Totok Herwanto
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Peningkatan Kapasitas Tahap Esterifikasi Minyak Kemiri Sunan (Reutalis trisperma) sebagai Bahan Baku Produksi Biodiesel Eki Dwiyan Saputra; Sarifah Nurjanah; Haryono Haryono; Ade Moetangad Kramadibrata; Efri Mardawati; Wahyu Daradjat; Handarto Handarto; Totok Herwanto; S. Rosalinda; Muhammad Saukat; Dedy Prijatna
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 13, No 2 (2019): TEKNOTAN, Desember 2019
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.784 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol13n2.4

Abstract

Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil menjadi permasalahan utama yang sedang terjadi. Biodiesel merupakan energi terbarukan berasal dari minyak nabati yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Kemiri sunan (Reutalis trisperma) merupakan salah satu tanaman yang bisa digunakan menjadi bahan baku pembuatan biodiesel. Karena nilai FFA yang tinggi menyebabkan reaksi esterifikasi harus dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan kapasitas terhadap mutu dan rendemen dari minyak kemiri sunan hasil esterifikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan korelasi regresi dengan nilai determinan terbaik. Esterifikasi dilakukan dengan menggunakan lima perlakuan kapasitas yaitu A = 200 mL; B = 400 mL; C = 600 mL; D = 800 mL; dan E = 1000 mL. Parameter mutu yang diuji pada penelitian ini adalah rendemen, densitas, viskositas kinematik, bilangan asam dan FFA, kadar air, indeks bias, dan warna. Hasil penelitian menunjukan peningkatan kapasitas pada proses esterifikasi mempengaruhi mutu minyak. Perlakuan E merupakan hasil terbaik yang diperoleh, karena memiliki nilai terbaik pada 5 parameter dari 8 parameter keseluruhan. Perolehan nilai rendemen, bilangan asam, FFA, densitas, viskositas kinematik, indeks bias dan warna (oHUE) pada perlakuan E secara berturut adalah 82,04%, 2,9702 mg-KOH/g-minyak, 4,61%, 0,9486 g/cm3, 4,94 mm2/s, 0,9939%, 0,0008951, dan 87,47991 (Yellow Red).
ANALISIS ERGONOMI DAN ANALISIS BIAYA EKSTRAKTOR SARI BUAH JAMBU BIJI Totok Herwanto; Muhammad Saukat; Irfan Fauzi
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekstraktor sari buah jambu telah dirancang untuk meratifikasi 53.200 ton produksi tahunan jambu Indonesia yang kurang termanfaatkan. Namun analisis rancangan ergonomik dan biayanya belum terungkap.  Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengungkap kinerja ergonomik dan biayanya. Hasil dari aspect antropomeri menunjukkan bahwa ekstraktor ini sesuai dengan standar antropomerik operasi untuk operator setinggi 162 cm yang memiliki nilai indeks angkat (NIA) lebih dari satu (NIA >1). Namun dengan nilai kebisingan antara 89,87-91,58 db ekstraktor ini tidak memenuhi syarat standar. Sebaliknya, analisis biayanya menunjukkan bahwa ekstraktor ini secara ekonomis wajar dengan nilai NPV, IRR, dan BCR berturut-turut Rp 16.251.680,51; 34,77%, dan 1,23, di mana  waktu pengembalian investasi tercapai pada tahun ketiga. Kata kunci: ekstraktor jus jambu, analisis ergonomik dan biaya
KARAKTERISTIK MINYAK AKAR WANGI (VETIVER OIL) DARI TANAMAN AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI LOGAM TIMBAL Dadan Sumiarsa; Totok Herwanto; M. Reyhan Pratama
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 5, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman akar wangi (V. zizanioides) merupakan salah satu tanaman pemulih lahan (fitoremediasi) tercemar logam berat, juga penghasil minyak atsiri, vetiver oil. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh penyerapan logam berat Pb terhadap komposisi minyak akar wangi. Tanaman akar wangi ditanam pada media tanah yang ditambah logam Pb artifisial dengan konsentrasi 0 (kontrol), 200, 800, dan 3200 ppm. Setelah 5 bulan penanaman   dilakukan analisis Pb yang terakumulasi  pada bagian akar dan shoot menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Bagian akar tanaman dilakukan hidrodistilasi, dan komposisi minyak akar wangi dianalisis dengan GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman akar wangi dapat tumbuh pada media tanah yang mengandung 200, 800, 3200 mg Pb/kg dan kontrol. Rendemen minyak akar wangi masing-masing perlakuan  adalah 0,33, 0,40, dan 0,33 % dan 0,22 %. Hasil analisis komposisi minyak akar wangi menunjukkan komposisi seskuiterpen hidrokarbon meningkat dengan bertambahnya konsentrasi Pb di media, sebaliknya untuk seskuiterpen teroksigenasi menurun. Kata kunci :  Akar wangi, Minyak atsiri, Timbal
Rancang Bangun Model Mesin Peremuk dan Pengaduk Berondong Ketan Secara Mekanik Muhammad Saukat; Yulinda Silviana Dewi; Sudaryanto Sudaryanto; Totok Herwanto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 1 (2017): TEKNOTAN, April 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (930.525 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n1.1

