Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENDUGAAN UMUR SIMPAN PRODUK BISKUIT DENGAN METODE AKSELERASI BERDASARKAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS [Accelerated Shelf-life Testing of Biscuits Using a Critical Moisture Content Approach] Feri Kusnandar; Dede R. Adawiyah; Mona Fitria
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 21 No. 2 (2010): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.323 KB)

Abstract

The objective of this research was to determine the shelf-life of commercial soft and hard dough biscuits packed in metallized plastics by using a critical moisture content approach. The critical moisture contents, which were reached when the biscuits started to loss their crispiness and firmness, were 0,064 g H2O/g dried solid for soft dough biscuit and 0.069 g H2O/g dried solid for hard dough biscuit. The soft dough biscuits stored at 30oC and relative humidity of 75% had shelf life of 17.4 months, while that of hard dough biscuit at the same storage condition had shelf life of 16.5 months.
COOKIES TEPUNG UBI JALAR ORANYE, TEPUNG KEDELAI, DAN PUREE PISANG SEBAGAI PMT BALITA GIZI KURANG Eka Wardatul Jannah; Agus Sulaeman; Mona Fitria; Mulus Gumilar; Salma Tia Salsabila
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.917 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.673

Abstract

Prevalensi underweight pada balita di Jawa Barat termasuk tinggi, yaitu 15,1%. PMT sejauh ini berhasil dalam meningkatkan status gizi balita. Formulasi PMT dengan menggunakan bahan dasar lokal dapat mendidik masyarakat agar lebih mandiri dan dapat memanfaatkan bahan pangan yang ada disekitarnya. Ubi jalar oranye, kedelai, dan pisang merupakan tanaman lokal Indonesia yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Ubi jalar oranye tinggi betakaroten, kedelai sebagai sumber protein nabati, dan pisang sebagai flavour alami dapat disubstitusikan kedalam cookies sebagai PMT balita gizi kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh imbangan tepung ubi jalar orange, tepung kedelai, dan puree pisang terhadap daya terima cookies meliputi warna, rasa, aroma, tekstur, dan overall, serta mengetahui nilai gizi cookies. Desain penelitian ini adalah Eksperimental. Panelis yang digunakan adalah 30 panelis agak terlatih. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Kruskal Wallis (α ≤ 0,05). Hasil uji daya terima menunjukkan bahwa formula yang paling disukai adalah cookies F1 (30% tepung ubi jalar oranye, 50% tepung kedelai, dan 20% puree pisang) yang mengandung 186 kkal, 7,5 gram protein, 7,5 gram lemak, dan 23,5 gram karbohidrat per takaran saji (40 gram cookies). Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan daya terima pada aspek rasa (p = 0,002) dan tekstur (p = 0,003).
EFEK PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA DI ASRAMA Hada Shauti Sadida; Nelly Olifa Ilyas; Mona Fitria; Pusparini Pusparini; Salma Fauzia Azka
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.706 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.688

Abstract

Masih banyaknya masalah gizi dan masalah kesehatan dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai gizi. Hal ini dapat terjadi pada berbagai kelompok usia termasuk remaja. Salah satu masalahnya adalah pengetahuan mengenai pentingnya mengonsumsi sayur dan buah. Diperlukan pendidikan gizi yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan konsumsi sayur dan buah pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek pemberian pendidikan gizi terhadap pengetahuan dan konsumsi mengenai sayur dan buah pada remaja. Penelitian ini dilakukan di Asrama Mahasiswi. Desain penelitian ini yaitu Quasy Eksperiment, dengan rancangan preposttest. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling sebanyak 34 orang. Intervensi dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 minggu. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji univariat menunjukan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sampel sebanyak 91.17%, konsumsi sayur sebanyak 70.58% dan konsumsi buah sebanyak 55.88%. Hasil uji bivariat menunjukan bahwa terdapat efek pendidikan gizi terhadap pengetahuan mahasiswi dengan nilai p(sig)=0.000. Ada efek pendidikan gizi terhadap konsumsi sayur mahasiswi dengan nilai p(sig)=0.010 dan tidak ada efek pendidikan gizi terhadap konsumsi buah mahasiswi dengan nilai p(sig)=0.714. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat efek pendidikan gizi terhadap perubahan pengetahuan dan konsumsi sayur namun tidak dengan konsumsi buah. Diharapkan agar materi pendidikan ini disosialisasikan kepada seluruh mahasiswi yang tinggal di asrama dengan membagikan leaflet dan memasang poster di asrama agar mahasiswi tersebut memahami pentingnya fungsi sayur dan buah bagi kesehatan tubuh.
HUBUNGAN TINGGI BADAN ORANG TUA DAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Surmita Surmita; Ida Noparini; Maryati Dewi; Witri Priawantiputri; Mona Fitria
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.802 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.818

