Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Tetal Benang dan Jumlah Stich terhadap Kualitas Bulu pada Bahan Baku Kerajinan Wave (Kain Bulu) Sri Endah Pujiati; Evi Yuliati Rufaida
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 23 (2006): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v23i1.990

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh tetal benang dan jumlah stich terhadap kualitas bulu pada bahan baku kerajinan wave (kain bulu). Penelitian difokuskankan pada pengaruh jumlah lapisan kain terhadap kualitas penampilan bahan baku kerajinan wave, dan pengaruh tetal benang dan jumlah stick terhadap kualitas kekuatan jahitan.Hasil dari penelitan menyatakan bahwa jumlah lapisan kain tidak berpengaruh terhadap kualitas penampilan bahan baku kerajinan wave, tapi berpengaruh terhadap kualitas kehalusan bulu dengan kepadatan paling baik dengan mengunakan kain 7 lapis. Tetal benang yang rendah (16,8-28,8 helai/cm) dengan jumlah stich tinggi (24 stich/inch) maupun tetal benang yang tinggi (26-47,6 helai/cm) dengan jumlah stich rendah (12,4 stich/inci) menunjukkan kualitas kekuatan jahitan dan bulu yang optimal. Kain dengan tetal rendah dan jumlah stich tinggi dari hasil uji ketahanan kain terhadap pilling dan perubahan kenampakannya menunjukkan kualitas kain kurang baik dengan nilai pilling sebesar 2. Sedangkan kain dengan tetal tinggi dan jumlah stich rendah menunjukkan kain dengan kualitas lebih baik dengan nilai pilling sebesar 1. Kata kunci: tetal, jumlah stich, kualitas bulu
Kajian Pengolahan Eceng Gondok (Eichornia crassipes SOLMS) untuk Industri Bahan Baku Kerajinan Anyaman Evi Yuliati Rufaida; Endang Pristiwati
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 22 (2005): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v22i1.967

Abstract

Di Indonesia banyak perairan yang ditumbuhi eceng gondok. Dengan kemajuan pengetahuan, eceng gondok dapat diolah menjadi bahan baku kerajinan, sehingga diperlukan pengkajian untuk penyempurnaan tumbuhnya industri kecil penyediaan bahan baku kerajinan anyaman eceng gondok.Pada kajian ini disajikan seluruh kebutuhan waktu, hasil pengolahan eceng gondok dari sejak pemanenan sampai bahan baku siap digunakan dan diperhitungkan kapasitas produksi sebagai gambaran untuk usaha pendirian industri bahan baku anyaman eceng gondok (simpul pertama).Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa eceng gondok dapat dimanfaatkan dan dialih fungsikan sebagai sumber bahan baku industri kerajinan anyaman. Berat tangkai eceng gondok basah sebesar 33,33% dari eceng gondok asalan. Berat tangkai eceng gondok pertangkai rata-rata 30 gram, panjang tangkai 40 cm, diameter tangkai 1,2 cm. Berat tangkai kering 8,33% dari tangkai basah. Kapasitas produksi pengolahan eceng gondok asalan menjadi bahan baku kasar dengan tenaga kerja 2 orang, waktu kerja 7 jam per hari sebanyak 280 kg tangkai eceng gondok basah atau 8 kg eceng gondok kering/hari. Keuntungan yang diperoleh dengan kapasitas produksi tersebut sebesar Rp 16.400,- (sekitar 50%) perhari.
Pewter untuk Kerajinan Perhiasan Evi Yuliati Rufaida; Surti Indriastuti
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 26 (2009): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v26i1.1031

