Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemberdayaan ekonomi masyarakat rentan pasca kondisi new normal pada daerah rawan kebakaran hutan dan lahan gambut di Kabupaten Siak Ashaluddin Jalil; Yesi Yesi; Seger Sugiyanto
Unri Conference Series: Community Engagement Vol 2 (2020): Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/unricsce.2.531-536

Abstract

The economy of people in areas prone to forest and land fires after the new normal is very shaken because of the Covid-19 crisis and the dry season. This service was carried out in Kampung Rawa Mekar Jaya, Siak Regency with the aim of creating economic resilience for people living in areas prone to forest and land fires by managing peat using environmentally friendly methods or not using fire. The service method begins with preparation and implementation by involving elements of students and the local community. The community service activities include catfish farming and planting of family medicinal plants or TOGA. The achievement of community service can be seen from the enthusiasm of the community in participating in the entire process, from discussions to field actions. Meanwhile, service constraints were caused by covid-19, which limited time and movement and required rearranging program plans.
Mangrove and Akit Tribe: Description of Value Orientation and Natural Conservation Effort Seger Sugiyanto; Ashaluddin Jalil; Hesti Asriwandari; Rd. Siti Sofro Sidiq
Sosial Budaya Vol 19, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sb.v19i1.16628

Abstract

Mangrove dan kehidupan Suku Akit memiliki relasi yang erat sebagai sumber penghidupan. Namun, sejak dua dekade terakhir ketersediaan mangrove berkurang akibat aktivitas manusia dan faktor alam sehingga menyebabkan terjadinya abrasi. Tulisan ini menjelaskan praktik pelestarian dan orientasi nilai Suku Akit pada hutan mangrove. Kami menggunakan kualitatif melakukan wawancara dan observasi serta menganalisis secara deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sampai saat ini Suku Akit masih memanfaatkan mangrove untuk kehidupan mereka, misalnya dalam bentuk kayu bakar, cerocok atau kayu fondasi rumah, pancang, maupun arang. Tetapi, pemanfaatan mangrove ini tidak dilakukan dalam jumlah yang besar, hal ini disebabkan karena adanya himbauan untuk mengurangi penebangan mangrove sebagai upaya mencegah abrasi. Beberapa orang mengikuti anjuran tersebut bahkan mereka sudah mulai bergerak mencari sumber penghidupan lain selain dari mangrove. Sebagian yang lain masih bekerja pada industri mangrove baik sebagai pelaku utama maupun pekerja. Temuan ini memberikan penekanan bahwa alternatif sumber penghidupan berkelanjutan selain bergantung pada mangrove sangat diperukan untuk kehidupan Suku Akit. Orientasi nilai mereka terhadap mangrove memiliki keterkaitan yang erat pada kondisi kehidupan mereka, sehingga diperlukan pemahaman serta alternatif pekerjaan lain agar tidak lagi memanfaatkan mangrove meskipun dalam jumlah yang kecil.
PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN MELALUI PENGEMBANGAN PRODUK DODOL NENAS DI DESA TANJUNG LEBAN BENGKALIS Ashaluddin Jalil; Yesi; Seger Sugiyanto
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.052 KB)

Abstract

Abstract Dodol Nenas became the superior commodity of Tanjung Leban Bengkalis. It is done by women's groups and the product is in demand by the community. However, there have not been many efforts to develop dodol nenas, especially with online marketing. This devotion seeks to encourage the development of dodol nenas with a wider market reach. We apply the Participatory Rural Appraisal method in carrying out devotion, obervasi, in-depth interviews as well as hands-on practice. The materials we present are related to packaging design, licensing, marketing, and digital literacy. Successfully implementing attractive and modern product packaging, digital literacy is able to provide women's understanding of product marketing, procedures and ethics, online marketing for now is still limited through Facebook and other social media, while marketing through wider marketplaces such as shopee, tokopedia, lazada, and the like cannot be done because of licensing constraints. The devotional activities also revealed the need for cooperation, coordination and direct communication between stakeholders, especially regarding the licensing process of dodol nenas products in order to penetrate much broader marketing Abstrak Dodol Nenas menjadi komoditas unggulan Desa Tanjung Leban Bengkalis. Dikerjakan oleh kelompok perempuan dan produk tersebut diminati oleh masyarakat. Namun, belum banyak dilakukan usaha pengembangan dodol nenas terutama dengan pemasaran online. Pengabdian ini berupaya mendorong pengembangan dodol nenas dengan jangkauan pasar yang lebih luas. Kami menerapkan metode Participatory Rural Appraisal dalam melaksanakan pengabdian, obervasi, wawancara mendalam serta praktik langsung. Materi yang kami sajikan terkait desain kemasan, perizinan, pemasaran, dan literasi digital. Pengabdian berhasil menerapkan kemasan produk menarik dan modern, literasi digital mampu memberikan pemahaman perempuan tentang pemasaran produk, prosedur serta etika, pemasaran online untuk saat ini masih dilakukan terbatas melalui facebook dan media sosial lain, sementara pemasaran melalui marketplace yang lebih luas seperti shopee, tokopedia, lazada, dan sejenisnya belum dapat dilakukan karena terkendala perizinan. Kegiatan pengabdian juga mengungkap diperlukan kerjasama, koordinasi dan komunikasi searah antar stakeholder terutama mengenai proses perizinan produk dodol nenas agar dapat menembus pemasaran yang jauh lebih luas.
Prison Of Poverty For Traditional Fishers Seger Sugiyanto; Pawennari Hijjang; Ashaluddin Jalil
Neo Journal of economy and social humanities Vol 1 No 2 (2022): Neo Journal of Economy and Social Humanities, June 2022
Publisher : International Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.778 KB) | DOI: 10.56403/nejesh.v1i2.8

