Affandi, Muhamad
Universitas Palangka Raya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENDAMPINGAN KETERAMPILAN PEREMPUAN PADA PELATIHAN PEMBUATAN HANTARAN PENGANTIN DI PKBM LUTHFILLAH KOTA PALANGKA RAYA Muhamad Affandi
Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah (E-Plus) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : FKIP Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/e-plus.v3i2.4890

Abstract

PENDAMPINGAN KETERAMPILAN PEREMPUAN PADA PELATIHAN PEMBUATAN HANTARAN PENGANTIN DI PKBM LUTHFILLAH KOTA PALANGKA RAYA Muhamad AffandiAffandimuhamad.pls@gmail.com(Universitas Palangka Raya) ABSTRAK Konsepsi tentang pendidikan, sebagaimana tercantum pada UU. No. 20 Tahun 2003 menggolongkan pendidikan kedalam tiga subsistem, yaitu pendidikan formal. Nonformal, dan informal. Pendidikan nonformal atau yang juga disebut dengan pendidikan luar sekolah merupakan suatu lingkup pendidikan yang kepemilikannya terfokus pada masyarakat, menyangkut kemandirian, pendanaan, pengelolaan dan aspek-aspek lainnya, yang kegiatannya dari, oleh dan untuk masyarakat. Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian program studi pendidikan luar sekolah dengan PKBM Luthfillah sebagai mitra dalam memfasilitasipara ibu rumah tangga dan remaja putri di daerah Rindang Banua sebagai sasaran di dalam pelatihan.  Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberdayakan khalayak sasaran agar memiliki pengetahuan tentang pentingnya memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif yang dapat mendatangkan keuntungan, dalam hal ini yaitu melalui pendampingan pelatihan membuat hantaran pengantin. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah bahwa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang ditampilkan peserta pada sebelum dan setelah proses pendampingan. Kondisi ini menunjukan bahwa hasil pendampingan pembuatan hantaran pengantin ini benar-benar mampu memberikan wawasan pengetahuan,sikap yang efektif dan keterampilan yang optimal. Pendampingan ini juga mampu memberikan kesadaran pada para ibu dan remaja putri, bahwa pengetahuan ini dapat menjadi sumber penghasilan jika kita jeli melihatnya. Pembuatan hantaran pengantin ini dipandang sebagai salah satu upaya penguatan sosio-ekonomi peserta pelatihan yang sebelumnya tidak pernah terpikir bernilai ekonomi tinggi, dapat menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi jika dilakukan dengan baik yang memungkinkan peluang bagi mereka untuk merintis usaha. Kata Kunci: Pendampingan, Keterampilan Perempuan, Pelatihan, Hantaran Pengantin
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA TUYAU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN USAHA MANDIRI [THE EMPOWERMENT OF DESA TUYAU VILLAGERS THROUGH EDUCATION PROGRAM ON INDEPENDENT BUSINESS LITERACY] Muhamad Affandi
Jurnal AKRAB Vol. 10 No. 1 (2019): JURNAL AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v10i1.269

Abstract

Education cannot be separated from literacy. Even the conception is one of the benchmarks of the Human Development Index (HDI) conducted by UNDP. Today, the concept of literacy can not only be the ability of reading, writing and counting, but rather emphasize the functions of those skill in everyday life. One of the literacy education programs that becomes the focus of the government through the Directorate of Literacy and Equality Education Development is KUM. In its practice in the community, independent business literacy has been widely applied by various non-formal education units. Various non-formal education units have now been widely applied in Indonesia, both by the public, the private sector and individuals. The establishment of various non-formal education units is not only based on the philosophy of non-formal education, but more because of the needs felt by the community. The researcher is interested in doing an investigation related to the implementation of Independent Business Literacy in Tuyau Village with the aim of maintaining and developing literacy of students who have followed and / or achieved the basic literacy competencies through the introduction of the ability to independently work. In this study, the approach used was a qualitative approach with survey methods, through the stages of data reduction, data display and conclusion drawing. Referring to the learning process and the final assessment of independent business literacy conducted in Tuyau Village, East Barito Regency, it is known that students who were declared graduated and entitled to obtain SUKMA-L were 89 people. While the other students, 11 students, were declared not graduated for various reasons. As for the students who have not graduated (who has not reach the established competency standard yet), the treatment is still being given until now intensively and continuously.
KELAS KOMPETENSI: STRATEGI BERAKSARA DAN BERKARAKTER (COMPETENCE CLASS: STRATEGIES FOR LITERACY AND CHARACTER) Muhamad Affandi; Hafis Akbar Tamimi
Jurnal AKRAB Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Akrab
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v10i2.287

