Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN TANAMAN SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP GIGITAN NYAMUK Aedes aegypt VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE Fuad Iqbal Elka Putra
Essence of Scientific Medical Journal Vol 18 No 2 (2020): Volume 18 No. 2 (Juli - Desember 2020) Essential: Essence of Scientific Medical
Publisher : Kelompok Ilmiah Hippocrates Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ESTL.2020.v18.i02.p01

Abstract

Pendahuluan: Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue betina Aedes aegypt menyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. jumlah kasus DBD semakin meningkat dari tahun ke tahun dan kejadian luar biasa (KLB) cenderung terjadi setiap 5 tahun. Pengendalian nyamuk vektor masih menggunakan bahan insektisida kimia, maka diperlukan insektisida alternatif seperti insektisida nabati dari tanaman yang murah, mudah didapat, ramah lingkungan dan efektif membunuh nyamuk dewasa. Pembahasan: Uji repelen beberapa ekstrak tumbuhan adalah pada dosis 100% yang mampu menolak gigitan nyamuk di atas 80% per jam antara lain ekstrak daun Zodia linalol dan apinene sebagai cairan pengusir nyamuk. Ekstrak daun tembakau mampu menolak selama 3 jam dengan zat aktif daun tembakau nikotin dan alkaloid. ekstrak daun gondopuro mampu menolak selama 1 jam memiliki kandungan saponin. ekstrak daun Serai Wangi mampu menolak selama 2 jam karena memiliki kandungan geraniol, sitronelol, sitronelal, dan sitral. Ekstrak daun cengkeh mampu menolak selama 4 jam sebanyak, 81,7%. Ekstrak bunga krisan mampu menolak selama 1 jam sebanyak 89,6%, Sedangkan ekstrak daun suren, akar tuba dan lavender hanya mampu menolak gigitan nyamuk Aedes aegypti di bawah 80%. Simpulan: Tanaman dapat menjadi insektisida nabati dan terbukti efektif dalam mencegah gigitan vektor nyamuk Aedes aegypt Kata Kunci: Aedes aegypt, demam berdarah dengue, insektisida nabati
Jumantuk (Juru Pemantau Batuk): Sistem “One Message for One Patient” dalam Kegiatan Aktif Penemuan Kemungkinan Penderita Tuberkulosis pada Program Pencegahan dan Pemberantasan Tuberkulosis Fuad Iqbal Elka Putra; Dara Marissa Widya Purnama; Andre Parmonangan Panjaitan; Dwita Oktaria
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis (TB) paru memiliki jumlah penderita tertinggi setelah asma di Puskesmas rawat inap Gedong Tataan tahun 2017. Hasil kegiatan program TB paru diketahui bahwa penemuan penderita TB paru dari tahun 2015 sampai 2017 cenderung menurun dengan angka penemuan penderita masih berada di bawah target, 80% dari perkiraan jumlah penderita baru TB paru BTA (+). Sementara itu, setiap bulannya selalu ada pasien yang datang dengan keluhan batuk lama. Sehingga perlu dilakukan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pemberantasan tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Data berasal dari data primer yaitu wawancara dengan kader TB dan sekunder yaitu data tahunan puskesmas. Pengambilan data dimulai dari Januari sampai Desember 2017 di Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan. Berdasarkan hasil kegiatan pencegahan dan pemberantasan TB didapatkan masalah pada penemuan dan pencatatan pasien. Kegiatan yang telah berjalan hanya bersifat pasif, tidak terjun langsung secara aktif. Sehingga diperlukannya alternatif pemecahan masalah dengan membentuk kader Jumantuk (Juru pemantau batuk) yang tanggap dan mengaktifkan sistem “one message for one patient” dalam kegiatan aktif penemuan kemungkinan penderita TB. Pembentukan kader Jumantuk merupakan bagian dari kegiatan penemuan aktif pasien TB berbasis keluarga danmasyarakat dalam tahap penjaringan suspek TB, sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Puskesmas. Kegiatan ini dianggap efektif karena memanfaatkan peran masyarakat. Kader Jumantuk melakukan skrining dan pengawasan batuk pada masyarakat lingkungan tempat tinggalnya dan mengajak penderita batuk untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di Puskesmas.Kata kunci: jumantuk, pencegahan, puskesmas, tuberkulosis