Abstract

Kejadian stunting disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor penyebab stunting antara lain adalah asupan gizi, kejadian infeksi dan faktor lingkungan. Selain itu, tinggi badan orang tua mempunyai pengaruh terhadap tinggi badan anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tinggi badan orang tua (ayah dan ibu) dengan tinggi badan anak balita. Metode yang digunakan adalah metode crossectional. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini 109 orang. Data diolah menggunakan uji statistik korelasi Spearman. Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa terdapat korelasi antara tinggi badan ibu dengan tinggi badan anak (r=0,264, p =0,006). Namun, korelasi ini termasuk korelasi yang lemah. Antara tinggi badan ayah dengan tinggi badan balita tidak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan. Ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian stunting pada balita.
INDEKS GLIKEMIK (IG) DAN RESPONS GLUKOSA POST-PRANDIAL BERAS BERWARNA DARI INDONESIA PADA INDIVIDU SEHAT Mira Mutiyani; Mona Fitria; Roya Suffah Zain; Indra Wibowo
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 12 No 1 (2020): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes DepKes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.956 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v12i1.896

Abstract

Some rice cultivars have been traditionally grown in Indonesia, but only limited researches have been done related on that area. Diabetes is a chronic metabolic illness characterized by hyperglycemia, mainly affected by staple diet pattern as consumption of rice. On the contrary, some traditional pigmented rice varieties are proven to be beneficial in managing different metabolic disorders as diabetes and other metabolic syndrome. Glycemic potential of pigmented rice cultivars namely white rice, red rice, brown rice, and black rice were studied. Brown rice recorded low GI of 51.09 whereas white rice elicited high GI of 72.84, red rice recorded high GI of 70.17, and black rice elicited high GI of 83.83. Hence, brown rice with low GI can be potential as a source of functional food and could play an important role in the management and prevention of diabetes and metabolism disorders
SNACK BARS KACANG TANAH DAN TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI PANGAN DARURAT Mona Fitria; Mulus Gumilar; Maryati Dewi; Judiono Judiono
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.979 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v14i1.2091

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat berpotensi mengalami bencana alam. Bencana alam dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan masyarakat, terutama pangan. Oleh karena itu, dibutuhkan pangan darurat yang bersifat siap santap, bernutrisi, mudah didistribusikan dan tahan lama seperti snack bars. Snack bars untuk pangan darurat dapat dikembangkan dari bahan pangan lokal, kacang tanah dan ubi jalar. Kacang tanah merupakan sumber protein dan lemak, sedangkan ubi jalar merupakan sumber karbohidrat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh formulasi kacang tanah dan tepung ubi jalar terhadap mutu snack bars. Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu tiga formulasi kacang tanah dan tepung ubi jalar yang berbeda, yaitu 70%:30% (F1), 60%:40% (F2), dan 50%:50 (F3). Hasil uji hedonik oleh 35 panelis agak terlatih menunjukkan bahwa snack bars terbaik adalah F1, dengan rata-rata skor hedonik parameter overall 6.09. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan ada pengaruh formulasi kacang tanah dan tepung ubi jalar terhadap aroma, namun tidak ada pengaruh pada rasa, warna, tekstur dan overall snack bars. Snack bars per sajian (50 g) mengandung energi 238.47 kkal, protein 7.5 g, lemak 12.98 g, serta karbohidrat 22.91 g. Umur simpan snack bars pada suhu ruang selama 173 hari. Produk ini dapat dijadikan sebagai alternatif pangan darurat.
Penggunaan Aplikasi Berbasis Android “Food Digital Map” untuk Panduan Konsumsi Makanan pada Remaja Surmita surmita; Widartika Widartika; Mona Fitria
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 6 No. 2 (2019)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2019.006.02.1