Abstract

Keaksaraan merupakan fondasi penting dalam peradaban manusia, dimana pada masa sekarang ini keaksaraan tidak hanya dimaknai sebagai membaca, menulis dan berhitung saja, tetapi lebih kepada kemampuan implementatif dan adaptif terhadap tantangan maupun peluang dalam lingkup kehidupan sehari-hari. Melalui keaksaraan juga lah, keberhasilan pendidikan dan perkembangan manusia sering kali diukur dan menjadi salah satu indikator keberhasilan di sebuah negara. PKBM Luthfillah sebagai salah satu satuan pendidikan nonformal di Kota Palangka Raya berdomisili di lingkungan rentan konflik yang biasa disebut dengan “Kampung Texas”, dimana penduduknya mayoritas merupakan pendatang dari Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagian besar dari mereka datang dengan harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, namun alih-alih mencapai “mimpi” tersebut, mereka justru menambah permasalahan baru karena membawa penduduk buta aksara, anak putus sekolah dan pengangguran sehingga berdampak pula pada pembentukan karakter wilayah yang tidak baik. Berbagai inovasi telah dilakukan melalui mapping life untuk calon peserta didik, inovasi peminatan keterampilan bagi peserta didik yang diajarkan mata pelajaran keterampilan fungsional. Selanjutnya sejak tahun 2017, PKBM ini juga mengembangkan inovasi kelas kompetensi (Competence Class), yakni kelas kompetensi dipelopori oleh tutor mata pelajaran pengembangan kepribadian profesional. Hasil penerapan strategi perubahan karakter positif peserta didik yaitu cinta kepada Allah Swt, Kerjasama, Kreatif, Percaya Diri dan Disiplin sehingga peserta didik mampu mengubah dirinya sendiri untuk lebih berdaya bagi pribadi, keluarga dan masyarakat. Literacy is an important foundation in human civilization, where it is not only interpreted as reading, writing and arithmetic, but is more about implementing and adaptive abilities to challenges and opportunities in the scope of daily life. It is also through literacy that the success of education and human development is often measured and is one indicator of success in a country. Community Learning Center Luthfillah as one of the nonformal education units in Palangka Raya residing in a conflict-prone environment commonly referred to as “Texas Village”, where the majority of the population is migrants from South Kalimantan Province. Most of them come with hopes to have a better life, but instead of achieving the "dream", they actually add new problems because it brings illiterate residents, children dropping out of school and unemployed so that it also affects the formation of regional character that is not good at all. Various innovations have been made through life mapping for prospective students, skills specialization innovations for students who are taught functional skills subjects. Furthermore, since 2017, this CLC has also developed an innovation competency class, namely the competency class which spearheaded by a tutor in the subject of professional personality development. The results of implementing the positive character change strategy of students namely love for Allah Swt., Cooperation, Creative, Self-Confidence and Discipline so that students are able to change themselves to be more empowered for the person, family and society.
IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL MELALUI PENGEMBANGAN WEBSITE DESA SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT [IMPLEMENTATION OF DIGITAL LITERACY THROUGH DEVELOPMENT OF THE VILLAGE WEBSITE AS A COMMUNITY EMPOWERMENT EFFORTS] Muhamad Affandi; Joni Bungai; Indra Perdana
Jurnal AKRAB Vol. 11 No. 1 (2020): JURNAL AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v11i1.315

