Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH ANALIS KESEHATAN ABDURRAB Yulnefia Yulnefia
Collaborative Medical Journal Vol 1 No 1 (2018): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.657 KB)

Abstract

Overweight adalah suatu keadaan penimbunan lemak yang berlebihan didalam tubuh seseorang. Overweight merupakan faktor risiko untuk terjadinya diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, gangguan pernafasan, gangguan sendi dan kanker yang menyebabkan menurunnya angka harapan hidup. Data Riskesdas menunjukkan bahwa kejadian overweight pada remaja 16-18 tahun mengalami peningkatan dimulai dari 1,4 persen pada tahun 2010 meningkat menjadi 7,3 persen pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian overweight pada remaja yaitu genetik, jenis kelamin, asupan serat, aktivitas olah raga, screen time, asupan karbohidrat dan lemak, jumlah jam tidur dan pendapatan orang tua. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi penampang analitik (cross sectional study). Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan jumlah populasi sampel 215 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara asupan karbohidrat (p=0,000), (OR: 31,3), (95 % CI: 10,631-92,301), asupan lemak (p=0,000) (OR: 4,1), (95%CI: 1,188-14,717), genetik (p=0,001), (OR: 5,5), (95%CI: 1,331-22,831). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara genetik kedua orang tua overweight, asupan tinggi karbohidrat dan asupan tinggi lemak dengan kejadian overweight pada remaja. Saran bagi remaja yang memiliki genetik kedua orang tua overweight untuk mengurangi asupan karbohidrat dan lemak harian.
HUBUNGAN UMUR DENGAN KUALITAS TIDUR PADA KARYAWAN UNIVERSITAS ABDURRAB TAHUN 2016 Tyagita Widya Sari; Yulnefia Yulnefia
Collaborative Medical Journal Vol 1 No 1 (2018): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.595 KB)

Abstract

Umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun mati. Beberapa ahli biasanya membedakan umur menurut 2 macam, yaitu umur kronologis dan umur biologis. Menurut berbagai penelitian terdahulu, umur berhubungan dengan kualitas tidur seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dengan kualitas tidur pada karyawan Universitas Abdurrab tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental-sampling dan analisis data menggunakan uji Spearman Rank Correlation. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kualitas tidur pada karyawan Universitas Abdurrab tahun 2016 (p-value = 0,06) dengan kekuatan korelasi lemah (r = 0,22). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara umur dengan kualitas tidur pada karyawan Universitas Abdurrab tahun 2016.
DETEKSI BAKTERI COLIFORM DAN ESCHERICHIA COLI DARI AIR MINUM JAJANAN ANAK DI SALAH SATU SEKOLAH DASAR KOTA PEKANBARU Eliya Mursyida; Yulnefia Yulnefia
Collaborative Medical Journal Vol 1 No 2 (2018): Mei
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.134 KB)

Abstract

Kebutuhan air sangat penting bagi tubuh manusia karena air merupakan komposisi terbesar zat pembentuk tubuh yaitu 68% dari bagian tubuh manusia. Persediaan air untuk keperluan rumah tangga harus cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri Coliform dan Escherichia coli (E. coli) dari air minum jajanan anak di salah satu Sekolah Dasar (SD) Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif didasarkan kepada Most Probable Number (MPN) dan reaksi biokimia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa pada air minum jajanan anak di salah satu Sekolah Dasar Pekanbaru terkontaminasi Coliform dengan nilai MPN air mineral (1) 240/100 ml, air sachet (1) 0/100 ml, air mineral (2) >1100/100 ml, dan air sachet (2) >1100/100 ml. Air mineral (2) dan air sachet (2) teridentifikasi E. coli pada medium Eosin Methylene Blue (EMB) dengan koloni hijau metalik. Sehingga secara mikrobiologis air minum jajanan anak sekolah dasar tersebut tidak layak untuk dikonsumsi berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor: 03726/B/SK/VII/89 tentang batas maksimum MPN Coliform dalam minuman ringan dan sari buah adalah 20 koloni/100 ml sampel dan jumlah E. coli harus 0 koloni/100 ml sampel air minum.
HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Tyagita Widya Sari; Yulnefia Yulnefia
Collaborative Medical Journal Vol 2 No 1 (2019): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.189 KB)

