MUCHTAN SUJATNO
Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Toksisitas Akut per Oral Ekstrak Etanol Daun Dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC) terhadap Kondisi Lambung Tikus Jantan dan Betina Galur Wistar Astri, Yesi; Sitorus, Truly; Sigit, Joseph I.; Sujatno, Muchtan
Majalah Kedokteran Bandung Vol 44, No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1804.13 KB)

Abstract

Toksisitas oral akut merupakan efek samping yang terjadi dalam waktu singkat melalui pemberian tunggal peroral ataupun dengan dosis berulang dalam waktu 24 jam dan dapat terjadi pada setiap organ tubuh. Traktus gastrointestinal sangat potensial terhadap paparan agen toksik yang tampak sebagai gambaran erosi dan tukak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental uji toksisitas akut per oral dan dilakukan di laboratorium Farmakologi Klinik RS Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan Juli–September 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas akut ekstrak etanol daun dewa terhadap lambung dengan menghitung indeks tukak ekstrak etanol daun dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC) pada tikus galur Wistar. Untuk mengatasi dampak negatif, tindakan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan 3R (reduction, refinement, dan replacement). Indeks tukak dinilai dengan menentukan jumlah dan diameter tukak melalui pembedahan hewan coba pada hari ke-15 dan dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis dengan penilaian histopatologi. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov yang dilanjutkan dengan one sample t-test pada Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) for windows versi 13.0 pada derajat kepercayaan 95%. Indeks tukak antar kelompok tikus jantan dan betina menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok ekstrak etanol dosis >1,625 g/kgBB (p<0,05). Simpulan, pemberian ekstrak etanol daun dewa pada tikus galur Wistar menyebabkan tukak lambung pada dosis >1,625 g/kgBB. [MKB. 2012;44(1):38–43].Kata kunci: Gynura pseudochina (Lour.) DC, indeks tukak, toksisitas oral akutAcute Oral Toxicity of Ethanol Extract of Dewa Leaf (Gynura pseudochina (Lour.) DC) to Male and Female Wistar Rats’ Gaster MucosaAcute oral toxicity is the adverse effects occurring within a short time of oral administration of a single dose of a substance or multiple doses given within 24 hours through body’s organs. Gastrointestinal tract potentially influenced by toxic materials exposure, shown as gastric erosion and ulcer. This is an acute oral toxicity experimental research, held in Pharmacology laboratorium of Dr. Hasan Sadikin Hospital on July–September 2009. This research aims to determine ethanol extract of Dewa leaf acute toxicity to gaster by measuring ulcer index of ethanol extract of Dewa leaf (Gynura pseudochina (Lour.) DC) in Wistar rats. This research approached with 3R (reduction, refinement and replacement) to overcome negative impact. Ulcer index determined by ulcer’s quantity and diameter due to rats necropsy at 15th day, and histopathology examined. The results are statistically analyzed using Kolmogorov-Smirnov test and then continued with one sample T-test on Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) for windows version 13.0, at 95% confidence interval level. Ulcer index significantly different between control group and ethanol extract of Dewa leaf group dose >1.625 g/kgBB (p<0.05). In conclusion, ethanol extract of Dewa leaf on Wistar rats cause gastric ulcer at dose >1.625 g/kgBB. [MKB. 2012;44(1):38–43]Key words: Acute oral toxicity, Gynura pseudochina (Lour.) DC, ulcer index DOI: http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v44n1.71 
Penurunan Aktivitas Tirosinase dan Jumlah Melanin oleh Fraksi Etil Asetat Buah Malaka (Phyllantus emblica) pada Mouse Melanoma B16 Cell-Line Hindritiani, Reti; Dhianawaty, Diah; Sujatno, Muchtan; Sutedja, Endang; Setiawan, -
Majalah Kedokteran Bandung Vol 45, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.747 KB)

Abstract

Akumulasi melanin menyebabkan hiperpigmentasi dan bila terdapat pada wajah dapat menimbulkan masalah psikososial. Bahan depigmentasi dari tanaman semakin banyak digunakan. Bahan yang dikembangkan harus efektif menghambat sintesis melanin serta tidak toksik terhadap melanosit. Penelitian ini bertujuan menguji efek fraksi etil asetat buah Phyllanthus emblica (P. emblica) atau buah malaka, terhadap sintesis melanin dengan mengukur jumlah melanin dan aktivitas tirosinase, yang merupakan enzim utama sintesis melanin, secara spektrofotometrik pada kultur sel melanosit mouse melanoma B16 cell-line. Sitotoksisitas diukur dengan metode 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyl-tetrazolium bromide (MTT) assay. Penelitian dilakukan pada November–Desember 2009 di Department of Biochemistry and Diabetes Research Centre, Chonbuk National University Medical School, Korea Selatan. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas tirosinase dan jumlah melanin menurun bergantung pada dosis perlakuan berbagai konsentrasi fraksi etil asetat buah P. emblica dengan inhibition concentration (IC) 50 berturutturut 95,63 dan 16,90 μg/mL, serta lethal dose (LD) 50 pada konsentrasi 106,64 μg/mL. Simpulan, fraksi etil asetat buah P. emblica mempunyai potensi sebagai bahan depigmentasi, karena mampu menurunkan sintesis melanin melalui inhibisi aktivitas tirosinase. [MKB. 2013;45(2):118–24]Kata kunci: Aktivitas tirosinase, etil asetat, melanin, Phyllanthus emblicaReduction of Tyrosinase Activity and Melanin Amount by Ethyl Acetate Fraction from Malaka (Phyllanthus emblica) Fruit in Mouse Melanoma B16 Cell-LineMelanin accumulation can lead to hyperpigmentation, and if it occurs on the face can cause psychosocial problem. Depigmenting agents derived from plants are increasingly utilized. Agents being developed have to be effective in inhibiting melanin synthesis and should not be toxic to melanocyte. This study aimed was to examine the effect of ethyl acetate fraction from Phyllanthus emblica (P. emblica) fruit, also known as malaka fruit, towards melanine synthesis, which was measured from the melanin amount and tyrosinase activity, the key regulatory enzyme in melanin synthesis, spectrophotometrically towards melanocytes of mouse melanoma B16 cell-line. The cytotoxic effect towards melanocytes was measured with 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyl-tetrazolium bromide (MTT) assay. This study was conducted on November−December 2009 in Department of Biochemistry and Diabetes Research Centre, Chonbuk National University Medical School, South Korea. The result of this study showed that tyrosinase activity and melanin amount decreased in a dose-dependent manner towards various concentrations of ethyl acetate fraction of P. emblica fruit with inhibition concentration (IC) 50=95.63 and 16.90 μg/mL, respectively and lethal dose (LD) 50 concentration 106.64 μg/mL. In conclusion, ethyl acetate fraction of P. emblica fruit is a potential depigmenting agent, since it can reduce melanin synthesis by inhibition of tyrosinase activity. [MKB. 2013;45(2):119–24]Key words: Ethyl acetate, melanin, Phyllanthus emblica, tyrosinase activity DOI: http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v45n2.115
EFEK ANTIBAKTERI VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP METHICILLIN RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS Susanto, Tirta Darmawan; Sujatno, Muchtan; Yuwono, Hendro Sudjono
Medicinus Vol. 4 No. 8 (2015): February 2015 - May 2015
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/med.v4i8.1186

