Moh. Ahsan Shohifur Rizal
Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KONTRUKSI KULTUR HISTORIS DALAM FOLKLOR NDILKORO DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA Tri Widiastutik; Moh. Ahsan Shohifur Rizal
Jurnal Tinta Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Tinta
Publisher : Institute Agama Islam Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35897/jurnaltinta.v3i1.583

Abstract

Folklore is a traditional culture that is owned by a certain group and its distribution is hereditary. Spread from generation to generation shows that there is an oral culture inherited from our ancestors. Folklore as a stand-alone science in Indonesia needs intensive research and development so that the cultural results of our ancestors will not disappear and can be taken advantage of. The method used by researchers in this study is to use qualitative research types that are library research. In this study, researchers collected data using a descriptive form of analysis. Descriptive analysis method is used to describe the facts which are then analyzed. The reason for using this method is because the way this research method works can describe events and objects as historical facts to determine the role of folklore legend Ndhilkoro in Bantur District. While the approach used in this study uses an anthropolinguistic approach based on research on a culture. The focus of research is emphasized in the analysis of: 1) Construction of historical culture in the Ndhilkoro folklore. 2) Study of extrinsicisation of oral literature and its implications in learning Indonesian language and literature. Analysis is done by combining functionalist concepts with the reality of social life. The findings in this study are in the form of Ndhilkoro folklore which contains social values, so that they can be used as teaching materials for the 2013 curriculum for high school grades X in KD 3.7 through KD 3.9 on local wisdom of local folklore.
CITRA KEMISKINAN DAN WATAK TOKOH DALAM CERITA PENDEK “ORANG KAMPUNG” KARYA JONI ARIADINATA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA Anis fitria; Moh. Ahsan Shohifur Rizal
Jurnal Tinta Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Tinta
Publisher : Institute Agama Islam Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35897/jurnaltinta.v3i1.594

Abstract

In the short story by Joni Ariadinata has an image of poverty and the character of the characters in it. In addition, the image of poverty and the character of the senidri figure has several types which will be discussed in this study. This study entitled "The image of poverty and the character of the character in the short story "orang kampung" by Joni Ariadinata, a review of the sociology of literature and its relevance to Indonesian language learning at the junior high and high school level" requires a problem formulation as well as the formulation of the problem, namely, 1. What is the image of poverty in the short story “The Villager by Joni Ariadinata? 2. What is the character of the character in the short story “The Villager by Joni Ariadinata? This type of research is a type of descriptive qualitative research. Qualitative research method is a research method based on postpositivism philosophy, this method is used to study natural objects. Where the researcher is the key instrument, the data collection technique is triangulated or combined, the data analysis is inductive/qualitative and the results of qualitative research emphasize meaning rather than generalization. Based on the data analysis carried out, it was concluded that the image of poverty and the character of the characters in the short story "The Villager by Joni Ariadinata has several types as listed above, and in a literary education there is a mutual need between a work and Indonesian, therefore literature and Language is a very important learning for the world of education.
KONTEKS BUDAYA SASTRA LISAN TRADISI ADAT METHIK PARI DI DESA ARGOTIRTO KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN SERTA RELEVANSI TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Lailatul Ulya; Moh. Ahsan Shohifur Rizal
Jurnal Tinta: Jurnal Ilmu Keguruan dan Pendidikan Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Tinta
Publisher : Institute Agama Islam Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35897/jurnaltinta.v3i2.606

Abstract

Konteks budaya sastra lisan merupakan keseluruhan budaya yang ada di sastra lisan tersebut. Seperti pada sastra lisan methik pari juga ada konteks budayanya yang meliputi: cok bakal, petikan padi, selametan dan doa. Sastra lisan yaitu suatu kebudayaan yang kolektif dan penyebarannya secara turun temurun dan dari mulut kemulut. Peneliti mengkaji sastra lisan tradisi methik pari yang masih dilakukan oleh masyarakat di desa argotirto kecamatan sumbermanjing wetan. Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah yaitu : pertama, konteks budaya sastra lisan tradisi adat methik pari di desa argotirto kecamatan sumbermanjing wetan. Kedua, relevansi dari sastra lisan Ritual M?thik Pari Terhadap Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Pada Pendidikan Menengah. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan penelitan yang bertujuan untuk mengetahui suatu kejadian mengenai apa yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah yang ada dalam tradisi masyarakat seperti tradisi adat “m?thik pari,” dan untuk mendapatkan hasil penelitian kualitatif yang terpercaya, peneliti melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk mengetahui apa yang telah terjadi. Model pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang berfungsi sebagai deskripsi atau gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data yang telah terkumpul apa adanya tanpa analisa membuat kesimpulan induktif. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa Konteks budaya sastra lisan tradisi adat m?thik pari adalah suatu budaya yang diwariskan secara turun temurun dan tradisi ini sudah hampir punah keberadaannya, dan konteks budaya tradisi m?thik pari di Desa Argotirto Kecamatan Sumbermanjing Wetan ini meliputi cok bakal, petikan pari, selam?tan beserta doa.
Menjadi Guru Bahasa Indonesia di Era 4.0 (Relevansi Konsep “School in The Cloud” Sugatra Mitra) Moh. Ahsan Shohifur Rizal
Jurnal Tinta: Jurnal Ilmu Keguruan dan Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Tinta
Publisher : Institute Agama Islam Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35897/jurnaltinta.v2i2.859

