Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Kaca untuk Bahan Baku Produk Perhiasan Lies Susilaning Sri Hastuti; Endang Pristiwati
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 23 (2006): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v23i1.989

Abstract

Limbah kaca merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan batu-batuan tiruan atau manik-manik. Limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu menjadi bahan baku siap pakai berupa luluran kaca dengan cara melebur pada temperatur (1200-1400)°C sambil diputar. Penelitian dilakukan dengan pembuatan luluran kaca sebagai bahan baku siap pakai dari limbah kaca (gelas, piring, botol parfum, dll) dengan cara melebur kaca diatas tungku peleburan sambil diputar-putar (diulet) dengan variasi waktu 1-6 menit, kemudian ditarik sehingga menjadi luluran kaca. Variabel yang diamati meliputi waktu peleburan, panjang luluran dan kenampakan luluran kaca. Hasil uji coba diperoleh bahwa hasil kenampakan luluran kaca yang terbaik yaitu mengkilap, homogen, tidak mudah pecah dan panjang luluran 60 cm dicapai dengan waktu peleburan selama 5 menit, sertapengadukan yang stabil. Kata kunci: limbah kaca, luluran kaca, manik-manik.
Pengolahan Kulit Kerang untuk Bahan Baku Kerajinan Endang Pristiwati; Subagjo Subagjo
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 26 (2009): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v26i1.1033

Abstract

Kulit kerang (cangkang) untuk dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan perlu diolah terlebih dahulu. Pengolahan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran, bau dan menghilangkan lapisan kulit luar agar supaya lapisan kulit mutiara (kulit dalam) bisa nampak. Pengolahan kulit kerang dapat dilakukan dengan cara kimia dan mekanik. Pengolahan kulit kerang cara kimia dilakukan dengan merendam didalam larutan asam klorida atau cuka. Sedangkan cara mekanik dilakukan dengan menggunakan gerinda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan dengan cara kimia mudah dilaksanakan, waktu lebih singkat (247 menit/4 kg/orang), tidak memerlukan ketrampilan namun menimbulkan limbah cair. Pengolahan dengan cara mekanik memerlukan ketrampilan, waktu lebih lama (425 menit/4 kg/orang), tidak menimbulkan limbah cair tetapi menimbulkan limbah padat.
Kajian Pengolahan Eceng Gondok (Eichornia crassipes SOLMS) untuk Industri Bahan Baku Kerajinan Anyaman Evi Yuliati Rufaida; Endang Pristiwati
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 22 (2005): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v22i1.967

Abstract

Di Indonesia banyak perairan yang ditumbuhi eceng gondok. Dengan kemajuan pengetahuan, eceng gondok dapat diolah menjadi bahan baku kerajinan, sehingga diperlukan pengkajian untuk penyempurnaan tumbuhnya industri kecil penyediaan bahan baku kerajinan anyaman eceng gondok.Pada kajian ini disajikan seluruh kebutuhan waktu, hasil pengolahan eceng gondok dari sejak pemanenan sampai bahan baku siap digunakan dan diperhitungkan kapasitas produksi sebagai gambaran untuk usaha pendirian industri bahan baku anyaman eceng gondok (simpul pertama).Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa eceng gondok dapat dimanfaatkan dan dialih fungsikan sebagai sumber bahan baku industri kerajinan anyaman. Berat tangkai eceng gondok basah sebesar 33,33% dari eceng gondok asalan. Berat tangkai eceng gondok pertangkai rata-rata 30 gram, panjang tangkai 40 cm, diameter tangkai 1,2 cm. Berat tangkai kering 8,33% dari tangkai basah. Kapasitas produksi pengolahan eceng gondok asalan menjadi bahan baku kasar dengan tenaga kerja 2 orang, waktu kerja 7 jam per hari sebanyak 280 kg tangkai eceng gondok basah atau 8 kg eceng gondok kering/hari. Keuntungan yang diperoleh dengan kapasitas produksi tersebut sebesar Rp 16.400,- (sekitar 50%) perhari.