Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Batang Bawah dan Jenis Tunas pada Mikrografting Manggis (Garcinia mangostana) secara In Vitro Rd. Selvy Handayani; Roedhy Poerwanto; , Sobir; Agus Purwito; Tri Muji Ermayanti
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 41 No. 1 (2013): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.152 KB) | DOI: 10.24831/jai.v41i1.7076

Abstract

The aim of this study was to investigate the effect of rootstock and shoot types on in vitro mangosteen micrografting.The experiment was arranged in completely randomized design (CRD) with two factors. The first factor was the rootstocktype, i.e. rooted planlet from the germination of quartered seed, and rooted planlet from the germination of undivided seeds.The second factor was the developmental phase of scion, i.e. dormant buds, and flush (had new leaf more than 2-4 mm). Theresults showed that rootstock derived from the germination of undivided seed had a higher success rate than other treatmentson all variables, except for number of new leaves. The use of flush as scion was better than dormant buds; flush resulted in ahigher percentage of successful micrograft and longer shoots. In vitro micrografting had a better growth rate than grafting at the same age. The results of anatomical observation conducted at four months after micrografting demonstrated that there was a good graft union, indicated by excellent fusion between rootstock and scion xylem tissues.Keywords: flush, in vitro, micrografting, rootstock, scion
WOMEN EMPOWERMENT THROUGH MUSHROOM CULTIVATION AND PROCESSING IN ACEH UTARA Rd. Selvy Handayani; Ismadi; Khaidir; Dewi Sartika Aryani; Zurrahmi Wirda; Usnawiyah
Global Science Society Vol 4 No 1 (2022): Global Science Society (GSS) Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM dan PM Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/gss.v4i1.4512

Abstract

Training in mushroom cultivation has been chosen to be conducted in this community empowerment program, as we believe that this training can support the community in Desa Mesjid, Syamtalira Aron District Aceh Utara, not only to increase their income, but also can enrich their knowledge in serving healthier diets for their family. The main objective of this program was to increase community income and to enrich the knowledge about healthy foods by teaching them how to cultivate oyster mushroom. The results showed that the community was enthusiastic and satisfied with knowledge they obtained from the training. Ninety percent of them said it was a great, informative and useful activity. There is an increase in their knowledge about mushroom cultivation from 23% to 78%, and also how to process the mushroom into crispy fried mushroom and mushroom nugget and then to market them from 23% to 73%.
Pengaruh Letak Posisi Eksplan dan Sitokinin Pada Perkecambahan Biji Manggis (Garcinia mangostana L.) Lokal Aceh Secara in-Vitro Rd Selvy Handayani; Maisura Maisura; Astia Rizki
Agrium Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v14i2.874

Abstract

The application of modern biotechnology is needed in order to enhance the genetic diversity of mangosteens. The application of tissue culture on mangosteens is an important thing to do to support the biotechnology program of mangosteen plants. The purpose of this research is to reveal the influence of location of explants and Benzylaminopurine (BAP) concentration on germination of local Acehnese mangosteens in vitro. This research was conducted at the Laboratory of tissue culture of the Faculty of Agriculture, Malikussaleh University from March to May 2017. The study used an environmental design in the form of Completely Randomized Design (CRD) with two factors. The first factor is the location of explant position is abaxial (L1) and adaxial (L2). The second factor was the concentration of BAP 0 mg / L (B0), 2.5 mg / L (b1), and 5 mg / L (B2). The results showed that the position of eksplan gave an effect on mangosteen germination in vitro for its shoot length variables. The explant positions that had the best effect on the growth of in vitro mangosteen sprouts were adaxial. BAP concentration had an effect on germination of mangosteen in vitro for its bud growth and life percentage. 2.5 ppm of BAP concentration was the best concentration for mangosteen seed growth in vitro. There was no interaction between eksplan position and BAP concentration in all observed variables
Inventarisasi dan Analisis Risiko Gulma Asing Invasif Pada Lahan Pertanian di Sawang Aceh Utara Nanda Firmansyah; Baidhawi Baidhawi; Khusrizal Khusrizal; Rd Selvy Handayani
Agrium Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v16i2.5866

