Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM MENINGKATKAN TUGAS TATA USAHA DI SMPN 1 SINGKAWANG F22211045, Supatmi; Suib, Masluyah; Sukri, M.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 3, No 4 (2014): April 2014
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama kooperatif, member kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi objektif tentang: peranan kepala sekolah sebagai manajer dalam meningkatkan tugas tata usaha, faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan tugas tata usaha di SMP Negeri 1 Singkawang. Kata Kunci : Kepala Sekolah, Manajemen, Tata Usaha Abstract: In order to perform its role and function as managers, principals have the right strategies to empower workers through cooperative education cooperative, the members an opportunity for education personnel to improve the profession and encourage the involvement of all educational personnel in a variety of activities that support the program sekolah.Tujuan research is to obtain information on: the role of the principal as a manager in improving administrative tasks, enabling and inhibiting factors in improving administrative tasks in SMP Negeri 1 Singkawang. Keywords: Head of School, Management, Tata Venture
DEKONSTRUKSI TOKOH DUA ROMAN ANGKATAN BALAI PUSTAKA DALAM NOVEL TRILOGI SOEKRAM (BAB PENGARANG TAK PERNAH MATI) KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Yayuk Kurniawati; M. Sukri; Nuriadi Nuriadi
Basastra Vol 9, No 2 (2020): Basastra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bss.v9i2.19689

Abstract

Penelitian ini bertujuan menguraikan dekonstruksi tokoh dua roman Angkatan Balai Pustaka, yaitu roman “Siti Nurbaya” dan roman “Salah Asuhan” dalam novel “Trilogi Soekram” khususnya Bab III ‘Pengarang Tak Pernah Mati’ karya Sapardi Djoko Damono. Data penelitian diperoleh melalui metode kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan menerapkan teori dekonstruksi. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dekonstruksi tokoh dalam novel “Trilogi Soekram” khususnya Bab III ‘Pengarang Tak Pernah Mati’ karya sapardi Djoko Damono. Tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam novel tersebut merupakan dekonstruksin terhadap tokoh-tokoh yang ada dalam dua roman angkatan Balai Pustaka yaitu Siti Nurbaya dan Salah Asuhan seperti Datuk Meringgih, Siti Nurbaya, dan Hanafi. Tokoh-tokoh tersebut didekonstruksi karakternya, bahkan tokoh dari dua roman yang berbeda dipertemukan dalam ‘Pengarang Tak Pernah Mati’. Hal tersebut menunjukkan bahwa sesuai dengan konsep dekonstruksi, makna sebuah teks tidak pernah berdiri sendiri dan tidak pernah mutlak.
Bahasa Bima dalam Perspektif Filsafat Bahasa Hans-Georg Gadamer Bil’ Ibadirrahman; M. Sukri
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA Vol 12 No 2 (2022): JURNAL PENDIDIKAN BAHASA
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpb.v12i2.1374

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan esensi bahasa Bima dari pespektif filsafat bahasa Hans-Georg Gadamer. Di Indonesia, ada beragam bahasa daerah, termasuk Bahasa Bima (Nggahi Mbojo), yang mencerminkan kekayaan budaya yang menjadi cerminan nilai-nilai dalam masyarakat. Dalam konteks ini, gagasan filsafat bahasa Gadamer digunakan untuk menggali kedalaman Bahasa Bima, memahami peran serta nilai budaya di dalamnya, dan membuka wawasan tentang bagaimana bahasa ini membentuk identitas budaya serta mempertahankan nilai-nilai warisan. Dalam lingkungan masyarakat Bima, Bahasa Mbojo menjadi cerminan dan perwujudan solidaritas budaya masyarakat Bima, hal tersebut terlihat dalam banyak kegitan yang dilakukan seperti, musyawarah persiapan kegiatan (Mbolo Rasa), selamatan 7 bulan kehamilan (Kiri Loko), dan sebagainya. Dalam aktifitas tersebut terlihat masyarakat Bima masih menggunakan budaya dan bahasa Bima dalam berinteraksi. Gadamer (200:535) berpendapat berbeda dengan habitat yang terkait dengan kelompok sosialnya, dunia bagi Gadamer pada hakikatnya bersifat linguistik sehingga sebuah pandangan bahasa adalah sebuah pandangan dunia. Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat pandangan Gadamer terhadap masyarakat Bima memiliki keterkaitan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan. Studi pustaka mendasari penelitiannya pada literatur sebagai data yang diolah untuk mencapai tujuan penelitian.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan esensi bahasa Bima dari pespektif filsafat bahasa Hans-Georg Gadamer. Di Indonesia, ada beragam bahasa daerah, termasuk Bahasa Bima (Nggahi Mbojo), yang mencerminkan kekayaan budaya yang menjadi cerminan nilai-nilai dalam masyarakat. Dalam konteks ini, gagasan filsafat bahasa Gadamer digunakan untuk menggali kedalaman Bahasa Bima, memahami peran serta nilai budaya di dalamnya, dan membuka wawasan tentang bagaimana bahasa ini membentuk identitas budaya serta mempertahankan nilai-nilai warisan. Dalam lingkungan masyarakat Bima, Bahasa Mbojo menjadi cerminan dan perwujudan solidaritas budaya masyarakat Bima, hal tersebut terlihat dalam banyak kegitan yang dilakukan seperti, musyawarah persiapan kegiatan (Mbolo Rasa), selamatan 7 bulan kehamilan (Kiri Loko), dan sebagainya. Dalam aktifitas tersebut terlihat masyarakat Bima masih menggunakan budaya dan bahasa Bima dalam berinteraksi. Gadamer (200:535) berpendapat berbeda dengan habitat yang terkait dengan kelompok sosialnya, dunia bagi Gadamer pada hakikatnya bersifat linguistik sehingga sebuah pandangan bahasa adalah sebuah pandangan dunia. Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat pandangan Gadamer terhadap masyarakat Bima memiliki keterkaitan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan. Studi pustaka mendasari penelitiannya pada literatur sebagai data yang diolah untuk mencapai tujuan penelitian.
Metode Dakwah Buya Fattal Yamin Dalam Pengajian Mingguan Di Masjid Taqwa Jorong Petok Nagari Panti Kabupaten Pasaman Sukri, M.; Penmardianto, Penmardianto
KOLONI Vol. 2 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/koloni.v2i3.519