Abstract

This paper was a research of the traditional fishers’ life and the poverty prison of the Natural Resources in Teluk Belitung Village, Merbau District. The researchers described the current situation of traditional fishers' households and their value orientation towards jobs as fishers with a bargaining position. The mix method was chosen as the approaching model to understand the subject matter with the data analysis phase, including categorizing, compiling labels, and concluding. The monopoly of the fisheries economy by some Chinese entrepreneurs has maintained poverty for traditional fishers who worked for them or not. Debt guarantees were ways to cover up detrimental situations and destroy fishery resources in the research area. The researchers used the Kluckhohn approach to uncover the actual value orientation of fishers in a tight situation. Fishers understood that using dencis threatened the environment, but this method was chosen to maintain their position as fishers with sufficient income. There were other alternative jobs such as gardening. However, when they did it, they required seeds, fertilizers, and other types of equipment. The poor economic conditions made it challenging to do gardening while the guarantee of life for their households was lacking, especially from the local government.
Penguatan Ketahanan Pangan Melalui Sistem Pertanian Lahan Tanpa Bakar (PLTB) Di Desa Tanjung Leban Kecamatan Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis Yesi Yesi; Ashaluddin Jalil; Seger Sugiyanto
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i2.1159

Abstract

Tujuan pengabdian memberi penguatan ketahanan pangan melalui pemanfaatan lahan gambut tanpa bakar. Metode pengabdian adalah Participatory Rurral Appraisal dengan melibatkan empat kelompok sasaran atau mitra meliputi Pemerintah Desa Tanjung Leban, kelompok perempuan, lembaga ekonomi desa (BUMDes) dan melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Kegiatan dimulai dengan mengenalkan potensi lahan gambut bagi tanaman pangan menggunakan metode tanpa bakar yang selama ini belum dilaksanakan dengan optimal. Pengabdian ini menggunakan sistem demplot sebagai lahan percontohan yang ditanami jagung, kangkung dan tanaman obat-obatan. Tanaman dirawat bersama secara bergantian dan dilakukan monitoring selama beberapa hari. Hasil monitoring menujukkan pertumbuhan yang baik dengan tambahan pupuk kompos. Tanaman dapat dipanen dan dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga meskipun dalam jumlah yang kecil. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa sistem pertanian tanpa bakar memiliki potensi untuk dikembangkan dalam skala luas bagi komoditas pangan dengan dukungan berbagai pihak. Hal ini dikarenakan dalam praktik sistem pertanian lahan tanpa bakar diperlukan biaya cukup besar mulai dari tahap persiapan hingga penanaman dan perawatan. Strengthening Food Security Through A Non-Burn Farming System in Tanjung Leban Village Bandar Laksamana Sub-District Bengkalis Regency The purpose of the service is to strengthen food security through the utilization of peatlands without burning. The service method is Participatory Rurral Appraisal by involving four target groups or partners including the Tanjung Leban Village Government, women's groups, village economic institutions (BUMDes) and involving students from various disciplines. The activity began by introducing the potential of peatlands for food crops using the no-burn method, which has not been implemented optimally so far. This service uses a demonstration plot system as a pilot land planted with corn, water spinach and medicinal plants. The plants were cared for together in turn and monitoring was carried out for several days. The monitoring results showed good growth with the addition of compost. The plants can be harvested and utilized for household needs even though in small quantities. This success shows that the no-burn agriculture system has the potential to be developed on a wide scale for food commodities with the support of various parties. This is because the practice of no-burn agriculture requires considerable costs from the preparation stage to planting and maintenance
MODAL SOSIAL KEBERLANJUTAN PONARI (KELOMPOK MASYARAKAT NENAS BERDURI) DI DESA RIMBO PANJANG, KECAMATAN TAMBANG, KABUPATEN KAMPAR Romi Lidya Sihombing; Ashaluddin Jalil
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 1 No. 2 (2023): November
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang dengan tujuan untuk mengidentifikasi serta mengetahui indikator modal sosial yang paling berperan dalam aktivitas ekonomi kelompok masyarakat nenas berduri ( PONARI) dan untuk mengetahui komponen modal sosial tersebut mampu menjadi peran utama dalam keberlanjutan usaha kelompok masyarakat nenas berduri (PONARI). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi langsung dan dokumentasi. Modal sosial yang terdapat pada kelmpok masyarakat nenas berduri yaitu jaringan yang ada pada kelompok masyarakat nenas berduri yaitu hubungan terjalin baik sesama anggota dan jaringan dengan pihak luar untuk membangun kerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. hubungan yang baik dengan pihak luar telah memberikan akses kepada pelatihan dan sumber daya teknis yang mendukung pertumbuhan usaha. Kepercayaan sendiri terbentuk antar sesama anggota kelompok karena adanya hobi yang sama dan kepercayaan membantu dalam setiap kegiatan yang dilakukan serta kepercayaan dari pihak luar dalam membantu proses produksi dan distrubusi produk. Nilai dan Norma merupakan yang hal penting dijaga oleh setiap anggota karena norma sebuah hal yang tidak tertulis dan dipatuhi oleh setiap anggota apabila melanggar aturan yang telah disepakati maka akan mendapatkan sanksi berupa teguran. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam keberlanjutan usaha PONARI, jaringan adalah komponen modal sosial yang paling berpengaruh. Oleh karena itu, pemahaman dan pengelolaan jaringan ini secara efektif adalah kunci dalam mempertahankan dan meningkatkan keberlanjutan usaha pertanian di wilayah pedesaan.
Alih Fungsi Lahan Petani Karet Ke Kelapa Sawit di Desa Pemandang Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu Bibi Alfiandi; Ashaluddin Jalil
Journal of Education Transportation and Business Vol 1, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetbus.v1i2.4449

