salah satu kegiatan dengan tingkat resiko tinggi yang mengakibatkan kerugian pada aspek materil hingga keselamatan nelayan di atas kapal. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus bagi nelayan dalam menggunakan alat keselamatan di atas kapal pada kondisi darurat. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat nelayan yang ada di PPI Sungai Kakap tentang keterampilan menggunakan alat keselamatan di atas kapal. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tahapan sosialisasi kepada khalayak sasaran yang mengacu pada pekerja/awak kapal dan penyampaian materi terkait penyebab terjadinya kecelakaan kapal dan upaya pencegahan yang dilakukan di atas kapal. Berdasarkan hasil pre test yang dilakukan diperoleh bahwa hanya 42 % dari keseluruhan peserta yang benar – benar paham mengenai keselamatan kerja di atas kapal berdasarkan prosedur. Setelah kegiatan ini dilakukan, secara keseluruhan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran peserta akan pentingnya keterampilan nelayan dalam menggunakan alat keselamatan di atas kapal dan cara menggunakan bahan alternatif sebagai alat keselamatan pada keadaan darurat. Selain itu, para nelayan mampu memahami penyebab terjadinya kecelakaan kapal serta memahami upacaya terhadap pencegahan dari kecelakaan tersebut.