Ari Sufyandi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN KUALITAS AIR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM HULU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS ISOTOP Ari Sufyandi
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan sungai Citarum dan anak sungainya di wilayah hulu sangat penting bagi kehidupan dan  penghidupan penduduk yang berada disekitar cekunganBandung. Akan tetapi dengan perkembangan industri yang sangat pesat dan pertanian yang sangat intensif  di wilayah tersebut, kondisi sumber air Citarum dan anak sungainya telah mengalami degradasi baik kualitas maupun kuantitas. Menyadari akan keadaan tersebut di atas, diperlukan upaya pengelolaan DAS Citarum Hulu dengan baik.Hasil penelitian ini merupakan identifikasi masalah yang berkaitan dengan kualitas air sungai Citarum, sebagai salah satu komponen untuk yang dapat dijadikan dasar untuk pengelolaan DAS Citarum. Pada penelitian tersebut, kualitas air dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis Isotop. Pada pendekatan tersebut nisbah isotop hidrogen dan oksigen, dan belerang (sulfur) di dalam air digunakan sebagai unsur penilai untuk menelusuri aliran material di alam/lingkungan. Bila isotop suatu unsur tertentu stabil akan mengidentifikasikan siklus geokimia suatu senyawa dan memungkinkan untuk mengetahui sumber polutan. Lebih lanjut, komposisi isotop senyawa air akan bermanfaat sebagai alat untuk menelusuri pergerakan air pada suatu ekosistem, dan dengan isotop belerang dapat mengindikasikan polutan yang dilepaskan dari bahan bakar fosil dan berbagai produknya. Sehingga dengan pendekatan analisis tersebut secara keseluruhan dapat mengidentifikasikan pengaruh penggunaan lahan pada wilayah penelitian terhadap kualitas air di sungai Citarum.Hasil penilaian kualitas air berdasarkan isotop sulfur (belerang) menunjukan bahwa terdapat tiga sumber utama  polutan di setiap tata guna lahan yang berbeda menurut ketinggian tempat, yaitu :pupuk yang berasal dari kebun sayur pada zona ketinggian >1000 m dplpupuk  yang berasal dari sawah pada zona ketinggian <1000 m dpllimbah industri yang berasal dari dataranBandung Sebaran polutan yang berasal dari pupuk (kebun sayur & sawah) hampir menjangkau sebagian besar wilayah cekunganBandung, sedangkan sebaran polutan dari limbah industri hanya bersifat lokal, akan tetapi memberikan dampak yang sangat luas. Berdasarkan data isotop sulfur, air limbah domestik yang berasal darikotaBandungtidak berpengaruh nyata terhadap kualitas air sungai Citarum. Berdasarkan hasil analisis tersebut,  untuk tujuan pengelolaan sumber air di sungai Citarum agar sumber airnya dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan diperlukan penanganan segera pada air limbah yang berasal dari limbah industri dan pengurangan penggunakan pupuk anorganik di lahan sawah dan kebun sayuran. Kata kunci: Isotop, Polutan
PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT ARI KACANG KEDELAI Wahyu Kristian Sugandi; Ari Sufyandi; Totok Herwanto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengusaha Tahu Sumedang sampai sekarang masih mengupas sendiri bahanbakukedelainya secara manual dengan kapasitas pengupasan antara 20 – 22 kg/jam atau 120 – 132 kg per hari (6 jam kerja). Sementara  kebutuhan kedelai kupasan berkisar antara  30 – 40 kg per jam atau antara 180 – 260 kg per hari. Untuk membantu memenuhi kebutuhan tersebut Laboratorium Alat dan Mesin Pertanian UNPAD telah merancang mesin pengupas kulit ari kacang kedelai dengan kapasitas manual 30 kg/jam melalui metode rekayasa berdasarkan analisis kebutuhan, analisis struktural, analisis fungsional, analisis teknik dan analisis biaya. Hasil rancangan adalah mesin pengupas kulit ari kacang kedelai berdimensi panjang  61 cm, lebar 52 cm dan tinggi 106,37 cm. Daya yang dibutuhkan mesin ini adalah 313 watt/jam dan total biaya produksi Rp 2.053.320,- per unit. Kata kunci: Mesin pengupas, Kulit ari kacang kedelai