Abstract

Abstrak Asupan gizi pada masa remaja perlu mendapat perhatian agar sesuai dengan kebutuhan dan sebagian remaja kurang dari kebutuhan. Remaja memerlukan panduan dalam mengkonsumsi makanan  agar sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini menggunakan aplikasi berbasis android  yang disebut “Food Digital Map” untuk membantu remaja dalam menghitung kebutuhan zat gizi dan asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, sehingga remaja dapat mengkonsumsi zat gizi dalam jumlah seimbang.  Aplikasi Food Digital Map ini merupakan program yang dirancang untuk menghitung kebutuhan gizi dan asupan makanan yang diaplikasikan pada Android.  Desain penelitian menggunakan metode eksperimental untuk melihat kesesuaian asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) pada remaja yang diberikan aplikasi Food Digital Map untuk digunakan sebagai panduan untuk mengukur kebutuhan dan asupan makan sehari-hari. Penelitian dilaksanakan di SMPN 14 dan SMPN 7 Bandung pada bulan Maret – September 2017.  Hasil penelitian ini menunjukkan  bahwa ada pengaruh pemberian Aplikasi Food Digital Map terhadap kesesuaian asupan dan kebutuhan zat gizi karbohidrat dan lemak (p< 0,05),  tetapi untuk asupan protein belum menunjukkan perbedaan yang signifikan ( p >0,05).Kata kunci: Food Digital Map, kesesuaian asupan dan kebutuhan, karbohidrat, protein, lemak Abstract Nutrien intake in teenager must be balance with nutrient requirement. Nutrition intake in some teenagers is less than the requirement and others exceed the requirements.  Teenager need a guide to consumse food  to be equal with their nutrient requirement. This research used Food Digital Map software to help teenagers in calculating nutritional requirements and intake consumed daily. Food Digital Map are Software applied on Android Program that can use to calculate nutrient requirement and intake. Research design uses experimental to see the suitability of macro nutrient intake (carbohydrate, protein, fat) in teenager which given application of Food Digital Map to be used as a guide to measure nutritional requirement and   intake. Place of study at SMPN 14 and SMPN 7 Bandung conducted in March - September 2017. The results of this study indicate that there are significant effect of used Food Digital Map Program for balance of nutritional intake and requirement for carbohydrate and fat (p< 0.05), but there are no significant difference  for protein intake (p> 0.05). Keywords: Food Digital Map, balance of intake and requirement,  carbohydrate,  protein, fat
FORMULASI DAN ANALISIS MUTU ES KRIM BEKATUL BERAS MERAH (Oryza sativa L) DAN JAMBU KRISTAL (Psidium guajava) SEBAGAI SUMBER MAKANAN TINGGI SERAT DAN VITAMIN C BAGI ANAK SEKOLAH DASAR Nursalma, Hasna Khairunnisa; Gumilar, Mulus; Judiono, Judiono; Fitria, Mona
Jurnal Gizi dan Dietetik Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Gizi dan Dietetik
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jgd.v2i2.1799