Abstract

Konsep serta proses pengembangan pedesaan dewasa ini telah mengalami pergeseran dan tidak lagi hanya terfokus pada sektor agraris dan infrastuktur saja, melainkan telah mengarah pada penumbuhan nilai-nilai literasi digital berbasis pemanfaatan TIK. Proses tersebut diduga akan mampu mengurangi ketergantungan masyarakat desa terhadap pemerintah karena mereka akan semakin berdaya dan kreatif untuk berinovasi. Berkenaan dengan hal tersebut, diperlukan suatu sistem komunikasi yang mengintegrasikan antara komunikasi interpersonal, media massa dan media hibrida. Hal ini bertujuan untuk menstimulasi keterlibatan seluruh elemen desa dalam ragka percepatan pembangunan. Mengacu pada paradigma perkembangan wilayah pedesaan tersebut, maka tim peneliti mencoba untuk memberikan treatment dalam rangka menstimulasi kemampuan literasi digital masyarakat Desa Anjir Pulang Pisau dengan identifikasi permasalahan sebagai berikut: 1) Kompetensi literasi digital masyarakat Desa Anjir yang masih rendah; 2) Minimnya pengetahuan dan branding desa melalui web; dan 3) Kurangnya sosialisasi pemanfaatan TIK sebagai salah satu sarana pemberdayaan masyarakat desa. Adapun strategi yang diterapkan pada aktivitas penelitian ini ialah melalui penyuluhan tentang pentingnya internet dalam proses pemberdayaan desa yang kemudian disinergikan dengan pelatihan menyusun dan mengembangkan website sebagai sistem administrasi serta promosi berbagai potensi lokal di Desa Anjir, Kab. Pulang Pisau. Setelah pemberian perlakuan berakhir yang melibatkan tim peneliti, stakeholder desa dan masyarakat setempat, maka diperoleh hasil berupa meningkatnya kompetensi literasi digital operator desa dan peserta pelatihan dalam pemanfaatan internet untuk pembuatan website desa sebagai sistem administrasi sekaligus promosi berbagai keunggulan dan kearifan lokal di Desa Anjir. Peserta pelatihan mampu mengubah dirinya sendiri untuk lebih berdaya bagi pribadi, keluarga dan masyarakat. The concept and process of rural development today has experienced a shift and no longer only focuses on the agricultural sector and infrastructure, but has led to the growth of digital literacy values ​​based on the use of ICT. The process is expected to be able to reduce the dependence of rural communities on the government because they will be more empowered and creative to innovate. In this regard, we need a communication system that integrates interpersonal communication, mass media and hybrid media. This aims to stimulate the involvement of all elements of the village in the framework of accelerating development. Referring to the development paradigm of the rural area, the research team tried to provide treatment in order to stimulate the digital literacy capabilities of Anjir Pulang Pisau village community by identifying the following problems: 1) The digital literacy competence of Anjir Village community is still low; (2) Lack of knowledge and village branding through the web; and (3) Lack of socialization of the use of ICTs as a means of empowering rural communities. The strategy applied to this community service activity is through counseling about the importance of the internet in the process of village empowerment which is then synergized with training to compile and develop a website as an administrative system and promotion of various local potentials in Anjir Village, Pulang Pisau. After the treatment ended, which involved the research team, village stakeholders and the local community, the results were obtained in the form of increasing the digital literacy competence of village operators and training participants in using the internet to create a village website as an administrative system as well as promoting various advantages and local wisdom in Anjir Village. The students are able to change themselves to be more empowered for the person, family and society.
KONTRIBUSI PROGRAM KAMPUNG LITERASI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: Studi Deskripsi tentang Layanan Pendidikan Nonformal di Kampung Literasi Muhamad Affandi; Cecep Suryana
Jurnal AKRAB Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v11i02.349

Abstract

Keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan jumlah penduduk melek aksara bukan berarti membebaskan Indonesia dari jerat persoalan buta aksara. Karakteristik penduduk buta aksara yang tersisa merupakan kelompok yang sangat sulit diberaksarakan. Persoalan buta aksara sangat terkait dengan kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan penduduk suatu negara dan negara yang bersangkutan. Atas dasar tersebut, pemerintah mengeluarkan berbagai program untuk memelihara keberaksaraan masyarakat. Satu diantara program tersebut ialah hadirnya program Kampung Literasi. Kampung literasi merupakan kawasan kampung yang digunakan untuk mewujudkan masyarakat melek literasi baca tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi keuangan, literasi teknologi informasi dan komunikasi, dan literasi kewarganegaraan dan budaya serta literasi lain sesuai dengan kondisi masyarakat setempat agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas. Sebagai salah satu kebijakan strategis pada lingkup pendidikan masyarakat yang sudah berjalan selama 5 tahun, Kampung Literasi sangat menarik untuk dikaji dan dianalisis baik eksistensinya, produktivitas/efektifitas serta manfaatnya terutama bagi pengembangan program pendidikan dan pelatihan, kehidupan sosial budaya serta pengembangan masyarakat secara menyeluruh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Pemilihan metode ini didasari oleh fokus permasalahan penelitian yang berkaitan erat dengan fenomena sosial. Melalui penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa meskipun sebagian berada di daerah yang tidak didukung oleh potensi yang memadai, namun keberadaan kampung literasi ternyata tetap mampu menyediakan berbagai layanan yang inovatif dalam rangka peningkatan keberaksaraan untuk memberdayakan masyarakat melalui penyediaan berbagai layanan pada program kampung literasi terfokus pada pemberdayaan masyarakat dengan berbasis pada penguasaan enam literasi dasar, yaitu literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan. [Indonesia's success in increasing the number of literate population does not mean freeing Indonesia from the trap of illiteracy. The remaining illiterate characteristics of the group are very difficult to literate. The problem of illiteracy is closely related to ignorance, poverty, underdevelopment, and the powerlessness of the population of a country and the country concerned. On this basis, the government has issued various programs to maintain community literacy. One of these programs is the presence of the Literacy Village program. A literacy village is a village area that is used to create literacy, literacy, numeracy, scientific literacy, financial literacy, information and communication technology literacy, and civic and cultural literacy and other literacy in accordance with the conditions of the local community so that they have more knowledge and understanding. As one of the strategic policies in the scope of community education that has been running for 5 years, Literasi Village is very interesting to study and analyze both its existence, productivity/effectiveness and its benefits, especially for the development of education and training programs, socio-cultural life and community development as a whole. This study uses a qualitative approach with phenomenological methods. The choice of this method is based on the focus of research problems which are closely related to social phenomena. Through this research, it can be stated that even though some of them are in areas that are not supported by adequate potential, the existence of literacy villages is still able to provide various innovative services in order to increase literacy to empower communities through the provision of various services in the literacy village program focused on empowerment. society based on mastery of six basic literacies, namely literacy in reading and writing, numeracy, science, digital, finance, as well as culture and citizenship.]
PELESTARIAN NILAI SIPAKALEBBI DI KAMPUNG LITERASI WESABBE Muhamad Affandi; Cecep Suryana; Harnita Rahman
Jurnal AKRAB Vol. 12 No. 1 (2021): JURNAL AKRAB
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v12i1.380