Abstract

Kehadiran gulma asing invasif (GAI) memberikan peluang terjadinya peristiwa yang tidak dikehendaki sebagai akibat dari tindakan pengelolaan tanaman introduksi yang menguasai dan menyebar pada lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan menganalisis resiko spesies GAI pada lahan pertanian di Sawang Aceh Utara. Titik lokasi pengambilan sampel dilakukan pada beberapa tipe penggunaan lahan (TPL) yaitu kebun/tegalan, huma/ladang, sawah non-irigasi, sawah irigasi, perkebunan, padang rumput, hutan rakyat, dan kolam/tambak. Jenis GAI dikoleksi secara langsung dari lapangan dengan metode jelajah, dan dianalisis menggunakan sistem scoring mengacu pada pedoman analisis risiko GAI dari KLHK (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan FORIS (Forests in Southeast Asia) Indonesia. Hasil kajian memperlihatkan terdapat 659 individu GAI yang berasal dari 36 spesies dan 14 famili. Famili yang memiliki spesies GAI terbanyak adalah famili Poaceae. Jenis gulma terbanyak berasal dari jenis gulma berdaun lebar sebanyak 20 spesies, sedangkan jumlah spesies GAI terbanyak yaitu spesies Rhynchospora colorata (L.) dengan jumlah 66 individu. Kategori risiko sangat tinggi disebabkan oleh spesies Axonopus compressus, Chromolaena odorata dan Paspalum conjugatum pada lahan tegalan/kebun, spesies Cyperus distans dan Rhynchospora colorata pada lahan ladang/huma, spesies Dactyloctenium aegyptium pada lahan padang rumput dan spesies gulma Panicum maximum pada lahan sawah irigasi.Kategori risiko sedang terdapat spesies gulma Ageratina adenophora pada lahan perkebunan dan spesies gulma Ageratum conyzoides pada lahan sawah non irigasi.Kategori risiko rendah  terdapat spesies gulma Digitaria fuscescens pada lahan hutan rakyat dan Heliotropium indicum pada lahan perkebunan.
Pertumbuhan dan Hasil Bawang Daun Akibat Perlakuan Pupuk Limbah Kulit Kopi dan Jarak Tanam Paiman Paiman; Mahin Solihuddin; Hafifah Hafifah; Ismadi Ismadi; Usnawiyah Usnawiyah; Rd. Selvy Handayani
Agrium Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v16i2.5868

Abstract

Bawang daun adalah tanaman semusim yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Petani sering mengandalkan pupuk kimia dalam membudidayakan komoditas ini, sehingga produksi bawang daun menjadi lebih kecil. Penelitian ini mencoba mengkaji penggunaan pupuk organik dengan memanfaatkan limbah kulit kopi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Jarak tanam yang sesuai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman. Penelitian ini telah dilaksanakan di Gampong Ujung Gele, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah pada bulan Februari-Juli 2019. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama yaitu pupuk limbah kulit kopi menggunakan 4 taraf yaitu (P0) 0 g/tanaman, (P1) 60 g/tanaman, (P2) 90 g/tanaman, dan (P3) 120 g/tanaman. Faktor kedua yaitu  jarak tanam yang menggunakan empat taraf yaitu (J1) 10 cm x 20 cm, (J2) 15 cm x 20 cm  dan (J3) 20 cm x 20 cm. Pemberian pupuk tunggal berpengaruh terhadap semua variabel yang diamati, kecuali pertumbuhan tanaman dan hasil daun bawang. Pemberian pupuk 90 g per tanaman (P2) meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang hijau. Penerapan ruang tanam secara tunggal berpengaruh terhadap panjang akar, berat kering dan segar per rumpun, hasil per plot dan per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam terbaik yang diterapkan adalah 10 cm x 20 cm (J1). Terjadi interaksi antara pemberian pupuk kulit kopi dan jarak tanam terhadap jumlah anakan, jumlah daun dan panjang akar. Interaksi terbaik terdapat pada pemberian pupuk 90 g/tanaman dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm (P2J1).
Keberhasilan Sambung Pucuk Durian (Durio zibethinus) Lokal Aceh Akibat Perlakuan Cara dan Lama Penyimpanan Batang Atas Nasrun Liwanza; Muksalmina Muksalmina; Ismadi Ismadi; Rd. Selvy Handayani
Agrium Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v16i2.5869

