Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Ukiran Bali dalam Kreasi Gitar Elektrik Wayan Balik Sedana Yoga; Edi Eskak
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 32, No 2 (2015): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v32i2.1367

Abstract

AbstrakBali kaya akan ragam hias seni ukir, sehingga menginspirasi untuk diterapkan pada pembuatan produk gitar elektrik. Gitar elektrik dipilih karena badan gitar terbuat dari kayu solid, sehingga ornamen lebih mudah diterapkan serta tidak berpengaruh terhadap resonansi nada. Tujuan penciptaan seni ini adalah untuk menerapkan seni ukir Bali pada produk gitar elektrik. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengembangan ide, perancangan ukiran dan perwujudan produk jadi. Tema penciptaan yang diwujudkan menjadi produk yaitu: (1) legenda klasik Bali, (2) keindahan alam Bali, (3) keagamaan di Bali dan (4) serba-serbi Bali. Hasil survei terhadap 100 orang konsumen selama 6 bulan menunjukkan hasil bahwa tema yang disukai: legenda klasik Bali 45%, keindahan alam Bali 25%, serba-serbi Bali 19% dan keagamaan di Bali 11%. Kata kunci: ukiran Bali, gitar elektrik ukirAbstractBali has rich decorative carvings which inspire people to apply them on the manufacture of electric guitars. Electric guitar has been chosen as the research object because of its solid wood body, so that the ornaments are easier to apply and do not affect the resonant tones. The purpose of the creation of this art is to apply the Bali product carving on electric guitar. The method used is data collection, development of ideas, carving design, and the realization of finished products. The creation theme realize into products, namely: (1) Bali classical legend, (2) Bali natural beauty, (3) Religious sites in Bali, and (4) Sundries of Bali. Surveys results of 100 consumers during in 6 months, shows that the preferred themes are: 45% of Bali classical legend, 25% of Bali natural beauty, 19% of Sundries of Bali, and 11% of Bali spiritualism.Keywords:  Balinese carving, electric guitar carving
PENINGKATAN KECERAHAN DAN DAYA REKAT WARNA PADA PRODUK GERABAH BATIK Edi Eskak; Irfa'ina Rohana Salma; Hadi Sumarto
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 34, No 2 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v34i2.3389

Abstract

Penerapan  teknik batik untuk dekorasi pada gerabah, mempunyai kendala yaitu hasil pewarnaan kurang cerah dan daya rekat warna pada permukaan gerabah kurang kuat. Tujuan penelitian ini adalah melakukan optimasi bahan dan proses pembuatan gerabah batik untuk meningkatkan kecerahan dan daya rekat warnanya.  Metode yang digunakan yaitu: (1) Pemilihan gerabah, (2) Pembuatan desain motif, (3) Penyantingan/pembatikan, (4) Pewarnaan (5) Pelorodan/pembersihan lilin, (6) Finishing, dan (7) Pengujian ketahanan luntur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pewarna rapid dan naphthol menghasilkan warna yang lebih cerah. Peningkatan kecerahan warna ini dilakukan dengan langkah awal berupa pemilihan gerabah yang berwarna terang serta dilakukan pelapisan cat transparan. Pengujian dilakukan terhadap ketahanan luntur warna terhadap gosok dan cahaya tengah hari, dengan skor penilaian angka 1 – 5.  Hasil pengujian ketahanan luntur warna terhadap gosokan kering dan basah memperoleh nilai 3-4 (cukup baik). Ketahanan luntur warna terhadap cahaya terang hari memperoleh angka 4-5 (baik). Kecerahan dan ketahanan luntur (daya rekat kuat) terhadap warna yang dilapisi cat transparan memperoleh nilai 5 (sangat baik). 
Pemanfaatan Center Log Kayu Sengon untuk Kerajinan Komponen Interior Edi Eskak; Harnandito Paramadharma
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 28 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v28i1.1149

Abstract

Limbah center log  kayu sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) baru dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk tanur pengering. Limbah center log kayu sengon mempunyai kelebihan-kelebihan sehingga berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual center log kayu sengon sebagai komponen aksesoris interior, dengan teknologi yang paling efektif dan efisien. Tahap eksperimen peningkatan nilai jual produk difokuskan pada eksperimen peningkatan nilai dekoratif melalui (1) pengembangan desain; (2) percobaan pengaplikasian ragam hias ukiran kayu dengan alat pahat ukiran Jepara dan pisau serut (cutter); (3) upaya peningkaan nilai karakteristik tekstur yang menonjol, dan (4) eksplorasi pewarnaan center log kayu dengan pewarna baik, Bahan berbasis air dan thinner baik transparan atau non-transparan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa produk dengan teknik ukir kayu dengan alat penyerut kayu (cutter) menghasilkan ukiran yang lebih baik dan waktu pengerjaan dengan pahat cutter lebih cepat dua kali lipat dibandingkan dengan menggunakan ukir. Dalam uji pasar Sembilan prototipe produk ini dinilai cukup digemari dan juga mampu meraih pembeli yang lebih luas dari target pasar yang ditentukan. Kata Kunci: sengon, limbah kayu lapis, desain, finishing kayu, produk interior
Identifikasi Pola Laminasi Tempurung Kelapa Edi Eskak
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 32, No 2 (2015): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v32i2.1366

Abstract

ABSTRAK Pengembangan pola laminasi tempurung kelapa telah banyak dilakukan oleh seniman, desainer, maupun pengrajin. Namun hasil kreasi tersebut tidak terdokumentasi dengan baik sehingga banyak  yang hilang. Pemberian nama pada motif-motif yang dihasilkan pun belum dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan berbagai hasil kreasi pola laminasi tempurung kelapa di Yogyakarta, serta melakukan identifikasi terhadap pola-pola tersebut. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, observasi mendalam, dan identifikasi terhadap pola-pola yang ada. Hasil dari identifikasi tersebut mendapatkan 17 jenis pola laminasi tempurung kelapa yaitu:  (1) Pecahan, (2) Pecahan Belang, (3) Kotak-Kotak, (4) Kotak Poleng, (5) Nata Bata,  (6) Segitiga, (7) Anyaman, (8) Rajang Anyam, (9) Rajang  Poleng, (10) Rajang Acak, (11) Rajang Pusaran, (12) Rajang Kawung, (13) Rajang Kipas, (14) Rajang Galaran Vertikal, (15) Rajang Galaran Horisontal, (16) Rajang Blarak, dan (17) Kancing. Kata kunci: identifikasi, motif, laminasi, tempurung kelapa ABSTRACTDevelopment of lamination motif on coconut shell has been done by artists, designers, and craftsmen. However, the creation is not well documented so many motifs missing. Giving the name of the resulting motifs had not been done. The purpose of this study was to collect various creation of lamination motif on coconut shell in Yogyakarta, as well as the identification of those motifs. The method used is the collection of data, in-depth observation and identification of existing motifs. The results of this identification are: (1) Pecahan, (2) Pecahan Belang, (3) Kotak-Kotak, (4) Kotak Poleng, (5) Nata Bata,  (6) Segitiga, (7) Anyaman, (8) Rajang Anyam, (9) Rajang  Poleng, (10) Rajang Acak, (11) Rajang Pusaran, (12) Rajang Kawung, (13) Rajang Kipas, (14) Rajang Galaran Vertikal, (15) Rajang Galaran Horisontal, (16) Rajang Blarak, and (17) Kancing.  Keywords: identification, motif, lamination, coconut shell