Abstract

Abstrak: Indonesia menghadapi tantangan tersendiri seputar keberaksaraan yang disebabkan oleh kondisi demografis dan sulitnya mengakomodir karakteristik masyarakat yang masih buta aksara menimbulkan kesulitan tersendiri. Selain itu, tidak sedikit masyarakat bebas buta aksara yang sulit memelihara keberaksaraannya akibat ketidakmampuan dalam memfungsikan kemampuan aksara dalam aktivitas kesehariannya. Apabila perkembangan literasi di Indonesia diukur melalui tumbuh pesatnya berbagai layanan seputar literasi, maka Makassar, khususnya kompleks kecil bernama Wesabbe tidak boleh dilewatkan.Kompleks ini dikenal sebagai perumahan tertua di Makassar. Selain itu, kawasan ini juga dikenal masih memegang budaya, adat istiadat, maupun karakteristik leluhur yang dikenal dengan sipakatau, sipakainge’,dan sipakalebbi. Nilai budaya lokal itulah yang coba untuk dilestarikan dan diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui program kampung literasi dengan berbagai aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk Menjabarkan aktivitas keaksaraan yang diselenggarakan di Kampung Literasi Wesabbe, khususnya berkaitan dengan pelestarian nilai-nilai sipakalebbi. Mengacu pada permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Melalui penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa melalui berbagai program yang disediakan di Kampung Literasi Wesabbe, masyarakat tidak hanya didekatkan dengan aktivitas literasi, tetapi juga terjadi suatu fenomena sosial dimana terlihatnya nilai kearifan lokal yaitu sipakalebbi, terlihatnya sikap saling menghormati dan menghargai di antara warga masyarakat di sana, baik yang tua maupun yang muda. Proses pengenalan dan pemeliharaan keberaksaraan di Kampung Literasi Wesabbe ternyata juga mampu menjaga sinergitas danmewariskan nilai-nilai budaya lokal. Abstract: Indonesia faces its own challenges around literacy caused by demographic conditions and the difficulty in accommodating the characteristics of people who are still illiterate which creates its own diffi culties. In addition, there are not a few illiterate free people who fi nd it diffi cult to maintain their literacy due to the inability to function literacy skills in their daily activities. If the development of literacy in Indonesia is measured through the rapid growth of various services around literacy, then Makassar, especially the small complex called Wesabbe, cannot be overlooked. This complex is known as the oldest housing complex in Makassar. In addition, this area is also known to still hold the culture, customs, and characteristics of the ancestors known as sipakatau, sipakainge, and sipakalebbi. It is this local cultural value that tries to be preserved and integrated in everyday life through the literacy village program with its various activities. This study aims to describe the literacy activities held in Wesabbe Literacy Village, especially those related to the preservation of sipakalebbi values. Referring to the problems that are the focus of this research, this research uses a qualitative approach with the case study method. Through this research, it can be stated that through the various programs provided in Wesabbe Literacy Village,the community is not only exposed to literacy activities, but also a social phenomenon in which local wisdom values are seen, namely sipakalebbi, showing mutual respect and respect among community members in the community.there, both the old and the young. The process of introducing and maintaining literacy in Wesabbe Literacy Villagewas also able to maintain synergy and pass on local cultural values.