Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Collaborative Medical Journal (CMJ)

HUBUNGAN FREKUENSI MELIHAT PERINGATAN MEROKOK DENGAN FREKUENSI MEROKOK PADA BURUH DI FSPTI-KSPSI TANGKERANG KOTA PEKANBARU Octariany Octariany; Lasiah Susanti; Ayie Rizkyna Eddya
Collaborative Medical Journal Vol 3 No 1 (2020): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.979 KB) | DOI: 10.36341/cmj.v3i1.1169

Abstract

Jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia (usia 30-34 tahun) dan Provinsi Riau menjadi salah satu penyumbang konsumsi rokok tertinggi di Indonesia. Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 tahun 2012 pasal 17 mengenai peringatan kesehatan dalam bentuk gambar dan teks harus dicantumkan pada kemasan rokok. Berdasarkan survei awal di mana hampir seluruh buruh FSPTI-KSPSI merokok dan melihat peringatan merokok pada labelnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi melihat peringatan merokok dengan frekuensi merokok pada buruh di FSPTI-KSPSI Tangkerang Kota Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif observasional dengan rancangan cross sectional, dengan jumlah sampel 40 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Spearman Rank yang menghasilkan koefisien korelasi (r). Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan frekuensi melihat peringatan merokok dengan frekuensi merokok pada buruh FSPTI-KSPSI Tangkerang Kota Pekanbaru (p-value = 0,000; r = -0,724). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara frekuensi melihat peringatan merokok dengan frekuensi merokok pada buruh FSPTI-KSPSI Tangkerang Kota Pekanbaru, di mana arah korelasi negatif dan kekuatan korelasi kuat.
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TINGKAT KONTROL ASMA PASIEN ASMA DI RS SYAFIRA KOTA PEKANBARU Octariany Octariany
Collaborative Medical Journal Vol 6 No 1 (2023): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v6i1.3286

Abstract

Asthma is a public health problem in almost all countries, experienced by children to adults with mild to severe stages, and can result in death. In general, good asthma control results in a reduced risk of asthma exacerbations. The level of asthma control is divided into three parts, namely fully controlled, partially controlled and not controlled. Based on the Body Mass Index (BMI) people who are overweight are 6 times more likely to have uncontrolled asthma than people who have normal weight. Data analysis in this study will use the Pearson correlation test with a sample size of 35 people. To determine the relationship between body mass index and asthma control level of asthma patients at syafira hospital pekanbaru city. As many as 94% of study subjects had uncontrolled asthma and 6% had partially controlled asthma and none of the study subjects had fully controlled asthma. There is no significant relationship between body mass index and asthma control level (p=0.194). There was no association between body mass index with asthma control level on asthmatic patient at Syafira hospital Pekanbaru city.
EFEKTIVITAS GEL MADU AKASIA TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH Bimby Irenesia; Teguh Satria; Octariany Octariany
Collaborative Medical Journal Vol 6 No 2 (2023): Mei
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v6i2.3407

Abstract

Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh. Faktor tersebut seperti trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Madu, makanan alami yang dihasilkan oleh lebah madu adalah obat tradisional tertua yang diketahui telah digunakan untuk berbagai jenis penyakit dan penyembuhan luka. Beberapa penelitian telah mendokumentasikan efek penyembuhan yang menyehatkan dari madu pada berbagai jenis luka. Luka yang diobati dengan madu akasia lebih cepat sembuh dibandingkan dengan perawatan lain. Sifat hipertonik dan pH yang asam dari madu dianggap sebagai faktor utama yang bertanggung jawab untuk mempercepat penyembuhan luka. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa di antara empat madu Pakistan, madu Akasia telah ditemukan lebih unggul daripada madu Ziziphus, Brasicca dan Citrus dalam hal aktivitas antimikroba, total gula dan kandungan protein. Selain itu, sediaan yang berupa gel mampu mempercepat proses penyembuhan dikarenakan sifatnya yang lembab dan dingin. Tujuan penenlitian untuk menganalisis efektifitas gel madu akasia terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih Metode penelitian ini yaitu eksperimental dengan rancangan randomized posttest only control group design. Hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian gel madu hutan akasia konsentrasi 80% dapat meningkatkan proses penyembuhan luka pada minggu ketiga secara bermakna