Abstract

Artikel ini membahas bagaimana menjadi guru Bahasa Indonesia di awan dengan pendekatan koseptual. Tantangan menjadi e-guru adalah hal yang pasti akan menjadi pokok permasalahan khususnya guru bahasa indonesia. Melalui artikel konseptual menjadi guru Bahasa Indonesia di awan dan pembelajaranya diharapkan menjadi trobosan alternatif dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia era 4.0 khususnya di sekolah. Dengan berbagai piranti teknologi, berbagai sumber terbuka dapat diakses kapanpun, dimanapun oleh siapapun akan menjadi komponen integrasi pembelajaran pada era saat ini. konsep menjadi guru di awan dan pembelajaranya merupakan investiasi digital yang dapat dialkukan oleh guru Bahasa Indonesia dengan menyiapkan berbagai kebutuhan secara universal dan komprehensif. Sehingga guru Bahasa Indonesia mampu menjawab kebutuhan pembelajaran Bahasa Indonesia pada generasi Z. Dengan berbagai kemampuan multiversal, trans profesional dan trans kompetensi yang dimiliki guru Bahasa Indonesia akan memberikan jawaban dalam pembelajaran bahasa indonesia di era 4.0.
Analisis Fungsi dalam Sastra Lisan Penamaan Desa Bantur Kecamatan Bantur Kabupaten Malang (Tinjauan Sastra Lisan) Syaifudin Zuhri; Moh. Ahsan Shohifur Rizal
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i2.2140

Abstract

Penelitian mengenai penamaan tempat sangat menarik untuk dikaji. Hal ini karena pemberian nama tempat memiliki latar belakang cerita yang berbeda-beda. Penelitian mengenai nama tempat dapat memperluas pengetahuan sosial dan budaya. Pemberian nama desa Bantur tidak dapat dilepaskan dari unsur alam dan cerita masyarakat yang berkembang. Penamaan suatu tempat merupakan bentuk keterkaitan antara bahasa, budaya, dan pikiran. Penelitian ini berusaha mengkaji proses penamaan Desa Bantur dengan menemukan pola pemberiannama yang merefleksikan nilai dan keyakinan yang direfeksikan pada nama tempat tersebut. Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa Sejarah penamaan desa Bantur dari segi histori dan Fungsi sejarah penamaan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen yang ditemukan. Permasalahan yang akan dijawab pada penelitian ini, yakni mendeskripsikan asal-usul nama desa Bantur. Setelah dilakukan analisis ditemukan simpulan bahwa asal- usul nama desa Bantur berasal dari cerita turun temurun sesepuh masyarakat sekitar. Penamaan Desa Bantur sangat berkaitan dengan sosok yang bernama Banturono, anak dari Kyai Radiman sang pembabat alas, murid Pangeran Diponegoro. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui Aspek Sosial, Budaya dan Agama dalam Folklor Penamaan Desa Bantur (2) Mendeskripsikan sejarah dan aspek sosial, budaya, dan Agama yang terdapat dalam penamaan Desa Bantur, (3) Menjelaskan fungsi sejarah penamaan desa Bantur, (4) Mendeskripsikan implementasi folklor sebagai bahan ajar Sastra Indonesia di Institut Agama Islam Al-Qolam Malang.
PENERAPAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI FABEL PADA SISWA KELAS VII SMP Eka Putri Vania; Moh. Ahsan Shohifur Rizal; Kholik
Kurikula : Jurnal Pendidikan Vol 8 No 1 (2023): Kurikula : Volume 8 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The purpose of this study is to describe the application of storytelling techniques in improving students' skills in retelling moral stories, especially fables. The research method used is a qualitative descriptive approach involving 12 grade VII students of SMP PGRI AS Sarqowi. Data collection was carried out through interviews, information recording, and documentation as data sources. The results showed that the application of storytelling techniques was effective in increasing students' skills in explaining the contents of fables, being able to convey the orientation, complications, resolution and code of fable. From this study it can be concluded that the use of storytelling techniques is effective in increasing students' understanding of structure and communication in fables.