Abstract

Berondong ketan merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang perlu dilestarikan keberadaannya. Kelompok pengrajin berondong ketan di Sentra Industri Berondong Ketan Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung belum menggunakan mesin pada proses pembuatan berondong ketan, sehingga beberapa pekerja mengeluhkan rasa nyeri pada telapak tangan mereka ketika melakukan pengadukan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan rancang bangun model mesin peremuk dan pengaduk berondong ketan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian rekayasa yaitu melakukan suatu perancangan guna mendapatkan kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Berdasarkan hasil perhitungan rancang bangun model mesin peremuk dan pengaduk berondong ketan secara mekanik menunjukkan bahwa kapasitas tampung hopper 0,542 kg, kebutuhan daya penggerak secara teoritis 7,115 W (9,538 × 10-3 HP), kecepatan putar rol 24 rpm, kecepatan putaran kritis 2421 rpm, umur bantalan 348221 jam, lendutan rangka 0,391 mm, kekuatan las 8700 N, jumlah sabuk berdasarkan daya tersedia adalah 1 buah, kapasitas teoritis 7,960 kg/jam, kapasitas aktual input dan output (manual) masing-masing bernilai 5,045 kg/jam dan 4,760 kg/jam, kapasitas aktual input dan output (mesin) masing-masing bernilai 6,393 kg/jam dan 5,902 kg/jam, efisiensi 74,15 %, konsumsi daya aktual 3,469 W (±4,650x10 HP), rendemen 92,33%, dan tingkat ketercampuran gabah ketan 73,11%.Kata kunci: berondong ketan, mesin peremuk dan pengaduk, model, rancang bangun, uji kinerja
Analisis Struktur dan Fungsional Greenhouse (Studi Kasus Kebun Percobaan dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran) Anadia Nafila; Dedy Prijatna; Totok Herwanto; Handarto Handarto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 12, No 1 (2018): TEKNOTAN, April 2018
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.107 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol12n1.4

Abstract

Bangunan greenhouse digunakan untuk menciptakan kondisi optimal dalam kegiatan budidaya tanaman dengan lingkungan terkendali. Kondisi bangunan greenhouse harus dapat memenuhi persyaratan teknis struktur maupun syarat tumbuh optimal tanaman sehingga diperlukan analisis struktur dan fungsional untuk menentukan kelayakan bangunan dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian analisis struktur bangunan greenhouse menunjukkan bahwa tegangan tarik yang terjadi pada struktur atap, kuda-kuda, dinding tembok dan dinding plastik secara berurutan sebesar 1404 kg/m2, 571900 kg/m2, 1283 kg/m2, dan 2832 kg/m2. Tegangan lentur yang terjadi pada struktur gording sebesar 319100 kg/m2 dan pada kolom berkisar antara 1041000-42710000 kg/m2 serta lendutan yang terjadi pada kasau, gording, dan dinding relatif sangat kecil. Tegangan tekan pada pondasi akibat pembebanan keseluruhan bangunan mencapai 14392 kg/m2 yang mana daya dukung tanah dapat mencapai 20119 kg/m2 dengan begitu menunjukkan bangunan dalam kondisi yang layak terhadap pembebanan maupun evaluasi. Hasil analisis fungsional menjukkan bahwa suhu rata-rata di dalam bangunan mencapai 28 oC dengan kelembaban relatif sebesar 73% menunjukkan bahwa kondisi tersebut cukup memenuhi syarat optimal pertumbuhan tanaman tomat cherry pada fase vegetatif.Kata Kunci: analisis fungsional, analisis struktur, greenhouse, kelayakan
Estimasi Perubahan Lahan Sawah Dengan Klasifikasi Tidak Terbimbing Citra MODIS EVI di Provinsi Jawa Barat Rizky Mulya Sampurno; Anas Bunyamin; Totok Herwanto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2017): TEKNOTAN, Agustus 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2299.755 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n2.6

