Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Teknologi Produksi Abon Daging Rusa Dengan Penambahan Herbal Sebagai Pangan Unggulan Pada Era Normal Baru: The use of Herbal in the Technology of Venison Floss Production as Priority Food in New Normal Era Sangle Yohanes Randa; Siska Tirajoh; Osfar Sjofjan
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.174

Abstract

Abstract This study aims to improve the nutritional quality of venison floss by modifying the the technology process of floss making with adding red fruit oil (Pandanus conoideus L) and kebar grass extract (Biophytum petersianum) as a source of natural antioxidants. The results showed that the nutritional value of floss was influenced by the use of these herbal. Supplementation of antioxidant is to potentially extend the shelf-life of floss as indicated in decreasing the value of water activity (Aw) and thiobarburic acid (TBA). The Aw value decreased from 0.756 to 0.701, and TBA decreased from 0.139 to 0.055 mg/kg. The protein of floss increased from 33.20 to 35.60%. The result also showed that the content of antioxidant increased which is indicated by the increasing of beta-carotene content from 0.0087 mg /100 gram to 0.81 mg/100 gram. Results also showed that the use of red fruit oil extract and kebar grass extract decreased the content of saturated fatty acids, meanwhile in unsaturated fatty acids it increased arachidonic fatty acids. Keywords: Antioxidant; Beta-caroten; Kebar grass; Red-fruit oil; Venison floss. Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi abon daging rusa dengan memodifikasi proses teknologi produksinya dengan penambahan ekstrak minyak buah merah (Pandanus conoideus L) dan ekstrak rumput kebar (Biophytum petersianum) sebagai sumber antioksidan alami. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai nutrisi produk olahan daging dipengaruhi oleh adanya penambahan senyawa antioksidan. Pemberian suplementasi bahan sumber antioksidan meningkatkan daya awet pada abon yang ditunjukkan dengan penurunan nilai aktivitas air (Aw) dan nilai thiobarburic acid (TBA). Nilai Aw abon menurun dari 0,756 menjadi 0,701, dan nilai TBA-nya menurun dari 0,139 menjadi 0,055 mg/kg. Nilai nutrisi terjadi pada nilai protein yang meningkat dari 33,20 menjadi 35,60%. Sebagai sumber antioksidan terlihat pada peningkatan kandungan beta-karoten dari 0,0087 mg/100 gram menjadi 0,81 mg/100 gram. Faktor penting lainnya dengan penggunaan ekstrak minyak buah merah dan ekstrak rumput kebar yakni adanya penurunan yang signifikan pada kandungan asam-asam lemak jenuh, akan tetapi pada asam-asam lemak tidak jenuh terjadi peningkatan pada asam lemak arakidonat. Kata kunci: Abon rusa; Beta-karoten; Herbal antioksidant; Minyak buah-merah; Rumput kebar.
TEKNOLOGI BUDIDAYA UBIJALAR (Ipomoea batatas L.) SPESIFIK LOKASI MENGATASI CEKAMAN ABIOTIK DI DATARAN TINGGI PAPUA Alberth Soplanit; Siska Tirajoh
Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2019): Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58406/jrktl.v2i1.64

Abstract

Komoditas ubijalar (Ipomoea batatas L.) di dataran tinggi Papua memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan namun diperlukan dukungan inovasi teknologi budidaya yang sesuai kondisi iklim setempat. Pentingnya ubijalar bagi masyarakat lokal selain sebagai sumber pangan, pakan ternak tapi juga sebagai makanan yang disediakan pada acara-acara ritual adat, karena itu, ketersediaan ubijalar menjadi begitu penting manakala ke depan kebutuhan terhadap komoditi ini semakin meningkat. Faktor pembatas yang paling dominan adalah iklim seperti cahaya yang terbatas, durasi penyinaran yang singkat dan suhu yang relatif rendah sehingga menyebabkan rendahnya hasil fotosintesis. Kendala tersebut dapat diatasi dengan upaya perbaikan teknologi budidaya yakni pemilihan varietas yang tepat dan penggunaan ajir yang sesuai dengan cara merambatkan sulur tanaman guna meningkatkan efisiensi penggunaan energi radiasi matahari yang terbatas. Karena itu perlu digunakan varietas yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengintersep radiasi matahari. Selain itu penggunaan sudut kemiringan ajir yang lebih vertikal untuk meningkatkan sudut daun supaya cahaya yang dintersep dapat didistribusikan secara merata ke seluruh daun tanaman sehingga proses fotosintesis dapat ditingkatkan. Tersedianya teknologi budidaya ubijalar spesifik lokasi yang dapat mengatasi kondisi iklim setempat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ubijalar di dataran tinggi Papua.