This Author published in this journals
All Journal e-GIGI
Vinna K. Sugiaman
Program Studi Kedokteran Gigi, Universitas Kristen Maranatha

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Effect of Resorbable Collagen Plug (RCP) on Extraction Wound Healing Santosa, Agustine H.; Kintawati, Silvi; Sugiaman, Vinna K.
e-GiGi Vol 10, No 1 (2022): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v10i1.35790

Abstract

Abstract: Ideal tooth extraction is removal of complete tooth structure from the alveolar bone with minimal trauma and without causing any pain. It leaves a wound in the form of an open tooth socket. Efforts to reduce the problem of wound healing can be done inter alia by forming new tissue engineering that replaces the damaged tissue with collagen which is easily absorbed biologically and has good biocompatibility. One of the wound covering materials containing collagen is resorbable collagen plug (RCP). It serves to accelerate wound healing, control bleeding due to its intrinsic hemostatic property, and accelerate the wound healing process. This was a literature review study using databases namely PubMed, Embase, Wiley Online Library, and National Center for Biotechnology. The keywords were tooth extraction, wound healing, collagen, and resorbable collagen plug. The results showed that the RCP could accelerate wound healing because it contained collagen which had the ability to stabilize blood clotting and to protect wounds. In conclusion, the use of resorbable collagen plug can accelerate wound healing after tooth extraction due to its collagen content.Keywords:  dental extraction; wound healing process; resorbable collagen plug (RCP) Abstrak: Pencabutan gigi ideal adalah pengangkatan struktur gigi secara utuh dari tulang alveolar tanpa menimbulkan rasa sakit dengan trauma minimal. Tindakan pencabutan meninggalkan luka berupa soket gigi terbuka. Tujuan penyembuhan luka yaitu memperbaiki kerusakan jaringan dan fungsi organ. Upaya untuk mengurangi masalah penyembuhan luka dapat dilakukan, salah satunya dengan membentuk rekayasa jaringan baru yang menggantikan jaringan rusak yaitu dengan kolagen. Kolagen merupakan protein yang memiliki sifat mudah diserap secara biologis serta memiliki biokompatibilitas yang baik. Salah satu bahan penutup luka yang mengandung kolagen ialah resorbable collagen plug (RCP) yang berfungsi membantu mempercepat penyembuhan luka, mengontrol pendarahan oleh karena sifat hemostatik instrinsik, dan mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini merupakan suatu literatur review menggunakan database dari PubMed, Embase, Wiley Online Library, dan National Center for Biotechnology dengan kata kunci yang meliputi pencabutan gigi, penyembuhan luka, kolagen, Resorbable Collagen Plug. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RCP dapat membantu mempercepat penyembuhan luka karena mengandung kolagen yang memiliki kemampuan untuk menstabilkan pembekuan darah dan dapat melindungi luka. Simpulan penelitian ini ialah penggunaan resorbable collagen plug dapat membantu mempercepat penyembuhan luka setelah pencabutan gigi oleh karena adanya kandungan kolagen.Kata kunci: pencabutan gigi; penyembuhan luka; resorbable collagen plug (RCP)
Efek Antifungi Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis L.) dan Peppermint (Menthapiperita) terhadap Candida albicans Wangguai, Vannia; Sugiaman, Vinna K.; Widowati, Wahyu
e-GiGi Vol. 13 No. 1 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i1.51629