Abstract

Ekspor timah Indonesia tahun 2007 mengalami penurunan, sedang kerajinan pewter dari logam timah tersebut semakin berkurang karena harga jual yang tidak sesuai dengan biaya produksi. Oleh karena itu disusun penelitian pewter untuk kerjainan perhiasan agar memberikan nilai tmabah bagi perajin logam pewter.Pelaksanaan penelitian ini adalah dengan memanfaatkan pewter yang ada dibuat kerajinan perhiasan dengan menggunakan teknik produksi perhiasan logam perak. Pewter dengan menggunakan teknik pembuatan plat, kawat cetak tempa, tempa, cetak tuang dan filigri/trap-trapan yang merupakan teknik produksi perhiasan logam perak, hasil dari kerajinan perhiasan diuji secara visual atas esttetika dan warna bekas patri. Pengujian fisika kimia dengan uji tahan keringat dan tahan H2s, kekuatan tarik kawat dan hasil patri secara fisika dan kimia, uji estetika. Keyword: pewter, perhiasan
Pembuatan Kerajinan Perak Menggunakan Logam Campuran Tembaga dengan Teknik Kombinasi Manual dan Masinal Evi Yuliati Rufaida; Surti Indriastuti
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 23 (2006): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v23i1.988

Abstract

Ada dua cara dalam membuat kerajinan perak yaitu cara manual dan cara masinal/casting. Salah satu teknik cara manual adalah teknik trap-trapan/filigri yaitu teknik penyusunan kawat/benang perak dalam bentuk tertutup sebagai kerangka produk, kemudian menngisiinya dengan kawat benang yang lebih kecil sebagai ornament hiasnya.Penelitian pembuatan kawat perak dilakukan dengan memvariasikan komposisi perak dan campurannya yang berupa tembaga. Produk berupa bros dibuat dengan teknik kombinasi masinal dan manual., kerangka bros dengan casting kemudian mengisi ornamen hiasnya dengan cara manual.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa komposisi pembuatan kawat perak sebagai ornament hias, paling optimal adalah 100:1 yaitu setiap 100 gram perak dicampur dengan 1 gram tembaga, pada suhu 950°C. Waktu yang diperlukan untuk pembuatan bros dengan teknik kombinasi manual dan masinal lebih cepat jika dibandingkan dengan cara manual saja. Kata kunci : kerajinan perak, teknik trap-trapan , casting
Kajian Tentang SNI Barang-Barang Emas Evi Yuliati Rufaida; Surti Indriastuti
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 25 (2008): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v25i1.1027

Abstract

Standar adalah merupakan spesifikasi teknis atau dokumen setara yang berlaku di masyarakat. Tujuan diterbitkannya Standar Nasional Indonesia (SNI) memberikan persyaratan minimum yang akan menjamin kesesuaian produk dengan persyaratan dan kebutuhan konsumen. Dalam penggunaannya SNI dapat bersifat wajib dan sukarela. Bersifat wajib apabila berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan terhadap lingkungan. SNI barang-barang emas saat ini masih bersifat sukarela.SNI barang - barang emas yang telah tersusun saat ini adalah SNI tahun 1995, SNI tahun 2005 dan SNI barang barang ernas rnuda tahun 1995 perlu disesuaikan dengan situasi, kondisi masyarakat saat ini dan perkembangan yang ada baik dalam hal kompetensi teknis maupun kesesuain dengan Pedoman 08-2007 mengenai Penulisan Standar Nasional Indonesia. Tiga SNI tersebut perlu dikaji dengan membandingkan Standar dari negara lain dan perkembangan metode uji mutakhir dari lembaga pemerintah maupun dari asosiasi emas. Analisis dilakukan terhadap persyaratan mutu, metode uji dan syarat penandaan.Dari hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa SNI barang-barang emas perlu direvisi yang mencakup persyaratan mutu, metode uji yang dapat dipertanggung jawabkan keakuralannya dan pencantuman tanda kadar dan logo atau merk dari perusahaan atau perusahaan penjamin pada barang emas atau pada nota jual terhadap barang - barang emas yang beredar. Kata kunci : barang-barang emas, Standard Nasional Indonesia (SNI).