Abstract

Berdasarkan data statistik, sejak tahun 2008 hingga saat ini luas sawah di Provinsi Jawa Barat cenderung mengalami penurunan. Hal ini mendorong dibutuhkannya informasi yang cepat dan tepat terkait lokasi dan luas lahan sawah untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Teknologi penginderaan jauh telah menjadi alat bantu yang handal dalam memecahkan masalah ini. Melalui klasifikasi citra satelit penginderaan jauh, luas lahan sawah dapat diketahui dengan mudah. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan klasifikasi citra MODIS EVI 250 m untuk memetakan lahan sawah serta memperkirakan luas dan sebaran perubahan lahan sawah di Provinsi Jawa Barat. Metode klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi tidak terbimbing ISODATA dengan jumlah kelas klasifikasi ditentukan melalui analisis divergensi pada citra komposit yang dianalisis. Pemilihan kelas sawah dilakukan melalui pengecekan pola spektral pada piksel-piksel citra yang telah diklasifikasi. Menurut pemantauan MODIS EVI 250 m, luas sawah di Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 17.35% selama kurun waktu 10 tahun dari 1,189,728.85 ha pada tahun 2006 menjadi 983,342.77 ha pada tahun 2016. Penurunan luas lahan sawah diduga disebabkan oleh perubahan lahan sawah ke bukan sawah. Terdapat perbedaan luas sawah antara data BPS dengan citra MODIS yang disebabkan oleh metode yang berbeda, namun keduanya menunjukkan kecenderungan total luas sawah yang menurun. Berdasarkan hasil tersebut, citra MODIS dapat dimanfaatkan dalam memperkirakan perubahan lahan serta dapat dijadikan pendukung dalam pengambilan keputusan.Kata kunci: klasifikasi tidak terbimbing, ISODATA, MODIS, EVI, luas sawah
KARAKTERISTIK MINYAK AKAR WANGI (VETIVER OIL) DARI TANAMAN AKAR WANGI (Vetiveria zizanoides) YANG TUMBUH DI MEDIA YANG MENGANDUNG LOGAM TEMBAGA Dadan Sumiarsa; Totok Herwanto; Irwan Chandra
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Cu terhadap komponen minyak akar wangi yang ditanam pada media tanah yang mengandung Cu. Tanaman akar wangi ditanam pada media yang mengandung 200, 800 dan 3200 mg/kg.  selama 5 bulan. Kemudian karakterisasi minyak akar wangi dari bagian akar melalui proses hidrodestilasi, analisis komposisi minyak atsiri menggunakan paduan kromatografi gas dan spektroskopi massa (KG-SM). Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman akar wangi dapat tumbuh di media tanah yang mengandung logam Cu artifisial dengan konsentrasi 200 dan 800 mg/kg, tetapi tidak dapat hidup pada konsentrasi 3200 mg/kg. Rendemen minyak akar wangi yang ditanam pada media tanam Cu 200 dan 800 mg/kg mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan yang ditanam pada media tanam kontrol, sebesar 0,46 dan 0,25 %. Kandungan minyak akar wangi yang ditanam di media tanah tercemar Cu artifisal mengalami penaikan untuk senyawa-senyawa seskuiterpen yang teroksigenasi seperti veridiflorol dan spathulenol, tetapi untuk senyawa-senyawa seskuiterpen hidrokarbon seperti aromadendren mengalami penurunan. Kata kunci : Akar wangi, Minyak atsiri, dan Tembaga 
Analisis Energi Pada Proses Prapanen Tebu (Studi Kasus Di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat) Adams Rizan Abdalla; Totok Herwanto; Muhammad Saukat; Handarto Handarto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2017): TEKNOTAN, Agustus 2017
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1159.662 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol11n2.2

