Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PURPLE BLACKSOY LAYERED PANCAKE SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN SUMBER ANTOSIANIN DAN ISOFLAVON UNTUK MENCEGAH KANKER Tita Ratna Sari; Nadhifa Aisyah Amalia Rachmi; Osman Syarief; Gurid Pramintarto E.M; Pusparini Pusparini
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.152 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.663

Abstract

Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Salah satu cara pencegahan kanker adalah mengonsumsi makanan sumber antosianin dan isoflavon. Antosianin berfungsi sebagai antioksidan dan mencegah terjadinya kanker. Isoflavon juga merupakan senyawa fitoestrogen yang berfungsi sebagai pencegah kanker. Ubi jalar ungu merupakan sumber antosianin dengan kandungan antosianin 110 mg/100gram, sedangkan kedelai hitam merupakan sumber isoflavon dengan kadar isoflavon 154-440 mg/100gram. Tujuan penelitian ini adalah membuat produk sebagai pangan fungsional dan alternatif makanan tinggi antosianin dan isoflavon serta menganalisa aspek kualitas Purple Blacksoy Layered Pancake yang meliputi sifat organoleptik, kadar antosianin, dan kadar isoflavon. Desain penelitian ini adalah studi eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Metode penelitian menggunakan uji organoleptik, sprektofotometri UV—VIS untuk antosianin. Penelitian ini melibatkan 30 panelis agak terlatih yang merupakan mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Bandung. Formulasi produk ini terdiri dari 3 imbangan tepung ubi ungu dan tepung kedelai hitam, yaitu imbangan 1 (80%:20%), imbangan 2 (70%:30%), dan imbangan 3 (60%:40%). Hasil uji Kruskal wallis menunjukkan adanya perbedaan untuk aspek warna, sedangkan tidak ada perbedaan untuk aspek rasa, aroma, dan tekstur. Imbangan 1 unggul dalam aspek warna dan aroma, sedangkan imbangan 2 unggul dalam aspek rasa dan tekstur. Kandungan antosianin tertinggi terdapat pada imbangan 1 dengan kandungan antosianin 17.85 mg. Isoflavon tertinggi terdapat pada imbangan 3 dengan kandungan isoflavon 15,3 mg. Produk ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai makanan sumber antosianin dan isoflavon.
Peranan Jus Jambu Biji Merah Terhadap Kadar Asam Urat pada Penderita Hiperurisemia Yuniarti Diana; Gurid Pramintarto Eko Mulyo; Osman Syarief; Mira Mutiyani; Syafitri Sukmawati
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.612 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.669

Abstract

Pengendalian hiperurisemia dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C. Jus jambu biji merah merupakan salah satu produk yang mengandung vitamin C yang baik untuk penderita hiperurisemia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar asam urat pada penderita hiperurisemia di wilayah kerja puskesmas pasirkaliki kota cimahi. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan sampel purposive sampling. Sampel berjumlah 14 orang. Sampel diberikan jus jambu biji merah, dengan jumlah jambu biji merah yang diberikan sebanyak 200 gr selama 7 hari berturut-turut. Data yang dikumpulkan meliputi kadar asam urat dari hasil pengukuran sebelum intervensi dan sehari setelah intervensi. Hasil penelitian yang didapat, ada pengaruh pemberian jus jambu biji merah penurunan terhadap kadar asam urat sebanyak 0,31 mg/dl (p=0,021) pada penderita hiperurisemia. Berdasarkan hasil penelitian, mengonsumsi jus jambu biji merah dapat dijadikan alternatif untuk menurunkan kadar asam urat pada penderita hiperurisemia. Kata kunci: Hiperurisemia, Kadar Asam Urat, Jus Jambu Biji Merah, Vitamin C ABSTRACT Control of hyperuricemia can be done by consuming foods that contain vitamin C. Red guava juice is one product that contains vitamin C which is good for patients with hyperuricemia. The purpose of this study was to determine the effect of guava red juice on uric acid levels in patients with hyperuricemia in the work area of ​​Pasirkaliki health center in Cimahi City. The research design used was Quasi Experiment with a purposive sampling sample. The sample is 14 people. Samples were given red guava juice, with the amount of red guava given as much as 200 gr for 7 consecutive days. The data collected included uric acid levels from the measurement results before the intervention and the day after the intervention. The results of the study obtained, there was an effect of the administration of red guava juice decreased to uric acid levels as much as 0.31 mg / dl (p = 0.021) in patients with hyperuricemia. Based on the results of the study, consuming red guava juice can be used as an alternative to reduce uric acid levels in patients with hyperuricemia. Key words: Hyperuricemia, Uric acid levels, Guava Juice, Vitamin C
PENGARUH PENDIDIKAN GIZI MENGGUNAKAN CERITA BERGAMBAR TERHADAP PENGETAHUAN DAN FREKUENSI KONSUMSI SAYUR BUAH PADA SISWA Dife Nur Tiara; Osman Syarief; Gurid Pramintarto Eko Mulyo; Mira Mutiyani; Sofi Siti Selviyanti
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.617 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.670