Abstract

Kehidupan sehari-hari individu maupun masyarakat secara keseluruhan tidak lepas dengan masalah ekonomi. permasalahan tersebut membuat seseorang mengambil keputusan tentang cara terbaik dalam kegiatan perekonomian yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Seperti yang dirasakan petani karet di Desa Pemandang yang membuat mereka melakukan alih fungsi lahan dari karet ke sawit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui: 1) alasan petani karet beralih ke kelapa sawit. 2) eknomi petani karet setelah beralih ke kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori David McClelland Kebutuhan akan prestasi atau Need for Achievement (N-Ach). Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam menentukan subjek adalah purposive, dengan subjek penelitian sebanyak tujuh orang. Hasil penelitian ini alasan petani karet pindah ke sawit dikarenakan harga karet yang murah sering mengalami fluktuasi yang membuat ketidakstabilan dalam pendapatan petani dan cara kerja karet yang memerlukan banyak waktu dan tenaga, namun pendapatan yang diperoleh tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan. Ekonomi petani karet setelah pindah ke sawit memberikan peningkatan penghasilan yang lebih baik dari sebelumnya. Mereka lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari, membiayai Pendidikan anak, kemampuan menabung dan investasi, lebih aktif dalam kegiatan sosial.
Modal Sosial dalam Pengembangan Objek Wisata Pantai Raja Kecik di Desa Muntai Barat Kecamatan Bantan Ayu Ningtias; Ashaluddin Jalil; Rd. Siti Sofro Sidiq
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 14 No 1 (2025): Volume 14 Issue 1, February 2025
Publisher : Laboratory of Anthropology Department of Cultural Science Faculty of Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v14i1.2885

Abstract

This study seeks to identify the development of the Raja Kecik Beach tourist attraction, including the elements of social capital, and to determine the strengths and weaknesses of each element of social capital. This type of research uses qualitative methods. The subjects in this research were four people. The author uses a purposive technique in determining research subjects. The author collected primary data from interviews and observations, while secondary data was documents. This research shows that the involvement of various parties, such as community groups, village governments, and tourism organizations, creates synergy in developing tourist attractions. Trust between community members and tourism managers plays a key role in managing Raja Kecik Beach. Apart from that, the existing norms at Raja Kecik Beach include religious norms and cultural norms that have been in effect for generations. However, the sanctions imposed on violators of these regulations are still limited to social sanctions and warnings. In developing the tourist attraction, Raja Kecik Beach has strengths and weaknesses; the most prominent strengths are the strength of networks and trust, while norms are weak when viewed from the process of developing the tourist attraction. The following strengths in developing the Raja Kecik Beach tourist attraction are support from the village government, district government in developing the Raja Kecik Beach tourist attraction, and support from related agencies.