E Sumiati
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penampilan Fenotipik Tujuh Spesies Jamur Kuping (Auricularia spp.) di Dataran Tinggi Lembang Djuariah, Dini; Sumiati, E
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 3 (2008): September 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Jamur kuping (Auricularia spp.) merupakan salah satu jamur edibel komersial yang merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi tinggi serta merupakan sumber devisa. Tujuh spesies jamur kuping berasal dari berbagai tempat dievaluasi hasil dan kualitasnya di dataran tinggi Lembang. Penelitian dilakukan di laboratorium dan di rumah jamur (kumbung) sejak bulan Juli-Desember 2004, menggunakan rancangan acak kelompok yang diulang 3 kali. Hasil evaluasi memperlihatkan bahwa Auricularia sp.-7 dari BP2APH-Kaliurang memiliki produktivitas lebih tinggi dibandingkan 6 spesies jamur kuping lainnya.ABSTRACT. Djuariah, D. and E. Sumiati. 2008. Phenotypic Performance of Seven Species Auricularia spp. in Lembang Highland. Auricularia spp. is one of edible commercial mushroom which have high economic value and as a source of foreign exchange for the government. Seven species of Auricularia spp. were evaluated for their yield and quality in Lembang highland. Research was conducted in the laboratory and mushrooms house from July until December 2004, using completely randomize block design with 3 replications. The results showed that Auricularia sp.-7 from BP2APH-Kaliurang Yogyakarta significantly gave the highest yield among 6 species.
Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza untuk Meningkatkan Efisiensi Serapan Unsur Hara NPK serta Pengaruhnya terhadap Hasil dan Kualitas Umbi Bawang Merah Sumiati, E; Gunawan, O S
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 1 (2007): Maret 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Salah satu cara memperbaiki hasil dan kualitas umbi bawang merah, yaitu dengan aplikasi pupuk NPK 15-15-15 dan pupuk hayati mikoriza. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang (1.250 m dpl) dari Juli-Oktober 2001. Penelitian menggunakan rancangan petak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama pupuk NPK 15-15-15 dosis 0, 2,5, dan 5,0 g/tanaman. Anak petak pupuk hayati mikoriza dosis 2,5, 5,0, dan 7,5 g/tanaman. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa aplikasi pupuk NPK 15-15-15 dosis 2,5 g/tanaman yang dikombinasikan dengan pupuk hayati mikoriza dosis 2,5 g/tanaman meningkatkan persentase infeksi akar bawang merah oleh mikoriza. Jumlah spora yang terdeteksi pada rizosfer bawang merah yang terbanyak berasal dari aplikasi NPK 15-15-15 2,5 g/tanaman + pupuk hayati mikoriza 5 g/tanaman. Spesies mikoriza yang berasosiasi dengan tanaman bawang merah, yaitu Glomus sp., Glomus sp. hitam, dan Gigaspora sp.. Kandungan NPK tanaman serta pertumbuhannya meningkat oleh aplikasi NPK + pupuk hayati. Hasil umbi bawang merah nyata meningkat oleh aplikasi pupuk NPK 15-15-15 dosis 2,5-5,0 g/tanaman atau oleh aplikasi pupuk hayati mikoriza dosis 2,5-5,0 g/tanaman. Aplikasi kedua jenis pupuk tersebut tidak meningkatkan kandungan bahan kering umbi bawang merah.ABSTRACT. Sumiati, E. and O.S. Gunawan. 2007. Application of Mycorrhizal Biofertilizer to Increase the Efficiency of NPK Uptake and its Effects on Yield and Quality of Shallot Bulbs. Yield and quality of shallot bulbs can be improved by application of NPK 15-15-15 in combination with mycorrhizal biofertilizer. Research was conducted at the greenhouse of Indonesian Vegetable Research Institute, Lembang (1,250 m asl) from July to October 2001. A split plot design with 3 replications was arranged. Main plot was dosage of NPK 15-15-15, viz. 0, 2.5, and 5.0 g/plant. Subplot was dosage of mycorrhizal biofertilizer, viz. 2.5, 5.0, and 7.5 g/plant. Research results revealed that the application of 2.5 g/plant NPK 15-15-15 in combination with mycorrhizal biofertilizer 2.5 g/plant increased the percentage of root infected by mycorrhiza. While the highest number of mycorrhizal spores at shallot rhizosphere was gained from application of 2.5 g/plant NPK 15-15-15 + 5 g/plant mycorrhizal biofertilizer. Species of mycorrhiza which infected shallot roots were Glomus sp. black, Glomus sp., and Gigaspora sp.. NPK content and the growth of shallot were increased by application of NPK 15-15-15 and biofertilizer. The yield of shallot increased significantly by application of NPK 15-15-15 dosage of 2.5 to 5.0 g/plant or mycorrhizal biofertilizer dosage of 2.5 to 5.0 g/plant. Application of both NPK 15-15-15 and mycorrhizal biofertilizer did not increase the dry matter of shallot bulbs
Penampilan Fenotipik Tujuh Spesies Jamur Kuping (Auricularia spp.) di Dataran Tinggi Lembang Dini Djuariah; E Sumiati
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 3 (2008): September 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v18n3.2008.p%p