Abstract

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman, dan reversibel. Suntik dan pil adalah cara KB modern yang paling diketahui oleh masyarakat di semua golongan usia risiko tinggi di atas 35 tahun, namun dinilai kurang efektif untuk mencegah kehamilan. Sedangkan jenis kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan bagi wanita risiko tinggi adalah AKDR. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor demografi dengan penggunaan AKDR pada Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan desain studi observasional dengan pendekatan kasus kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, dengan perbandingan sampel kasus dan kontrol 1:2. Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara faktor demografi (umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga) dengan penggunaan AKDR pada WUS di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru (p-value > 0,05). Salah satu misi dari program KB adalah terciptanya keluarga dengan jumlah anak yang ideal yakni dua anak. Para WUS umumnya menganggap bahwa bila jumlah anak sudah ideal, maka mereka cenderung untuk mengikuti program KB, khususnya jenis alat kontrasepsi jangka panjang, salah satunya adalah AKDR. Simpulan penelitian ini adalah faktor demografi tidak berhubungan dengan penggunaan AKDR pada WUS di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru.
THE RELATIONSHIP OF THE BODY MASS INDEX WITH THE EVENT OF HIPERTENSION IN POLI USILA PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPANG TIGA KOTA PEKANBARU Yulnefia Yulnefia
Collaborative Medical Journal Vol 3 No 2 (2020): Mei
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.291 KB) | DOI: 10.36341/cmj.v3i2.1393

Abstract

Hypertension is a multifactorial cause with many differences and one of the leading causes of death in the world. The incidence of hypertension is very high with a prevalence reaching 60% to 80% of the elderly population. Body mass index (BMI) is highly influential in hypertension where overweight can estimate the risk of hypertension compared to normal BMI. BMI that is often afflicted by hypertensionis was obesity. Obesity provides the impetus to activate the simple nervous system for changes in the structure and function of the kidneys. Arterial pressure control of diuresis and natriuresis causes blood pressure to become hypertensive. The purpose of this research was to find out whether there is a relationship between BMI and hypertension in the elderly in Simpang Tiga Health Center Pekanbaru City. This research was an analytic observational research with cross sectional approach and accidental sampling technique. The total sample of 61 people included in the inclusion criteria of total participation. This research was conducted on January 21-23, 2020 in the Elderly Poly in Simpang Tiga Health Center Pekanbaru City. The results of this study were p-value <0.01 (p-value <0.05) and correlation coefficient (rs) of 0.424 which means there was a relationship between BMI and hypertension in the elderly in positive direction and moderate strength relationship. The conclusion of this study was that BMI has a significant relationship with hypertension in elderly in Simpang Tiga Health Center Pekanbaru City.
HUBUNGAN FREKUENSI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN Yulnefia Yulnefia; Arif Rahman Faris
Collaborative Medical Journal Vol 3 No 3 (2020): September
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v3i3.1672

Abstract

Prevalensi status gizi balita 0-59 bulan dengan indeks BB/U di Indonesia tahun 2018 mengalami peningkatan prevalensi gizi buruk sebesar 1,10%, dan gizi lebih sebesar 1,3% dibandingkan tahun 2017. Provinsi Riau memiliki prevalensi status gizi buruk, kurang dan lebih di atas prevalensi nasional yaitu sebesar 21,9%. Kabupaten dengan prevalensi status gizi buruk dan gizi kurang tertinggi di Provinsi Riau adalah Kabupaten Indragiri Hilir dengan angka prevalensi sebesar 25,6%. Periode usia 0-24 bulan adalah periode usia yang sangat penting bagi anak, karena saat itu adalah proses pertumbuhan dan perkembangan otak yang signifikan. Salah satu faktor yang menentukan kecukupan energi yang diterima oleh anak adalah frekuensi pemberian MP-ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan frekuensi pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir. Metode penelitian ini menggunakan desain studi observasional analitik, dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 24 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental sampling. Data diuji secara statistik menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian berdasarkan uji korelasi Spearman didapatkan nilai p-value yaitu 0,000 (< 0,05) dan koefisien korelasi (r) = 0,669 untuk hubungan antara frekuensi pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi anak usia 6-24 bulan. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan dengan korelasi kuat dan arah korelasi positif.
HUBUNGAN KALORI SARAPAN PAGI DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA TINGKAT PERTAMA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS ABDURRAB Nita Indriani Parna; Yulnefia Yulnefia
Collaborative Medical Journal Vol 5 No 2 (2022): Mei
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v5i2.3257