Abstract

chool-age children are vulnerable to nutritional deficiencies of fiber and vitamin C because they consume less vegetables and fruit. One effort to prevent fiber and vitamin C deficiency is making ice cream products that contain high levels of fiber and vitamin C where the additional ingredients are obtained from brown rice bran and crystal guava. The aim of this research is to determine the effect of red rice bran and crystal guava formulations on the quality of ice cream products including organoleptic properties, fiber content and vitamin C levels. This study used one-factor completely randomized design with 3 formulations of brown rice bran and guava crystals namely F1 (15%:85%), F2 (25%:75%) and F3 (35%:65%). The research method used the hedonic test to determine the organoleptic properties, enzymatic gravimetry for the fiber test and iodimetri titration for the vitamin C test. Formula F1 (15%:85%) was the best formula that contains 5.19 g of fiber and 38.4 mg of vitamin C, thus fullfilled a daily requirements of fiber and vitamin C for elementary school children approximately 20% and 80% in one serving (80 g). The Kruskall Wallis test revealed that there was an effect of different formulations of red rice bran and crystal guava ice cream on the color, taste and overall of the ice cream (p<0.05). The production cost of F1 ice cream is IDR 3,000/80 g. Red rice bran and crystal guava ice cream products should be subjected macronutrient analysis in the laboratory using proximate testing.
BEAN FLAKES BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN TEPUNG KACANG KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF SARAPAN SUMBER PROTEIN DAN TINGGI SERAT Insania, Kamila; Mulyo, Gurid Pramintarto Eko; Judiono, Judiono; Rosmana, Dadang; Fitria, Mona
Jurnal Gizi dan Dietetik Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Gizi dan Dietetik
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jgd.v3i1.2181

Abstract

Salah satu upaya untuk mewujudkan hidup yang lebih sehat, aktif, dan produktif adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi melalui konsumsi sarapan yang bergizi. Tepung kacang hijau dan tepung kacang kedelai dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan sereal bean flakes tinggi protein dan serat sebagai makanan sarapan. Setiap 100 g, kacang hijau mengandung 22,9 g protein dan 7,5 g, sedangkan kacang kedelai mengandung 30,2 g protein dan 2,9 g serat.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formulasi tepung kacang hijau dan tepung kacang kedelai terhadap sifat organoleptik, kandungan protein, dan serat bean flakes. Desain penelitian adalah studi eksperimental dengan tiga perlakuan formulasi tepung kacang hijau: tepung kacang kedelai, yaitu F1 (25%:75%), F2 (50%:50%), dan F3 (75%:25%). Sifat organoleptik dianalisis menggunakan uji hedonik oleh 30 orang panelis agak terlatih, analisis protein dengan metode mikro Kjeldahl, dan analisis serat pangan dengan metode enzimatik gravimetrik. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan terdapat pengaruh formulasi tepung kacang hijau dan tepung kacang kedelai terhadap aspek warna, tekstur, dan overall (p<α=0,05). Berdasarkan tingkat kesukaan yang paling unggul adalah produk bean flakes F3 dengan rata-rata tingkat kesukaan overall 5,5. Bean flakes mengandung 12,5 g protein dan 9,2 g serat dalam satu porsi (65 g). Produk ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai alternatif sarapan yang mengandung protein dan serat.
PENGEMBANGAN SNACK BAR BERBASIS TEPUNG HANJELI, KACANG ALMOND, FREEZE-DRIED TAPE KETAN HITAM UNTUK DIABETES GESTASIONAL Novalda Zetridacepa Eka Putri; Fauziyah, Raden Roro Nur; Hapsari, Agustina Indri; Fitria, Mona
Jurnal Gizi dan Dietetik Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Gizi dan Dietetik
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jgd.v3i2.2705

Abstract

The 2021 International Diabetes Federation report indicated an increase in diabetes cases in Indonesia, placing the country 5th among the top 10 countries or regions with the highest number of diabetes patients, totaling 19.5 million people. The global prevalence of gestational diabetes in 2021 was 14.2%, with Southeast Asia having the second-highest prevalence at 20.8%, following the Middle East and North Africa. Diabetes management is carried out through non-pharmacological therapy, one of which involves managing eating habits. This study aimed to formulate and analyze the quality of snack bars made from hanjeli flour, almonds, and freeze-dried fermented black glutinous rice as an alternative snack for gestational diabetes. The study employed three formulations of hanjeli flour, almonds, and freeze-dried fermented black glutinous rice: F1 (73:13:14), F2 (70:10:20), and F3 (67:15:18), using an experimental research design. An organoleptic test was conducted with 30 panelists using the hedonic method. The results of the organoleptic test showed no significant differences in taste, aroma, color, texture, or overall acceptance (p > 0.05). F3 was identified as the best formula based on the panelists' preferences. Future research is recommended to include high-protein ingredients to enhance the protein content and conduct proximate analysis to improve the accuracy of the nutritional values of the snack bars.