Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DEIKSIS PERSONA PERTAMA DALAM TAFSĪR SURAT AL-MULK BERBAHASA SUNDA RAUḌATUL IRFĀN FI MA’RIFATIL QUR’ĀN (Kajian Pragmatik) Alawi, Zamzam Mugni; Fachrullah, Tb. Ace; Sufyan, Abu
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature Vol 5 No 2 (2022): Hijai - Journal on Arabic Language and Literature
Publisher : Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hijai.v5i2.21193

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis deiksis persona pertama yang terdapat dalam surat Al-Mulk Tafsīr berbahasa Sunda Rauḍatul ‘Irfān Fī Ma’rifatil Qur’ān dan memaparkan tentang berbagai macam fungsi acuan dari setiap deiksis persona pertama yang ditemukan pada setiap data. Dalam data penelitian ini, peneliti menganalisis mengenai jenis dan fungsi acuan deiksis persona pertama sebagai objek penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif kualitatif. Berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan, peneliti telah menemukan penggunaan berbagai jenis deiksis persona pertama tunggal (الإِشَارَةُ الشَّخْصِيَّةُ لِلْمُتَكَلِّمِ وَحْدَهْ) dan deiksis persona pertama jamak (الإِشَارَةُ الشَّخْصِيَّةُ لِلْمُتَكَلِّمِ مَعَ الغَيْرِ) yang terdapat dalam surat Al-Mulk Tafsīr berbahasa Sunda Rauḍatul ‘Irfān Fī Ma’rifatil Qur’ān di antaranya mencakup lima jenis, yaitu deiksis persona pertama jamak bermakna tunggal (Aing), deiksis persona pertama jamak bermakna jamak (Abdi Sadaya), deiksis persona pertama tunggal bermakna tunggal (Kaula), dan deiksis persona pertama jamak bermakna jamak (Kaula Sarerea). Sedangkan dalam hal bentuk di antaranya mencakup deiksis persona pertama bentuk terikat ‘Muttaṣilun’ (مُتَّصِلٌ) berjumlah 15 data dan deiksis persona pertama bentuk terpisah ‘Munfaṣilun’ (مُنْفَصِلٌ) berjumlah 1 data. Adapun fungsi acuan mengacu kepada Allah berjumlah 1 acuan, kepada Nabi Muhammad berjumlah 2 acuan, kepada orang-orang Kafir berjumlah 2 acuan, dan kepada Nabi Muhammad beserta ummatnya berjumlah 2 acuan.ABSTRACTThis study aims to describe the type of first person deixis contained in the Sundanese Surah Al-Mulk Tafsr Rauḍatul 'Irfān Fī Ma'rifatil Qur'ān and describe the various reference functions of each first person deixis found in each data. In this research data, the researcher analyzes the types and functions of the first person deixis reference as the object of research. The method used in this study is a qualitative descriptive method. Based on the results of the analysis that has been carried out, researchers have found the use of various types of singular first person deixis (الإِشَارَةُ الشَّخْصِيَّةُ لِلْمُتَكَلِّمِ وَحْدَهْ) and plural first person deixis (الإِشَارَةُ الشَّخْصِيَّةُ لِلْمُتَكَلِّمِ مَعَ الغَيْرِ) contained in the Sundanese Surah Al-Mulk Tafsīr Rauḍatul F'Irfān. Ma'rifatil Qur'ān of which includes five types, namely the first person deixis plural singular (Aing), first person deixis plural meaning plural (Abdi Sadaya), first person deixis singular singular (Kaula), and first person deixis plural meaning plural (Kaula Sarerea). Meanwhile, in terms of form, it includes the first person deixis of the bound form 'Muttaṣilun' (مُتَّصِلٌ) totaling 15 data and the first personal deixis of the separate form 'Munfaṣilun' (مُنْفَصِلٌ) amounting to 1 data. The reference function refers to Allah in the amount of 1 reference, to the Prophet Muhammad there are 2 references, to the Kafirs there are 2 references, and to the Prophet Muhammad and his ummah there are 2 references.
Campur Kode Pada Video Youtube Al Aqshagraphy Official “Pertemuan Ke-2 Tarbiyah Amaliyah Bersama Usth. Nida Nurfajriah” Azzahra, Shofannisa Alifia; Lukman, Fahmy; Sufyan, Abu
Aksara Vol 36, No 1 (2024): AKSARA, EDISI JUNI 2024
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v36i1.4169.178--193

Abstract

This research was conducted on 68 speech data containing code mixing. In terms of the type of code mixing, there were 67 data (98.5%) of outer code mixing and 1 data (1.5%) of hybrid mixing code. The data shows that code mixing based on its type occurs because it is dominantly influenced by the boarding school regulations which require the use of Arabic and English, and prohibit the use of local languages. This has an impact on the two languages appearing more often in speech. Other findings show that code mixing based on its form there are 46 data using word form (67.6%) with details of 5 data (7.4%) in the form of baster, and 17 data (25%) in the form of phrase. This correlates with the form of Arabic baster and phrases which are quite difficult to find the equivalent meaning in Indonesian. No clauses and idioms were found because the use of larger forms was chosen by Ustazah Nida through code-switching and the choice of words used had the full lexical meaning.  The forms that appear indicate the choice of code mix related to the Arabic language learning process. AbstrakPenelitian ini merupakan kajian sosiolinguistik yang bertujuan mendeskripsikan jenis-jenis campur kode pada tuturan pengajar terhadap santri di Pondok Modern al-Aqsha Sumedang. Data penelitian berasal dari akun youtube Al-Aqshagraphy Official yang diteliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik perolehan data dilakukan dengan simak tulis terhadap objek data berupa tuturan yang mengandung campur kode pada video “Pertemuan Ke-2 Tarbiyah Amaliyah Bersama Usth. Nida Nurfajriah, M.Hum”. Metode padan dengan teknik hubung banding ekstralingual dipilih sebagai metode analisis data yang kemudian disajikan menggunakan teknik informal. Penelitian ini dilakukan terhadap 68 data tuturan yang mengandung campur kode. Ditinjau dari jenis campur kode, sebanyak 67 data (98,5%) campur kode ke luar (outer code mixing) dan 1 data (1,5%) campur kode campuran (hybrid mixing code). Data itu menunjukkan bahwa campur kode berdasarkan jenisnya ini terjadi karena dominan dipengaruhi oleh peraturan pondok pesantren tersebut yang mewajibkan penggunaan bahasa Arab dan Inggris, serta melarang menggunakan bahasa daerah. Hal ini berdampak pada kedua bahasa itu lebih sering muncul dalam tuturan. Temuan lain menunjukkan bahwa campur kode berdasarkan bentuknya terdapat sebanyak 46 data menggunakan bentuk kata (67,6%) dengan rincian 5 data (7,4%) berbentuk baster, dan 17 data (25%) berbentuk frasa. Hal ini berkorelasi dengan bentuk baster dan frasa berbahasa Arab yang cukup sulit untuk dicarikan padanan maknanya dalam bahasa Indonesia. Tidak ditemukan bentuk klausa dan idiom karena penggunaan bentuk yang lebih besar dipilih Ustazah Nida melalui alih kode serta pilihan kata yang digunakan memiliki makna leksikal seluruhnya.  Bentuk-bentuk yang muncul ini menunjukkan pilihan campur kode yang berkaitan dengan proses pembelajaran bahasa Arab.