Abstract

ABSTRAK. Jamur kuping (Auricularia spp.) merupakan salah satu jamur edibel komersial yang merupakan komoditas sayuran bernilai ekonomi tinggi serta merupakan sumber devisa. Tujuh spesies jamur kuping berasal dari berbagai tempat dievaluasi hasil dan kualitasnya di dataran tinggi Lembang. Penelitian dilakukan di laboratorium dan di rumah jamur (kumbung) sejak bulan Juli-Desember 2004, menggunakan rancangan acak kelompok yang diulang 3 kali. Hasil evaluasi memperlihatkan bahwa Auricularia sp.-7 dari BP2APH-Kaliurang memiliki produktivitas lebih tinggi dibandingkan 6 spesies jamur kuping lainnya.ABSTRACT. Djuariah, D. and E. Sumiati. 2008. Phenotypic Performance of Seven Species Auricularia spp. in Lembang Highland. Auricularia spp. is one of edible commercial mushroom which have high economic value and as a source of foreign exchange for the government. Seven species of Auricularia spp. were evaluated for their yield and quality in Lembang highland. Research was conducted in the laboratory and mushrooms house from July until December 2004, using completely randomize block design with 3 replications. The results showed that Auricularia sp.-7 from BP2APH-Kaliurang Yogyakarta significantly gave the highest yield among 6 species.
Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza untuk Meningkatkan Efisiensi Serapan Unsur Hara NPK serta Pengaruhnya terhadap Hasil dan Kualitas Umbi Bawang Merah E Sumiati; O S Gunawan
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 1 (2007): Maret 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v17n1.2007.p%p

Abstract

ABSTRAK. Salah satu cara memperbaiki hasil dan kualitas umbi bawang merah, yaitu dengan aplikasi pupuk NPK 15-15-15 dan pupuk hayati mikoriza. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang (1.250 m dpl) dari Juli-Oktober 2001. Penelitian menggunakan rancangan petak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama pupuk NPK 15-15-15 dosis 0, 2,5, dan 5,0 g/tanaman. Anak petak pupuk hayati mikoriza dosis 2,5, 5,0, dan 7,5 g/tanaman. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa aplikasi pupuk NPK 15-15-15 dosis 2,5 g/tanaman yang dikombinasikan dengan pupuk hayati mikoriza dosis 2,5 g/tanaman meningkatkan persentase infeksi akar bawang merah oleh mikoriza. Jumlah spora yang terdeteksi pada rizosfer bawang merah yang terbanyak berasal dari aplikasi NPK 15-15-15 2,5 g/tanaman + pupuk hayati mikoriza 5 g/tanaman. Spesies mikoriza yang berasosiasi dengan tanaman bawang merah, yaitu Glomus sp., Glomus sp. hitam, dan Gigaspora sp.. Kandungan NPK tanaman serta pertumbuhannya meningkat oleh aplikasi NPK + pupuk hayati. Hasil umbi bawang merah nyata meningkat oleh aplikasi pupuk NPK 15-15-15 dosis 2,5-5,0 g/tanaman atau oleh aplikasi pupuk hayati mikoriza dosis 2,5-5,0 g/tanaman. Aplikasi kedua jenis pupuk tersebut tidak meningkatkan kandungan bahan kering umbi bawang merah.ABSTRACT. Sumiati, E. and O.S. Gunawan. 2007. Application of Mycorrhizal Biofertilizer to Increase the Efficiency of NPK Uptake and its Effects on Yield and Quality of Shallot Bulbs. Yield and quality of shallot bulbs can be improved by application of NPK 15-15-15 in combination with mycorrhizal biofertilizer. Research was conducted at the greenhouse of Indonesian Vegetable Research Institute, Lembang (1,250 m asl) from July to October 2001. A split plot design with 3 replications was arranged. Main plot was dosage of NPK 15-15-15, viz. 0, 2.5, and 5.0 g/plant. Subplot was dosage of mycorrhizal biofertilizer, viz. 2.5, 5.0, and 7.5 g/plant. Research results revealed that the application of 2.5 g/plant NPK 15-15-15 in combination with mycorrhizal biofertilizer 2.5 g/plant increased the percentage of root infected by mycorrhiza. While the highest number of mycorrhizal spores at shallot rhizosphere was gained from application of 2.5 g/plant NPK 15-15-15 + 5 g/plant mycorrhizal biofertilizer. Species of mycorrhiza which infected shallot roots were Glomus sp. black, Glomus sp., and Gigaspora sp.. NPK content and the growth of shallot were increased by application of NPK 15-15-15 and biofertilizer. The yield of shallot increased significantly by application of NPK 15-15-15 dosage of 2.5 to 5.0 g/plant or mycorrhizal biofertilizer dosage of 2.5 to 5.0 g/plant. Application of both NPK 15-15-15 and mycorrhizal biofertilizer did not increase the dry matter of shallot bulbs