Abstract

Abstract: Candida albicans are normal flora of the oral cavity that are opportunistically pathogenic and becomes the main causative agent of oral candidiasis. The addition of herbal ingredients to toothpaste is a solution to resistance and synthetic antifungal side effects. Green tea and peppermint extracts are known to have an antifungal role with various active ingredients such as catechins, tannins, flavonoids, terpenoids, alkaloids, and saponins. This study aimed to determine the antifungal effect of toothpaste preparations of green tea extract and peppermint on C. albicans. This study used the agar diffusion method at several concentrations of green tea and peppermint extracts in toothpaste preparations, namely 1000 mg/ml, 500 mg/ml, 250 mg/ml, 125 mg/ml, 62,5 mg/ml and 31,25 mg/ml. The results showed that there was an antifungal effect of green tea and peppermint extract toothpaste against C. albicans at a concentration of 1000 mg/ml with an average inhibition zone diameter of 7.19 mm. The smallest inhibition zone was 125 mg/ml with a diameter of 1.16 mm. In conclusion, green tea and peppermint extract toothpastes have antifungal effects. The higher the concentration of the extract used in the toothpaste preparation, the greater the antifungal inhibition zone formed. Keywords: Candida albicans; antifungal toothpaste; green tea; peppermint    Abstrak: Candida albicans merupakan flora normal rongga mulut yang bersifat patogen oportunistik dan menjadi agen penyebab utama kandidiasis oral. Penambahan bahan herbal pada pasta gigi mikroba merupakan solusi terhadap resistensi dan efek samping antijamur sintetik. Ekstrak teh hijau dan peppermint diketahui memiliki peran sebagai antijamur dengan berbagai kandungan aktifnya seperti katekin, tanin, flavonoid, terpenoid, alkaloid dan saponin. Mengetahui efek antifungi sediaan pasta gigi ekstrak teh hijau dan peppermint terhadap C. albicans. Penelitian ini menggunakan metode difusi agar dengan beberapa konsentrasi ekstrak teh hijau dan peppermint dalam sediaan pasta gigi yaitu 1000 mg/ml, 500 mg/ml, 250 mg/ml, 125 mg/ml, 62,5 mg/ml dan 31,25 mg/ml. Hasil penelitian memperlihatkan adanya efek antifungi pada pasta gigi ekstrak teh hijau dan peppermint terhadap C. albicans pada konsentrasi 1000 mg/ml dengan diameter zona hambat rata-rata sebesar 7,19 mm. Zona hambat terkecil dari konsentrasi 125 mg/ml dengan diameter 1,16 mm. Simpulan penelitian ini ialah pasta gigi ekstrak teh hijau dan peppermint memiliki efek antijamur. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam sediaan pasta gigi maka semakin besar zona hambat antijamur yang terbentuk. Kata kunci: Candida albicans; pasta gigi antifungi; teh hijau; peppermint
Efek Antijamur Ekstrak n-Heksana dan Etil Asetat Daun Saga (Abrus precatorius Linn.) dalam Menghambat Pertumbuhan Candida albicans Ester, Sisca; Naliani, Silvia; Sugiaman, Vinna K.
e-GiGi Vol. 13 No. 2 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i2.57636

Abstract

Abstract: Candida albicans is an opportunistic fungus that causes soft tissue infections in the oral cavity known as denture stomatitis, often experienced by removable denture wearers. Good denture hygiene can prevent the growth of this Candida albicans. Treatment using herbal plants is now increasingly being used, such as saga leaves, due to its potentisal antifungal activity. Saga leaves contain secondary metabolite compounds such as flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, quinones, steroids/terpenoids. These active compounds have antifungal activity. This study aimed to determine the antifungal effect of n-Hexane and ethyl acetate extracts of saga leaves in inhibiting Candida albicans. This study used the Kirby-Bauer disc diffusion method with several concentrations: 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.125%, and 1.625%. The results showed that the ethyl acetate extract of saga leaves at a concentration of 50% had the highest value with a mean diameter zone of inhibition of 8.15 mm (medium category), meanwhile, n-Hexane extract of saga leaves at a concentration of 50% had a mean diameter zone of inhibition of 1.20 mm. In conclusion, the ethyl acetate extract of saga leaves can inhibit the growth of Candida albicans. Keywords: antifungal; Candida albicans; saga leaves; denture stomatitis; removable dentures,   Abstrak: Candida albicans merupakan jamur oportunistik penyebab infeksi jaringan lunak di rongga mulut yang dikenal denture stomatitis yang sering dialami pada pemakai gigi tiruan lepasan. Pemeliharaan kebersihan gigi tiruan dapat mencegah terjadinya pertumbuhan jamur Candida albicans. Pengobatan menggunakan tanaman herbal kini semakin dimanfaatkan seperti daun saga karena kandungan daun saga berpotensi memiliki efek melawan pertumbuhan jamur. Daun saga mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, kuinon, steroid/terpenoid. Senyawa aktif tersebut memiliki aktivitas antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antijamur ekstrak nHeksana dan etil asetat daun saga dalam menghambat Candida albicans. Metode yang digunakan adalah metode difusi cakram Kirby-Bauer dengan beberapa konsentrasi yaitu 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, dan 1,625%. Hasil penelitian mendapatkan bahwa ekstrak etil asetat daun saga pada konsentrasi 50% memiliki nilai paling tinggi dengan rerata diameter zona hambat sebesar 8,15 mm (daya hambat sedang), sedangkan ekstrak n-Heksana daun saga pada konsentrasi 50% hanya memiliki rerata diameter zona hambat sebesar 1,20 mm. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak etil asetat daun saga dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Kata kunci: antijamur; Candida albicans; daun saga; denture stomatitis; gigi tiruan lepasan