Abstract

Buya Fattal Yamin is a preacher in weekly recitations which are held once in two weeks at the Taqwa Jorong Petok Nagari Panti Pasaman mosque. He uses bil-lisan da'wah in his study by using the bil-hikmah, mau'idhatul hasanah and mujadallah da'wah methods which seek to achieve the goals of da'wah and make it easier to implement so that the delivery can be easily understood by the congregation. The purpose of this study was to determine Buya Fattal Yamin's da'wah method in recitation at the Taqwa Jorong Petok Nagari Panti Pasaman mosque. This type of research is field research with a descriptive qualitative approach located at the Taqwa Jorong Petok Nagari Panti Mosque, Pasaman Regency. While collecting data by observation and interviews. The subject in this study was Buya Fattal Yamin while the object of research was Buya Fattal Yamin's da'wah method in recitation. The results of this study indicate that the preaching method of Buya Fattal Yamin in the weekly recitation at the Taqwa mosque is to use bil-lisan da'wah using the al-hikmah method, mau'idhatul hasanah (good teaching) and mujadallah (good discussion). The material presented is about aqidah, shari'ah, muamalah and morals. Keywords: Da'wah, Methods of Da'wah, Weekly Recitation
Bahasa Bima dalam Perspektif Filsafat Bahasa Hans-Georg Gadamer Bil’ Ibadirrahman; M. Sukri
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA Vol. 12 No. 2 (2022): JURNAL PENDIDIKAN BAHASA
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpb.v12i2.1374

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan esensi bahasa Bima dari pespektif filsafat bahasa Hans-Georg Gadamer. Di Indonesia, ada beragam bahasa daerah, termasuk Bahasa Bima (Nggahi Mbojo), yang mencerminkan kekayaan budaya yang menjadi cerminan nilai-nilai dalam masyarakat. Dalam konteks ini, gagasan filsafat bahasa Gadamer digunakan untuk menggali kedalaman Bahasa Bima, memahami peran serta nilai budaya di dalamnya, dan membuka wawasan tentang bagaimana bahasa ini membentuk identitas budaya serta mempertahankan nilai-nilai warisan. Dalam lingkungan masyarakat Bima, Bahasa Mbojo menjadi cerminan dan perwujudan solidaritas budaya masyarakat Bima, hal tersebut terlihat dalam banyak kegitan yang dilakukan seperti, musyawarah persiapan kegiatan (Mbolo Rasa), selamatan 7 bulan kehamilan (Kiri Loko), dan sebagainya. Dalam aktifitas tersebut terlihat masyarakat Bima masih menggunakan budaya dan bahasa Bima dalam berinteraksi. Gadamer (200:535) berpendapat berbeda dengan habitat yang terkait dengan kelompok sosialnya, dunia bagi Gadamer pada hakikatnya bersifat linguistik sehingga sebuah pandangan bahasa adalah sebuah pandangan dunia. Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat pandangan Gadamer terhadap masyarakat Bima memiliki keterkaitan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan. Studi pustaka mendasari penelitiannya pada literatur sebagai data yang diolah untuk mencapai tujuan penelitian.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan esensi bahasa Bima dari pespektif filsafat bahasa Hans-Georg Gadamer. Di Indonesia, ada beragam bahasa daerah, termasuk Bahasa Bima (Nggahi Mbojo), yang mencerminkan kekayaan budaya yang menjadi cerminan nilai-nilai dalam masyarakat. Dalam konteks ini, gagasan filsafat bahasa Gadamer digunakan untuk menggali kedalaman Bahasa Bima, memahami peran serta nilai budaya di dalamnya, dan membuka wawasan tentang bagaimana bahasa ini membentuk identitas budaya serta mempertahankan nilai-nilai warisan. Dalam lingkungan masyarakat Bima, Bahasa Mbojo menjadi cerminan dan perwujudan solidaritas budaya masyarakat Bima, hal tersebut terlihat dalam banyak kegitan yang dilakukan seperti, musyawarah persiapan kegiatan (Mbolo Rasa), selamatan 7 bulan kehamilan (Kiri Loko), dan sebagainya. Dalam aktifitas tersebut terlihat masyarakat Bima masih menggunakan budaya dan bahasa Bima dalam berinteraksi. Gadamer (200:535) berpendapat berbeda dengan habitat yang terkait dengan kelompok sosialnya, dunia bagi Gadamer pada hakikatnya bersifat linguistik sehingga sebuah pandangan bahasa adalah sebuah pandangan dunia. Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat pandangan Gadamer terhadap masyarakat Bima memiliki keterkaitan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan. Studi pustaka mendasari penelitiannya pada literatur sebagai data yang diolah untuk mencapai tujuan penelitian.