Abstract

Sambung pucuk merupakan salah satu teknik penyambungan yang biasa digunakan pada perbanyakan tanaman durian. Kendala utama pada saat penyambungan adalah  jarak antara tempat pembibitan untuk  pengerjaan sambungan (sumber batang bawah) dan pohon induk unggul lokal Aceh (sumber batang atas).  Tempat penyambungan dan pohon induk  biasanya berjauhan, bahkan  bisa sampai berbeda pulau. Selain itu, jumlah tanaman yang akan disambungkan sangat banyak sehingga sulit diselesaikan dalam waktu satu hari.  Oleh karena itu batang atas harus dikemas kembali dan disimpan, karena tertundanya waktu penyambungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cara dan lama waktu penyimpanan batang atas terhadap keberhasilan sambung pucuk tanaman durian. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama  adalah  cara penyimpanan batang atas (P) terdiri dari 2 jenis yaitu batang atas tanpa dibungkus kertas koran (P1), dan batang atas yang dibungkus kertas koran (P2). Faktor kedua adalah lama penyimpanan batang atas (L) terdiri dari 6 taraf yaitu  batang atas langsung disambungkan (L0), disimpan satu hari (L1), disimpan dua hari (L2), disimpan tiga hari (L3), disimpan empat hari (L4), dan disimpan lima hari (L5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor cara penyimpanan batang atas (dibungkus dan tidak dibungkus koran) secara tunggal tidak memberikan pengaruh di semua peubah yang diamati. Faktor lama penyimpanan batang atas secara tunggal berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit durian hasil sambungan. Batang atas dapat disimpan paling lama hanya 2 hari. Semakin lama batang atas disimpan sebelum disambungkan, akan menurunkan tingkat keberhasilan sambungan. Kombinasi perlakuan antara cara dan lama penyimpanan batang atas tidak memberikan pengaruh di semua peubah yang diamati.
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) AKIBAT PERLAKUAN TEKNOLOGI SONIC BLOOM DAN AIR CUCIAN BERAS Rd. Selvy Handayani; Usnawiyah Usnawiyah; Hafifah Hafifah; Muhammad Suhendra
JURNAL AGRONIDA Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Agronida
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jag.v8i2.6934

Abstract

Pakcoy merupakan salah satu sayuran komersial yang banyak diminati dan memiliki prospek baik untuk dikembangkan. Upaya peningkatan hasil tanaman pakcoy dapat dilakukan dengan penerapan teknologi AFF (Audio Farming Frequency) atau teknologi sonic bloom dan pupuk organik, antara lain air cucian beras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sonic bloom dan air cucian beras terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tambon Kabupaten Aceh Utara, dari bulan Agustus hingga Oktober 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor petak utama yaitu perlakuan teknologi sonic bloom terdiri atas empat taraf yaitu  tanpa aplikasi sonic bloom, musik klasik, suara kicauan burung, dan  murottal Qur’an. Anak petak adalah aplikasi air cucian beras yang terdiri dari tanpa aplikasi air cucian beras, dan aplikasi air cucian beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi sonic bloom dengan suara murottal Al-Quran menghasilkan tinggi tanaman 21-35 HST, luas daun, luas pembukaan stomata, dan bobot basah tanaman pakcoy terbaik. Pemberian air cucian beras dapat meningkatkan tinggi tanaman 21-35 HST, dan bobot basah tanaman sawi pakcoy. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan teknologi sonic bloom dan aplikasi air cucian beras terhadap peubah yang diamati.
Respon Pemberian Beberapa Konsentrasi BAP dan IAA terhadap Pertumbuhan Sub-Kultur Anggrek Cymbidium (Cymbidium finlaysonianum Lindl.) secara In-Vitro Eva Yulia; Nurisna Baiti; Rd Selvy Handayani; Nilahayati Nilahayati
Agrium Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v17i2.5870

