Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II DALAM MENULIS PUISI Surasa Surasa; Mulyanto Widodo; Edi Suyanto
J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 1 Apr (2014): J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1121.409 KB)

Abstract

The goal of this research is to describe the difference between students’ writing poetry ability by using cooperative learning model of jigsaw II and conventional model. It’s also describing the effectiveness of those models to increase the students’ writing poetry ability.This true experiment is treated to the students of class VII SMP Negeri 3 Pringsewu with 240 populations. The data of research is collected by doing the writing test of poetry. The technique is to analyse t-test data.The result shows that there is a significant difference between the students’ writing poetry ability by using learning model of jigsaw II with conventional learning model that is (t-arithmetic 35.310 t-table 1.688) and the use of jigsaw II model is more effective than by using conventional learning model with the rank of effectiveness is 14.70 % versus 9%.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan menulis puisi pada siswa yang menggunakan perlakuan model pembelajaran tipe jigsaw II dan model konvensional dan mendeskripsikan keefektifan model tersebut dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Penelitian ini bersifat eksperimen murni yang dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pringsewu dengan populasi 240 responden. Data penelitian dikumpulkan melalui tes menulis puisi dengan teknik analisis uji t-test data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis puisi pada siswa yang menggunakan perlakuan model pembelajaran jigsaw II dan model pembelajaran konvensional (t-hitung 35,310 ttabel 1,688) dengan penggunaan model jigsaw II lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dengan tingkat keefektifan 14,70% berbanding 9%.Kata kunci: jigsaw II, kemampuan menulis, siswa.
Pengembangan Proses Pengolahan Limbah di Wisma PMI Meningkatkan Efisiensi Kualitas Kadar Ph dan Amoniak : The Development of Waste Processing Processes at PMI Guesthouse Improves Efficiency in Ph and Ammonia Level Quality Surasa, Surasa; Pratama, Gilang; Feblidiyanti, Niera
Jurnal Riset Jakarta Vol. 16 No. 1 (2023): Jurnal Riset Jakarta
Publisher : Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37439/jurnaldrd.v16i1.77

Abstract

Wisma PMI merupakan gedung komersil yang berbasis sosial bergerak di bidang bisnis property yang hasil keuntungan nya akan dipergunakan sebagai keperluan sosial . dalam oprasional nya gedung tersebut dilengkapi sarana mesin pengolahan limbah domestik yaitu biotech sefitank dengan bahan terbuat dari PVC . Namun dari hasil pengujian yang dilakuan oleh laboratorium menunjukan bahwa olahan limbah domestik tersebut masih belum optimal karena kadar PH dan Amonia melampui batas baku, hal tersebut yang menjadikan permasalahan sehingga diperlukan perhatian khusus untuk mencari penyeleasian nya mengingat kadar PH dan amoniak yang melampui baku mutu dapat menimbulkan masalah lingkungan yang serius terutama pencemaran air bersih yang berdampak terhadap kesehatan , adapun penyelesaian .hal tersebut dapat diperoleh dengan menganalisa system pengolahan libah dengan menerapkan konsep value added dan non value added yang menemukan sistem pengolahan baru kemudian hasil olahan nya dibandingkan dengan konsep sebelumnya , hasil pengamatan sementara predeksi adanya kekurangan supply oksigen pada proses perkembangan bakteri pengurai, sehingga perlu dilakukan penambahan komponen yang dapat mensuply oksigen kedalam proses perkembang biakan bakteri dengan menanbah mesin blower , jika hal tersebut dilakukan maka kadar PH dan oksigen kwalitasnya akan menigkat hingga 30% dan efisiensi biaya 50%, sehingga hasil olahan nya dapat sesuai dengan standar baku mutu limbah yang ditentukan pemerintah.
Pengaruh Konsentrasi Natrium Sulfat dan Suhu Terhadap Ketuaan Warna pada Proses Pencelupan Kain Rajut Kapas Murni Dengan Zat Reaktif Panas Procion Ret H-Eghcl di PT Mulia Keniting Jakarta: The Effect of Sodium Sulfate Concentration and Temperature on Color Development in The Dying Process of Pure Cotton Knit Fabric with The Heat Reactive Substances Procion Ret H-Eghcl at PT Mulia Keniting Jakarta Surasa, Surasa; Wahyudin, Wahyudin; Pratama, Gilang Ardi
Jurnal Riset Jakarta Vol. 17 No. 1 (2024): Jurnal Riset Jakarta
Publisher : Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37439/jurnaldrd.v17i1.95