Abstract

Kejadian infeksi, baik di lingkungan rumah sakit yang disebut infeksi nosokomial maupun di luar rumah sakit, cukup besar. Infeksi mempertinggi angka kematian dan kesakitan, serta memperlama waktu perawatan di rumah sakit. Saat ini banyak tanaman yang terbukti secara empiris memiliki efek antibakteri, diantaranya adalah minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil / VCO), oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini guna mengetahui efek anti bakteri VCO pada luka yang telah diinfeksi dengan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).Telah dilakukan penelitian eksperimental laboratorium dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap. Hewan coba yang digunakan adalah marmut jantan galur albino sebanyak 15 ekor . Dermis hewan coba diinsisi hingga diperoleh luka berukuran 9cm2 dasar otot, luka diinfeksi dengan suspensi bakteri MRSA, kemudian diberi 3 macam perlakuan yaitu dibiarkan saja tanpa pengobatan untuk control negatif, terapi VCO per oral 3 cc / hari dan terapi VCO topikal 0,4 cc / hari. Data yang diperoleh dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA) dan two sample - T test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian VCO topikal dengan dosis 0,4 cc / hari mampu mengobati infeksi dan mempercepat penyembuhan luka hewan coba secara bermakna (p = 0,043 < α = 0,05), tetapi pemberian VCO peroral 3 cc / hari menunjukkan hasil yang tidak bermakna (p = 0,376 > α = 0,05). Pemberian VCO per oral 3 cc / hari dan topikal 0,4 cc / hari mampu menurunkan jumlah lekosit darah pada hewan coba. Pemberian VCO topikal 0,4 cc / hari mampu membunuh bakteri sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri pada luka secara bermakna (p = 0,0092 < α = 0,05), namun pemberian VCO per oral tidak mampu mengurangi jumlah bakteri pada luka secara bermakna (p = 0,17 > α = 0,05). Pada hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian VCO topikal menunjukkan efek antibakteri yang bermakna untuk mengatasiinfeksi MRSA.
Efektivitas Krim Kunyit (Curcuma longa) Dalam Mengurangi Luas Area Dan Kegelapan Melasma Serta Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Melasma Tumanggal N.S.S., Wulan; Jasaputra, Diana Krisanti; Sujatno, Muchtan
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 11 (2025): Volume 12 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i11.21298

Abstract

Melasma merupakan gangguan hiperpigmentasi yang ditandai dengan munculnya makula berwarna coklat muda hingga tua pada area kulit yang sering terpapar sinar matahari, terutama wajah, dan sering dianggap sebagai tanda penuaan kulit. Meskipun hidrokuinon masih menjadi standar emas terapi melasma, penggunaan jangka panjangnya dapat menimbulkan efek samping. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas krim kunyit (Curcuma longa) dalam mengurangi luas dan kepekatan pigmen melasma serta meningkatkan kualitas hidup penderita sebagai terapi alternatif. Penelitian menggunakan desain pretest–posttest control group pada wanita berusia 20–40 tahun dengan diagnosis klinis melasma ringan di Jakarta, periode Februari–Mei 2024. Subjek dibagi secara acak menjadi dua kelompok: P1 mendapat krim hidrokuinon 2%, dan P2 mendapat krim kunyit 3%. Derajat keparahan melasma diukur dengan Modified Melasma Area and Severity Index (mMASI), dan kualitas hidup dinilai menggunakan Melasma Quality of Life scale (MELASQoL) sebelum dan sesudah 4 minggu perlakuan. Kedua kelompok menunjukkan penurunan skor mMASI dan MELASQoL yang signifikan setelah 4 minggu (p < 0,001). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok pada skor pascaintervensi (p > 0,05), yang menunjukkan efektivitas serupa antara krim kunyit 3% dan hidrokuinon 2%. Hasil ini menyimpulkan bahwa krim kunyit (Curcuma longa) efektif mengurangi luas dan kepekatan melasma serta meningkatkan kualitas hidup penderita, sehingga berpotensi menjadi alternatif alami hidrokuin.