Cecep Suryana
Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Ditjen PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN, KEMDIKBUD RI

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONTRIBUSI PROGRAM KAMPUNG LITERASI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Studi Deskripsi tentang Layanan Pendidikan Nonformal di Kampung Literasi Muhamad Affandi; Cecep Suryana
Jurnal AKRAB Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v11i02.349

Abstract

Keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan jumlah penduduk melek aksara bukan berarti membebaskan Indonesia dari jerat persoalan buta aksara. Karakteristik penduduk buta aksara yang tersisa merupakan kelompok yang sangat sulit diberaksarakan. Persoalan buta aksara sangat terkait dengan kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan penduduk suatu negara dan negara yang bersangkutan. Atas dasar tersebut, pemerintah mengeluarkan berbagai program untuk memelihara keberaksaraan masyarakat. Satu diantara program tersebut ialah hadirnya program Kampung Literasi. Kampung literasi merupakan kawasan kampung yang digunakan untuk mewujudkan masyarakat melek literasi baca tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi keuangan, literasi teknologi informasi dan komunikasi, dan literasi kewarganegaraan dan budaya serta literasi lain sesuai dengan kondisi masyarakat setempat agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas. Sebagai salah satu kebijakan strategis pada lingkup pendidikan masyarakat yang sudah berjalan selama 5 tahun, Kampung Literasi sangat menarik untuk dikaji dan dianalisis baik eksistensinya, produktivitas/efektifitas serta manfaatnya terutama bagi pengembangan program pendidikan dan pelatihan, kehidupan sosial budaya serta pengembangan masyarakat secara menyeluruh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Pemilihan metode ini didasari oleh fokus permasalahan penelitian yang berkaitan erat dengan fenomena sosial. Melalui penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa meskipun sebagian berada di daerah yang tidak didukung oleh potensi yang memadai, namun keberadaan kampung literasi ternyata tetap mampu menyediakan berbagai layanan yang inovatif dalam rangka peningkatan keberaksaraan untuk memberdayakan masyarakat melalui penyediaan berbagai layanan pada program kampung literasi terfokus pada pemberdayaan masyarakat dengan berbasis pada penguasaan enam literasi dasar, yaitu literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan. [Indonesia's success in increasing the number of literate population does not mean freeing Indonesia from the trap of illiteracy. The remaining illiterate characteristics of the group are very difficult to literate. The problem of illiteracy is closely related to ignorance, poverty, underdevelopment, and the powerlessness of the population of a country and the country concerned. On this basis, the government has issued various programs to maintain community literacy. One of these programs is the presence of the Literacy Village program. A literacy village is a village area that is used to create literacy, literacy, numeracy, scientific literacy, financial literacy, information and communication technology literacy, and civic and cultural literacy and other literacy in accordance with the conditions of the local community so that they have more knowledge and understanding. As one of the strategic policies in the scope of community education that has been running for 5 years, Literasi Village is very interesting to study and analyze both its existence, productivity/effectiveness and its benefits, especially for the development of education and training programs, socio-cultural life and community development as a whole. This study uses a qualitative approach with phenomenological methods. The choice of this method is based on the focus of research problems which are closely related to social phenomena. Through this research, it can be stated that even though some of them are in areas that are not supported by adequate potential, the existence of literacy villages is still able to provide various innovative services in order to increase literacy to empower communities through the provision of various services in the literacy village program focused on empowerment. society based on mastery of six basic literacies, namely literacy in reading and writing, numeracy, science, digital, finance, as well as culture and citizenship.]
PELESTARIAN NILAI SIPAKALEBBI DI KAMPUNG LITERASI WESABBE Muhamad Affandi; Cecep Suryana; Harnita Rahman
Jurnal AKRAB Vol. 12 No. 1 (2021): JURNAL AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v12i1.380

Abstract

Abstrak: Indonesia menghadapi tantangan tersendiri seputar keberaksaraan yang disebabkan oleh kondisi demografis dan sulitnya mengakomodir karakteristik masyarakat yang masih buta aksara menimbulkan kesulitan tersendiri. Selain itu, tidak sedikit masyarakat bebas buta aksara yang sulit memelihara keberaksaraannya akibat ketidakmampuan dalam memfungsikan kemampuan aksara dalam aktivitas kesehariannya. Apabila perkembangan literasi di Indonesia diukur melalui tumbuh pesatnya berbagai layanan seputar literasi, maka Makassar, khususnya kompleks kecil bernama Wesabbe tidak boleh dilewatkan.Kompleks ini dikenal sebagai perumahan tertua di Makassar. Selain itu, kawasan ini juga dikenal masih memegang budaya, adat istiadat, maupun karakteristik leluhur yang dikenal dengan sipakatau, sipakainge’,dan sipakalebbi. Nilai budaya lokal itulah yang coba untuk dilestarikan dan diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui program kampung literasi dengan berbagai aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk Menjabarkan aktivitas keaksaraan yang diselenggarakan di Kampung Literasi Wesabbe, khususnya berkaitan dengan pelestarian nilai-nilai sipakalebbi. Mengacu pada permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Melalui penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa melalui berbagai program yang disediakan di Kampung Literasi Wesabbe, masyarakat tidak hanya didekatkan dengan aktivitas literasi, tetapi juga terjadi suatu fenomena sosial dimana terlihatnya nilai kearifan lokal yaitu sipakalebbi, terlihatnya sikap saling menghormati dan menghargai di antara warga masyarakat di sana, baik yang tua maupun yang muda. Proses pengenalan dan pemeliharaan keberaksaraan di Kampung Literasi Wesabbe ternyata juga mampu menjaga sinergitas danmewariskan nilai-nilai budaya lokal. Abstract: Indonesia faces its own challenges around literacy caused by demographic conditions and the difficulty in accommodating the characteristics of people who are still illiterate which creates its own diffi culties. In addition, there are not a few illiterate free people who fi nd it diffi cult to maintain their literacy due to the inability to function literacy skills in their daily activities. If the development of literacy in Indonesia is measured through the rapid growth of various services around literacy, then Makassar, especially the small complex called Wesabbe, cannot be overlooked. This complex is known as the oldest housing complex in Makassar. In addition, this area is also known to still hold the culture, customs, and characteristics of the ancestors known as sipakatau, sipakainge, and sipakalebbi. It is this local cultural value that tries to be preserved and integrated in everyday life through the literacy village program with its various activities. This study aims to describe the literacy activities held in Wesabbe Literacy Village, especially those related to the preservation of sipakalebbi values. Referring to the problems that are the focus of this research, this research uses a qualitative approach with the case study method. Through this research, it can be stated that through the various programs provided in Wesabbe Literacy Village,the community is not only exposed to literacy activities, but also a social phenomenon in which local wisdom values are seen, namely sipakalebbi, showing mutual respect and respect among community members in the community.there, both the old and the young. The process of introducing and maintaining literacy in Wesabbe Literacy Villagewas also able to maintain synergy and pass on local cultural values.