Abstract

Mulia Keriting merupakan perusaan tekstil yang cukup besar diwilayah Jakarta barat, dalam proses produksinya hampir 90% keberhasilan nya ditentukan oleh proses pencelupan warna, namun perusahaan tersebut sering mengalami kegagalan dalam menetukan standar komposisi sebagai proses menetukan kualitas warna dan berpengaruh ketahaan warna terhadap pencucian, dengan demikian managemen perusahaan mengharapkan adanya ketentuan koposisi dan suhu yang tepat dalam proses pencelupan kain agar hasilnya optimum. Oleh karenanya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui standar optimum dengan cara experiment mengunakan metode Duncan untuk mengetahui interaksi antara pemakaian Na2 SO4 dan prosess ketentuan suhu yang tepat terhadap ketuaan warna . Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahu standar proses pencelupan agar mendapatkan hasil optimal, Dari hasil Experiment dalam penelitian ini konsentrasi Na2 SO4 70 g/l 25,92 dengan suhu 80 ⁰C beda 1,2 dan konsentrasi Na2 SO4 70 g/l 21,27pada suhu 70⁰C beda 3,12 sehingga titik optimal konsetrasi terdapat pad suhu 80⁰C karena memiliki beda terkecil. Kata kunci ; Pencelupan kain rajut, Suhu optimal , Konsetrasi Na2SO4 ABSTRACT Mulia Keriting is a fairly large textile company in the West Jakarta area, in its production process almost 90% of its success is determined by the color dyeing process, however the company often experiences failure in determining composition standards as a process for determining color quality and affecting color durability in washing, thus Company management hopes that there will be appropriate composition and temperature provisions in the fabric dyeing process so that the results are optimal. Therefore, this research was carried out to determine the optimum standard by experimenting using the Duncan method to determine the interaction between the use of Na2 SO4 and the process of determining the right temperature on color aging. The aim of this research is to find out the standards of the dyeing process in order to obtain optimal results. From the experimental results in this research, the Na2 SO4 concentration of 70 g/l is 25.92 at a temperature of 80 ⁰C, the difference is 1.2 and the Na2 SO4 concentration is 70 g/l 21.27 at a temperature of 70⁰C has a difference of 3.12 so that the optimal concentration point is at a temperature of 80⁰C because it has the smallest difference. Keywords ; Knitted fabric dyeing, Optimum temperature, Na2SO4 concentration
ANALISIS WAKTU OPERASIONAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERAWATAN UNIT GANTRY LUFFING CRANE: STUDI KASUS DI PT. PELABUHAN TANJUNG PRIOK CABANG BANTEN Andhika, Muhamad Bintang Putra; Supriyatna, Deddy; Surasa, Surasa
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 7 No. 10 (2025): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian yang berjudul 'Analisis Waktu Operasi dan Dampaknya Terhadap Pemeliharaan Unit Gantry Luffing Crane di PT Pelabuhan Tanjung Priok Cabang Banten' ini membahas tentang tingginya waktu operasi crane dan dampaknya terhadap keausan komponen serta kebutuhan pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola operasi crane, mengidentifikasi dampak perawatan, dan merumuskan strategi perawatan yang optimal untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi waktu henti. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan analitis, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dengan teknisi, dan analisis data historis pemeliharaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan pola waktu operasional dan frekuensi perawatan, serta analisis korelasi dan regresi untuk mengukur hubungan antara waktu operasional dan kebutuhan perawatan. Hasilnya menunjukkan bahwa komponen hoist, dengan waktu operasional rata-rata 9600 jam, membutuhkan perawatan yang lebih sering dibandingkan dengan sistem luffing (6683 jam) dan sistem slewing (7256 jam). Analisis Inspeksi Harian juga mengungkapkan bahwa tekanan oli yang rendah (0 psi) merupakan indikator potensial masalah sistem pelumasan, yang meningkatkan risiko kerusakan alat berat sebesar 30%. Menerapkan strategi pemeliharaan berbasis waktu kerja yang terstruktur memungkinkan PT Pelabuhan Tanjung Priok Cabang Banten untuk meningkatkan efisiensi pengoperasian crane sebesar 25% dan mengurangi waktu henti secara substansial. Manfaat praktisnya meliputi pengurangan 20% biaya perbaikan dan pengurangan 30% waktu henti operasional, yang secara langsung berdampak pada produktivitas pelabuhan. Kata kunci: Waktu Operasional, Preventive Maintenance, Gantry Luffing Crane, Inspeksi Harian, Efisiensi Operasional, PT Pelabuhan Tanjung Priok. Abstract This research, titled 'Analysis of Operating Time and Its Impact on the Maintenance of Gantry Luffing Crane Units at PT Pelabuhan Tanjung Priok Banten Branch,' addresses the high operating time of cranes and its impact on component wear and maintenance needs. The study aims to analyze crane operating patterns, identify maintenance impacts, and formulate optimal maintenance strategies to improve efficiency and reduce downtime. Employing a quantitative approach with descriptive and analytical methods, data was collected through observations, interviews with technicians, and analysis of historical maintenance data. Analytical techniques included descriptive statistical analysis to describe operational time and maintenance frequency patterns, and correlation and regression analyses to measure the relationship between operational time and maintenance requirements. The results indicate that the hoist components, with an average operating time of 9600 hours, require more frequent maintenance compared to the luffing systems (6683 hours) and slewing systems (7256 hours). Daily Inspection analysis also revealed that low oil pressure (0 psi) is a potential indicator of lubrication system problems, increasing the risk of machine failure by 30%. Implementing a structured uptime-based maintenance strategy enabled PT Pelabuhan Tanjung Priok Banten Branch to enhance crane operating efficiency by 25% and substantially reduce downtime. The practical benefits include a 20% reduction in repair costs and a 30% reduction in operational downtime, directly impacting port productivity. Keywords: Operating Time, Preventive Maintenance, Gantry Luffing Crane, Daily Inspection, Operational Efficiency, PT Pelabuhan Tanjung Priok.