Abstract

Cymbidium termasuk kedalam salah satu jenis anggrek yang sangat digemari oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena cymbidium memiliki bentuk dan warna bunga yang bervariasi dan jumlah kuntum per tangkai yang banyak. Selain itu, anggrek ini juga memiliki harga jual yang tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai peluang usaha sangat menjanjikan. Perbanyakan tanaman anggrek menggunakan biji sangat sulit dilakukan karena biji anggrek tidak mempunyai endosperm sehingga pada kondisi normal tidak dapat berkecambah. Oleh karena itu, biji anggrek cymbidium hasil silangan yang unik perlu dilakukan perbanyakan tanaman secara modern dengan kultur jaringan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa konsentrasi BAP dan IAA terhadap pertumbuhan sub kultur anggrek Cymbidium secara in vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh Kabupaten Aceh Utara pada bulan Maret-Mei 2020. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi BAP (0 mg/L, 1 mg/L, dan 2 mg/L). Faktor kedua adalah konsentrasi IAA (0 mg/L, 0,5 mg/L, dan 1 mg/L). Percobaan diulang sebanyak 10 kali, sehingga secara keseluruhan diperoleh 90 unit percobaan. Pengamatan dilakukan terhadap peubah waktu tumbuh tunas, waktu tumbuh akar, jumlah tunas, jumlah akar, persentase kontaminasi, jumlah daun dan tinggi tunas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan BAP berpengaruh terhadap waktu tumbuh tunas, jumlah tunas, jumlah akar pada umur 2 MSTdan jumlah daun. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan BAP 1 mg/L. Perlakuan IAA berpengaruh terhadap jumlah tunas pada umur 4 MST.  Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan IAA 0 mg/L. Terjadi interaksi antara pemberian BAP dan IAA pada sub kultur anggrek Cymbidium terhadap peubah jumlah tunas.  Interaksi  terbaik terdapat pada perlakuan B1I0 (BAP 1 mg/L + IAA 0 mg/L).
Dominansi Gulma Invasif Pada Beberapa Tipe Pemanfaatan Lahan Di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Nanda Firmansyah; Khusrizal Khusrizal; Rd Selvy Handayani; Maisura Maisura; Baidhawi Baidhawi
Agrium Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v17i2.2926

Abstract

Gulma invasif mampu menginvasi suatu lahan apabila memiliki kemampuan dominansi terhadap tumbuhan asli. Proses invasif diawali dari kehadiran gulma invasif disuatu areal lahan hingga terjadinya dominansi. Penelitian ini bertujuan menghitung dominansi spesies gulma invasif pada beberapa tipe pemanfaatan lahan di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara dengan metode survei dan purposive sampling, plot bersarang dibuat sebanyak 24 plot untuk masing-masing tingkatan vegetasi gulma. Penelitian ini dilaksanakan pada beberapa tipe pemanfaatan lahan pertanian yang meliputi lahan tegalan/kebun, ladang/huma, perkebunan, hutan rakyat, padang rumput, sawah irigasi, sawah non irigasi dan tambak/kolam di Kecamatan Sawang  Kabupaten Aceh Utara pada bula April-Juni 2020. Setiap jenis gulma invasif yang dijumpai di dalam petak sampling diambil foto, dicocokkan  morfologinya berdasarkan buku identifikasi gulma kemudian dihitung dominansinya. Parameter penelitian yaitu komposisi gulma invasif pada tingkat vegetasi dan dominansi gulma invasif pada setiap tipe pemanfaatan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lahan tegalan/kebun didominasi oleh spesies Axonopus compressus (27,57%), ladang atau huma didominasi oleh gulma Rhynchospora colorata (37,94%), lahan perkebunan didominasi oleh gulma Ageratina adenophora (65,90%), hutan rakyat hanya ditemukan satu jenis gulma yaitu Digitaria fuscescens (68,75%), areal padang rumput didominasi oleh gulma Dactyloctenium aegyptium (33,71%), lahan sawah irigasi didominasi oleh gulma Panicum maximum (22,97%), sawah non irigasi didominasi oleh gulma Mimosa pudica (22,02%), dan lahan tambak/kolam didominasi oleh gulma Eleusine indica (54,17%). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kemampuan dominansi  gulma invasif pada setiap tipe pemanfaatan lahan di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara.
Pelatihan Perbanyakan Bibit Tanaman Durian bagi Petani di Desa Jurong Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara: Durian Seedling Propagation Training for Jurong Village Farmers, Sawang Subdistrict, North Aceh District Ismadi Ismadi; Rd Selvy Handayani; Muhammad Rafli; Lukman Lukman; Nelly Fridayanti; Eric Erdiyansyah Putra; Chairil Adha Nasution
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 12 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i12.8290

Abstract

Durian is one of the potential crops to be developed in Jurong Village, Sawang District, North Aceh Regency. Sawang District is known as one of the centers of local durian production in Aceh which has an agroecosystem that is very suitable for durian plants. However, durian cultivation is still hampered by the unavailability of quality seeds suitable for the local agroecosystem. In addition, farmers' knowledge and skills are still limited in producing durian seeds, especially local durian seeds. This community service activity was carried out in Jurong Village, Sawang District, North Aceh Regency from July to September 2024 The community service activities carried out can increase the knowledge and skills of farmers in identifying prospective scion and rootstock parent trees, grafting techniques, planting, and maintenance of durian plants.