Abstract

Konsumsi buah dan sayur yang rendah masih merupakan masalah perilaku makan anak yang paling sering ditemukan. Salah satu faktor yang dominan dalam meningkatkan pengetahuan dan konsumsi sayur buah pada anak adalah adanya paparan yang berulang melalui pendidikan gizi salah satunya adalah menggunakan media cerita bergambar. Cerita bergambar merupakan buku yang berisi illustrasi gambar dan teks yang menceritakan kejadian sehari-hari yang biasanya dialami oleh anak-anak. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental, dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang baik pada kelompok intervensi dan kontrol yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi. Pengambilan data meliputi karakteristik sampel, pengetahuan dan frekuensi konsumsi didapatkan dari pengisian kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi (p) pada pengetahuan sebesar 0.013 dan frekuensi konsumsi sebesar 0.073 atau adanya pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan, namun tidak terdapat pengaruh pada frekuensi konsumsi. Disarankan terdapat peran ibu sebagai edukator dan inisiator untuk memotivasi anak dalam mengonsumsi sayur dan buah sesuai dengan anjuran dan adanya paparan berulang oleh pihak guru disela kegiatan belajar mengajar di sekolah.
INOVASI SHERBET WORTEL DAN UBI JALAR CILEMBU UNTUK MENINGKATKAN ASUPAN VITAMIN A DAN KALSIUM BALITA Nadhifa Aisyah Amalia Rachmi; Tita Ratna Sari; Osman Syarief; Widartika Widartika; Agustina Indri Hapsari
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.747 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.677

Abstract

Gangguan gizi pada balita dapat mengakibatkan terganggunya tumbuh kembang anak. Pemenuhan asupan zat gizi pada anak tidak hanya berfokus pada asupan zat gizi makro, namun juga asupan zat gizi mikro seperti vitamin A dan kalsium. Nadimin (2011), menyatakan bahwa dari 46 anak balita, terdapat 37 anak (80.4%) dengan tingkat kecukupan konsumsi vitamin A kurang. Menurut WHO, pada beberapa negara berkembang rata - rata asupan kalsium balita berkisar pada 300 - 400 mg per hari, kategori kurang jika dibandingkan dengan AKG. Ubi jalar Cilembu dan wortel merupakan contoh bahan makanan dengan kadar vitamin A dan kalsium yang cukup tinggi. Melihat hal tersebut, dilakukan diversifikasi pangan untuk mendapatkan produk baru (Carcium Sherbet) yang memiliki kadar beta-karoten (provitamin A) dan kalsium yang tinggi sebagai pangan fungsional yang baik untuk menjadi makanan selingan balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat produk Carcium Sherbet sebagai pangan fungsional dan alternatif makanan tinggi beta-karoten dan kalsium. Desain penelitian ini adalah studi eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Metode penelitian menggunakan uji organoleptik, studi literatur untuk mengetahui kadar beta karoten, dan kompleksometri untuk mengukur kadar kalsium. Penelitian ini melibatkan 30 panelis agak terlatih yang merupakan mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Bandung. Formulasi produk ini terdiri dari 3 imbangan (%) F1 (25 : 75), F2 (50 : 50), F3 (75 : 25). Hasil uji Kurskall Walis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna di semua aspek organoleptik. Semakin tinggi jumlah wortel, semakin tinggi kadar beta-karoten dan kalsium yang terkandung dalam produk. Semakin tinggi kadar ubi jalar Cilembu, semakin lembut produk yang dihasilkan.