Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT PISANG AMBON (MUSA ACUMINATA COLLA) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN-VITRO Rika Fitriani Nur Fajrina; Ira Gustira Rahayu; Yeni Wahyuni; Mamat Rahmat
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.959 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.744

Abstract

Pisang mengandung antioksidan yang tinggi. Selain itu, kulit pisang juga memiliki kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, saponin, fenol, juga terpenoid yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kulit pisang ambon, mengetahui variasi konsentrasi dari rentang 0%; 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8%; dan 1% , juga mengetahui waktu kontak (waktu inkubasi) yang paling efektif. Waktu yang dipakai disesuaikan dengan kurva pertumbuhan bakteri yaitu 0 jam, 5 jam, 15 jam, 30 jam, dan 45 jam dengan 3 kali pengulangan sehingga terdapat 75 unit eksperimen termasuk kontrol positif dan negatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Metode yang digunakan adalah makrodilusi dengan pembuatan seri pengenceran pada tabung reaksi yang berisi media cair Mueller Hinton Broth (MHB) sebagai media yang dapat menumbuhkan bakteri Staphylococcus aureus dan sejumlah tertentu suspensi Staphylococcus aureus. Seri tabung diinkubasi pada suhu 37°C selama waktu tertentu dan diukur absorbannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 620 nm. Ekstrak kulit pisang ambon dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 0,4% dengan waktu kontak 30 jam.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH VENA Putri Amalia; Entuy Kurniawan; Ira Gustira Rahayu; Ganjar Noviar
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.986 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.751

Abstract

Kepatuhan petugas terhadap SOP di laboratorium merupakan kesalahan pra analitik yang memberikan kontribusi paling besar pada kesalahan di laboratoriun, yaitu 77,1%. Salah satu faktor penyebab kesalahan yaitu sistem managemen rumah sakit seperti individu, organisasi, dan lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penerapan standar operasional prosedur pengambilan darah vena. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang flebotomis yang bekerja di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hasil analisis secara statistik Chi Square dengan taraf kepercayaan 95% (p<0,05) menunjukkan adanya hubungan antara variabel beban kerja dengan kepatuhan penerapan standar operasional prosedur (p=0,008). Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung untuk dapat menambah petugas flebotomi pada saat waktu puncak pasien saat diambil darah meningkat.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT PISANG MULI (Musa acuminata L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus METODE MAKRODILUSI imellia putri deradjat; Ai Djuminar; Yeni Wahyuni; Ira Gustira Rahayu
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.443 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.770

Abstract

Penyakit karena infeksi dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, dari hewan ke manusia dan disebabkan juga oleh mikrooganisme seperti, bakteri, jamur, virus dan parasit. Salah satunya adalah bakteri Staphylococcus aureus. Upaya pengendalian terhadap bakteri Staphylococcus aureus telah banyak dilakukan dengan adanya antibiotik. Namun penyalahgunaannya dapat menyebabkan resistensi dalam penggunaan jangka waktu lama. Untuk mengatasinya maka perlu mengembangkan antibakteri dari obat tradisional terutama bahan alamiah yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti obat antibakteri. Salah satunya adalah kulit pisang muli (Musa acuminata L.) sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi minimum ekstrak kulit pisang muli sebagai antibakteri dan waktu kontak yang efektif terhadap Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah analitik laboratorik yang dilaksanakan pada bulan Maret 2019 hingga Mei 2019. Simplisia kulit pisang muli dilakukan dengan maserasi dengan etanol 96% kemudian dilakukan tahap freeze drying dibuat konsentrasi 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1%. Sampel uji dilakukan metode makrodilusi yaitu pegukuran absorban menggunakan spektrofotometer UV-Vis panjang gelombang 620 nm dengan lama waktu kontak 0 jam, 5 jam, 15 jam, 30 jam dan 40 jam. Data absorban dianalisis dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dari rerata hasil absorban diperoleh konsentrasi minimum dan waktu kontak efek ekstrak kulit pisang muli. Hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak kulit pisang muli (Musa acuminata L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 0,4% dengan waktu kontak optimum 30 jam.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans METODE MAKRODILUSI Ratih Sukma Pujawati; Mamat Rahmat; Ai Djuminar; Ira Gustira Rahayu
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.401 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.771