Abstract

Industri merupakan salah sektor yang paling banyak menggunakan energi. Sektor industri membutuhkan 44 % dari total ketersediaan energi nasional. Industri gula tebu merupakan salah satu dari 10 jenis industri yang paling banyak menggunakan energi sehingga diperlukan analisis penggunaan energi pada industri gula untuk dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi serta menekan biaya penggunaan energi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan energi dan mengidentifikasi kemungkinan penghematan energi pada kegiatan prapanen tebu dengan metode analisis deskriptif. Analisis energi dihitung berdasarkan penggunaan energi pada setiap kegiatan prapanen tebu mulai dari proses pengolahan tanah hingga proses pengangkutan ke pabrik. Hasil penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jenis tanaman tebu plant cane (PC) dan ratoon cane (RC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prapanen tebu PC menggunakan energi sebesar 55.192,73 MJ/ha dengan energi spesifik tanaman tebu PC sebesar 731,19 MJ/ton. Pada prapanen tebu RC menggunakan energi sebesar 43.054,14 MJ/ha dengan energi spesifik tanaman tebu RC sebesar 620,38 MJ/ton.Kata Kunci : Industri gula, prapanen tebu, tanaman tebu PC, tanaman tebu RC, penghematan energi
PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT ARI KACANG KEDELAI Wahyu Kristian Sugandi; Ari Sufyandi; Totok Herwanto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengusaha Tahu Sumedang sampai sekarang masih mengupas sendiri bahanbakukedelainya secara manual dengan kapasitas pengupasan antara 20 – 22 kg/jam atau 120 – 132 kg per hari (6 jam kerja). Sementara  kebutuhan kedelai kupasan berkisar antara  30 – 40 kg per jam atau antara 180 – 260 kg per hari. Untuk membantu memenuhi kebutuhan tersebut Laboratorium Alat dan Mesin Pertanian UNPAD telah merancang mesin pengupas kulit ari kacang kedelai dengan kapasitas manual 30 kg/jam melalui metode rekayasa berdasarkan analisis kebutuhan, analisis struktural, analisis fungsional, analisis teknik dan analisis biaya. Hasil rancangan adalah mesin pengupas kulit ari kacang kedelai berdimensi panjang  61 cm, lebar 52 cm dan tinggi 106,37 cm. Daya yang dibutuhkan mesin ini adalah 313 watt/jam dan total biaya produksi Rp 2.053.320,- per unit. Kata kunci: Mesin pengupas, Kulit ari kacang kedelai
Kajian Proses Destilasi Fraksinasi Biodiesel Kemiri Sunan (Reutealis trisperma) Fathia Salsabila Emmaputri; Sarifah Nurjanah; Efri Mardawati; M. Ade Moetangad Kramadibrata; Mimin Muhaemin; Wahyu Daradjat; Handarto Handarto; Totok Herwanto; S. Rosalinda
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2018): TEKNOTAN, Desember 2018
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1404.187 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol12n2.5

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati. Kemiri sunan (Reutealis trisperma) merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai bahan baku biodiesel. Untuk mendapatkan mutu biodiesel yang optimal, perlu dilakukan peningkatan asam lemak ester yang relevan melalui proses destilasi fraksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur destilasi fraksinasi terhadap mutu biodiesel, mengetahui fraksi biodiesel dengan rendemen dan mutu terbaik, serta mengetahui mutu biodiesel kemiri sunan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan analisis deskriptif. Destilasi fraksinasi dilakukan dengan tiga perlakuan suhu yaitu A = 260-330°C; B = 330-348°C; dan C = 348-360°C. Percobaan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biodiesel terdestilasi pada perlakuan A dan B. Fraksi biodiesel terbaik apabila ditinjau dari kebutuhan mesin dan kebutuhan proses merupakan fraksi biodiesel hasil perlakuan A dengan perolehan nilai terbaik dari rendemen, viskositas kinematik, densitas, kadar air, bilangan asam, bilangan iod, titik nyala, serta angka setana secara berturut-turut adalah 16,08%; 2,69 mm2/s; 872,27 g/cm3; 0,22%; 0,27 mg KOH/g minyak; 17,83 g-I2/100 g minyak; 288,33°C; dan 71,50.Kata Kunci: Biodiesel, kemiri sunan, destilasi fraksinasi