Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANAN BUAH PISANG AMBON TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU (Cardiorespiratory Endurance) ATLET KARATE Vivin Syamsul Arifin; Asep iwan purnawan; Surmita Surmita; Witri Priawantiputri; M Rifqi Fauzi
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.291 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.642

Abstract

Olahraga karate merupakan olahraga yang dilakukan dengan mengandalkan kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketepatan dan pernafasan sehingga atlet dituntut untuk memiliki daya tahan jantung paru yang baik agar performa dalam berlatih/bertanding semakin optimal. Pisang ambon merupakan salah satu sumber energi yang digunakan untuk meningkatkan daya tahan (endurance) para atlet karena pisang merupakan sumber karbohidrat dan kalium yang membantu dalam metabolisme energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian buah pisang ambon terhadap daya tahan jantung paru atlet karate STKIP Pasundan Cimahi. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre Experimental design (pre and post test one group) dengan desain pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel berjumlah 18 orang diberikan buah pisang ambon 150 gr 2 jam sebelum melakukan tes balke. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pemberian buah pisang ambon terhadap daya tahan jantung paru (p<0.05). Perlu adanya ahli gizi untuk memberikan informasi terkait pengatuan makan untuk atlet yang sesuai dengan kebutuhan guna mencapai daya tahan yang maksimal. Kata kunci: Karate, Daya Tahan, VO2max, Pisang Ambon
Formulasi Makanan Enteral Berbasis Tepung Tempe Sebagai Alternatif Makanan Enteral Tinggi Protein Fida Husnul Faidah; Yenny Moviana; Nitta Isdiany; Surmita Surmita; Putri Widi Hartini
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.941 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.702

Abstract

Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi rumah sakit dalam upaya penyembuhan pasien. Pasien malnutrisi yang tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi dari makanan direkomendasikan untuk diberikan makanan enteral. Tempe sebagai sumber protein nabati dapat dijadikan bahan baku alternatif pembuatan makanan enteral tinggi protein yang lebih ekonomis dibandingkan makanan enteral komersial. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan bahan dasar tepung tempe. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh imbangan tepung tempe terhadap sifat organoleptik dan sifat fisik makanan enteral. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian mutu hedonik dan osmolalitas terhadap 3 imbangan makanan enteral. Hasil penelitian menunjukkan makanan enteral berbasis tepung tempe memiliki sifat organoleptik warna putih kekuningan, rasa manis, aroma sedikit beraroma khas tempe, dan kekentalan cair. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat pengaruh formulasi imbangan tepung tempe dan susu skim terhadap warna (p:0,002), rasa (p:0,001), dan aroma (p:0,000). Osmolalitas produk yang dihasilkan diatas batas ideal yang dianjurkan. Untuk mengembangkan produk diperlukan formulasi dengan penggunaan bahan-bahan yang memiliki osmolalitas rendah.
HUBUNGAN TINGGI BADAN ORANG TUA DAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Surmita Surmita; Ida Noparini; Maryati Dewi; Witri Priawantiputri; Mona Fitria
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.802 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.818

Abstract

Kejadian stunting disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor penyebab stunting antara lain adalah asupan gizi, kejadian infeksi dan faktor lingkungan. Selain itu, tinggi badan orang tua mempunyai pengaruh terhadap tinggi badan anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tinggi badan orang tua (ayah dan ibu) dengan tinggi badan anak balita. Metode yang digunakan adalah metode crossectional. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini 109 orang. Data diolah menggunakan uji statistik korelasi Spearman. Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa terdapat korelasi antara tinggi badan ibu dengan tinggi badan anak (r=0,264, p =0,006). Namun, korelasi ini termasuk korelasi yang lemah. Antara tinggi badan ayah dengan tinggi badan balita tidak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan. Ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian stunting pada balita.