Abstract

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran lebih banyak mengalami stres yang tinggi dibandingkan dengan mahasiswa program studi lain. Mahasiswa yang mengalami stres tersebut kehilangan nafsu makan sehingga sering melewatkan jam makan. Orang yang melewatkan sarapan sebelum jam 9 akan cenderung mengalami overweight dan obesitas. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan kalori sarapan pagi dengan status gizi mahasiswa tingkat pertama Pendidikan Dokter Universitas Abdurrab. Penelitian menggunakan desain studi observasi analitik, dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tingkat pertama program studi pendidikan dokter universitas abdurrab. Hasil penelitian dari 40 responden yaitu sebagian besar responden memiliki status gizi yang baik. Nilai p-value (0,304) > (0,05) menunjukkan tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara kalori sarapan pagi dengan status gizi responden. Oleh karena itu, dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kalori sarapan pagi dengan mahasiswa tingkat pertama Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Abdurrab.
PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP EFEKTIVITAS LINGKUNGAN PEMBELAJARAN ONLINE DAN OFFLINE: KAJIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB Huda Marlina Wati; Yasinta Devi Harahap; Yulnefia Yulnefia
Collaborative Medical Journal Vol 5 No 3 (2022): September
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v5i3.2693

Abstract

Latar Belakang: Covid 19 membuat sistem pembelajaran yang semula dilaksanakan secara offline terpaksa dialihkan menjadi pembelajaran dengan metode online. Perubahan ini dapat mempengaruhi persepsi dari mahasiswa yang nantinya akan berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat menjadi bahan evaluasi dalam penerapan pembelajaran online di Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab. Tujuan: Mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa terhadap efektivitas lingkungan pembelajaran online dan offline pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling pada 147 mahasiswa tahap akademik Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner DREEM (Dundee Ready Educational Environment Measure) yang terdiri atas 50 pertanyaan yang di analisis menggunakan paired t-test. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0,031) antara persepsi lingkungan pembelajaran online dan offline di Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab. Kesimpulan: Persepsi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab menunjukkan bahwa lingkungan pembelajaran offline lebih efektif daripada pembelajaran online dari segi proses pembelajaran dan dosen. Sedangkan, lingkungan pembelajaran online lebih efktif dibandingkan pembelajaran offline dari segi suasana pembelajaran, pencapaian akademik, dan lingkungan sosial.
Hubungan Kelengkapan Imunisasi Dasar dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lima Puluh Tahun 2024 Yessi Rahayu; Yulnefia Yulnefia; Irgi Rahmaddani
JURNAL RISET RUMPUN ILMU KEDOKTERAN Vol. 4 No. 1 (2025): April : Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kedokteran
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrike.v4i1.6017

Abstract

Stunting is a chronic nutritional problem in toddlers caused by a lack of nutritional intake for a long time so that the child becomes too short for his age. Based on the results of the Indonesian Nutrition Standards Survey (SSGI) in 2022 in Riau province, it reached 17.0%. The prevalence rate of stunting in Pekanbaru reached around 16.8% in 2022. According to the Health Office in 2022, Lima Puluh Health Center recorded the highest prevalence of stunting at 4.47% or 60 cases. One of the risk factors that contributes to stunting is the low coverage of complete basic immunization, which can prevent infectious diseases that can interfere with children's growth and development. However, the lack of public knowledge and awareness of the importance of complete basic immunization increases the risk of infection. The long-term impacts of stunting include cognitive impairment, developmental delays, and low productivity in the future. Knowing the relationship between the completeness of basic immunization and the incidence of stunting in toddlers aged 24-36 months in the Lima Puluh Health Center work area, Pekanbaru City. to determine the relationship between the completeness of basic immunization and the incidence of stunting in toddlers aged 24-36 months in the Lima Puluh Health Center work area, Pekanbaru City. From the results of data analysis, a relationship has been found between the completeness of immunization and the incidence of stunting in toddlers aged 24-36 months in the Lima Puluh Health Center work area (p-value = 0.03; OR of 11.66; (95% CI = 1.22-110.95). Completeness of basic immunization is related and is a risk factor for stunting in toddlers aged 24-36 months in the Limapuluh Health Center work area.