Abstract

Kandidiasis merupakan suatu penyakit jamur yang disebabkan oleh Candida sp. dan dapat menyerang mulut, vagina, kuku, kulit, bronki, atau paru-paru. Untuk mengatasi kandidiasis, dapat digunakan antijamur yang berasal dari bahan alam, diantaranya adalah serai dapur. Serai dapur memiliki kandungan kimia yang terdiri dari saponin, tannin, flavonoid, terpenoid, dan alkaloid yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak serai dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) terhadap pertumbuhan C.albicans dengan menggunakan metode makrodilusi. Penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap ini menggunakan serai dapur yang dibagi ke dalam variasi konsentrasi ekstrak 0%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0.8%, 1% dan variasi waktu kontak 0 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam, dan 48 jam lalu diukur kekeruhannya pada spektrofotometer. Data hasil absorban kemudian dibuat kurva dan dilakukan analisa pengukuran absorban terhadap konsentrasi dan waktu kontak. Dari hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dalam menghambat pertumbuhan C.albicans adalah pada konsentrasi ekstrak 0,4% dan waktu kontak yang efektif dalam menghambat pertumbuhan C.albicans adalah pada waktu kontak 36 jam.
COST-EFFECTIVENESS ANALYSIS (CEA) BAHAN KONTROL KOMERSIAL DAN POOL SERUM PASIEN Farah Dina Salma; Ira Gustira Rahayu; Sonny Feisal Rinaldi; Nani Kurnaeni
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.243 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.797

Abstract

Kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium yang bertambah dapat menjadi penyebab peningkatan biaya pemeriksaan. Namun peningkatan biaya ini tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas pemeriksaan itu sendiri. diperlukan suatu sistem manejerial yang efektif dalam mengelola aspek keuangan dan kualitas pemeriksaan, termasuk didalamnya adalah pemilihan jenis bahan kontrol. Pemilihan jenis bahan kontrol dapat menunjang peningkatan kualitas laboratorium karena terlibat langsung dalam penyelenggaraan kendali mutu internal suatu laboratorium. ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan kontrol komersial menjadi permasalahan bagi laboratorium di negara berkembang. Karena itu pool serum dapat menjadi alternatif pilihan dalam penyelenggaraan kendali mutu internal. Cost-Effectiveness Analysis (CEA) adalah alat yang tepat dalam membandingkan dua intervensi kesehatan atau lebih dalam aspek ekonomi dan kemanfaatannya. Karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui jenis bahan kontrol manakah yang memiliki aspek ekonomi dan kemanfaatan paling tinggi pada pemeriksaan glukosa darah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan melakukan pengumpulan dan analisis data total biaya dan tingkat efektivitas dari masing – masing jenis bahan kontrol. Data yang terkumpul diolah menggunakan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukan total biaya untuk penggunaan bahan kontrol komersial adalah Rp728,020.00 dan Rp752,442.50 untuk penggunaan pool serum. Tingkat efektivitas yang didapatkan adalah 93.39% untuk bahan kontrol komersial dan 96.33% untuk pool serum. Hasil akhir average cost-effectiveness ratio (ACER) penggunaan bahan kontrol komersial adalah Rp7,795.67 dan Rp7,811.11 untuk pool serum. Penggunaan bahan kontrol komersial memiliki nilai ACER lebih rendah dibandingkan penggunaan pool serum. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan kontrol komersial sebagai bahan kontrol lebih cost-effective dibandingkan dengan penggunaan pool serum sebagai bahan kontrol.