Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Literasi Kesehatan Pada Anak Lewat Dongeng PHBS Harpiana Rahman; Zulkhair Burhan; Harnita Rahman; Nurul Hikmah B; Haeril Amir; Al Ihksan Agus; Andi Surahman Batara; Herenal Daeng Toto
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 03 (2021): September
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.087 KB) | DOI: 10.53690/ipm.v2i01.102

Abstract

Dalam kesehatan masyarakat, anak-anak adalah kelompok aktif yang rentan terhadap serangan penyakit. Diare, influenza, cacingan, COVID-19 adalah beberapa penyakit dengan kejadian tinggi pada anak-anak. Misalnya, prevalensi penyakit COVID-19 di Indonesia pada anak cukup tinggi, mencapai 12%. Disusul dengan penyakit diare dan cacingan. PHBS (perilaku hidup sehat dan bersih ) adalah sekumpulan perilaku yang diterapkan untuk mencegah penyakit menular dan tidak menular. Dalam tatanan rumah tangga, anak-anak membutuhkan kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri saat melakukan aktivitas di dalam dan di luar rumah, seperti rajin mencuci tangan pakai air bersih dan sabun serta menggunakan masker. Diperlukan upaya membangun kesadaran sejak dini kepada anak untuk menerapkan PHBS. Sebagai kelompok yang aktif, anak-anak adalah sasaran komunikasi yang memerlukan bentuk komunikasi atraktif dalam menyampikan pesan kesehatan. Sehingga demi mencapai terbentuknya peningkatan perilaku sehat kepada anak-anak, upaya edukasi PHBS dilakukan dengan berdongeng dengan konten cara dan manfaat PHBS. Sasaran dari kegiatan berdongeng adalah anak-anak yang berkunjung di Mall Nipah Makassar. Kegiatan berdongeng pesan kesehatan di Mall Nipah Makassar mencapai indikator input yaitu anak-anak bergabung menjadi peserta, indikator proses yakni peserta antusias menyimak dongeng, dan indikator output yakni peserta mampu menerangkan kembali cara dan manfaat ber-PHBS.
PELESTARIAN NILAI SIPAKALEBBI DI KAMPUNG LITERASI WESABBE Muhamad Affandi; Cecep Suryana; Harnita Rahman
Jurnal AKRAB Vol. 12 No. 1 (2021): JURNAL AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v12i1.380

Abstract

Abstrak: Indonesia menghadapi tantangan tersendiri seputar keberaksaraan yang disebabkan oleh kondisi demografis dan sulitnya mengakomodir karakteristik masyarakat yang masih buta aksara menimbulkan kesulitan tersendiri. Selain itu, tidak sedikit masyarakat bebas buta aksara yang sulit memelihara keberaksaraannya akibat ketidakmampuan dalam memfungsikan kemampuan aksara dalam aktivitas kesehariannya. Apabila perkembangan literasi di Indonesia diukur melalui tumbuh pesatnya berbagai layanan seputar literasi, maka Makassar, khususnya kompleks kecil bernama Wesabbe tidak boleh dilewatkan.Kompleks ini dikenal sebagai perumahan tertua di Makassar. Selain itu, kawasan ini juga dikenal masih memegang budaya, adat istiadat, maupun karakteristik leluhur yang dikenal dengan sipakatau, sipakainge’,dan sipakalebbi. Nilai budaya lokal itulah yang coba untuk dilestarikan dan diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui program kampung literasi dengan berbagai aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk Menjabarkan aktivitas keaksaraan yang diselenggarakan di Kampung Literasi Wesabbe, khususnya berkaitan dengan pelestarian nilai-nilai sipakalebbi. Mengacu pada permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Melalui penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa melalui berbagai program yang disediakan di Kampung Literasi Wesabbe, masyarakat tidak hanya didekatkan dengan aktivitas literasi, tetapi juga terjadi suatu fenomena sosial dimana terlihatnya nilai kearifan lokal yaitu sipakalebbi, terlihatnya sikap saling menghormati dan menghargai di antara warga masyarakat di sana, baik yang tua maupun yang muda. Proses pengenalan dan pemeliharaan keberaksaraan di Kampung Literasi Wesabbe ternyata juga mampu menjaga sinergitas danmewariskan nilai-nilai budaya lokal. Abstract: Indonesia faces its own challenges around literacy caused by demographic conditions and the difficulty in accommodating the characteristics of people who are still illiterate which creates its own diffi culties. In addition, there are not a few illiterate free people who fi nd it diffi cult to maintain their literacy due to the inability to function literacy skills in their daily activities. If the development of literacy in Indonesia is measured through the rapid growth of various services around literacy, then Makassar, especially the small complex called Wesabbe, cannot be overlooked. This complex is known as the oldest housing complex in Makassar. In addition, this area is also known to still hold the culture, customs, and characteristics of the ancestors known as sipakatau, sipakainge, and sipakalebbi. It is this local cultural value that tries to be preserved and integrated in everyday life through the literacy village program with its various activities. This study aims to describe the literacy activities held in Wesabbe Literacy Village, especially those related to the preservation of sipakalebbi values. Referring to the problems that are the focus of this research, this research uses a qualitative approach with the case study method. Through this research, it can be stated that through the various programs provided in Wesabbe Literacy Village,the community is not only exposed to literacy activities, but also a social phenomenon in which local wisdom values are seen, namely sipakalebbi, showing mutual respect and respect among community members in the community.there, both the old and the young. The process of introducing and maintaining literacy in Wesabbe Literacy Villagewas also able to maintain synergy and pass on local cultural values.