Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Manusia dan Lingkungan

RELIEF JENIS-JENIS FAUNA DAN SETTING LINGKUNGANNYA PADA PAHATAN DINDING CANDI BOROBUDUR (Fauna and Environmental Setting Reliefs on Sculptured Wall of the Borobudur Temple) Bambang Agus Suripto; Listia Pranowo
Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 8, No 1 (2001): April
Publisher : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jml.18571

Abstract

ABSTRAKDalam perkembangan kebudayaannya, manusia selalu akrab dengan fauna yang hidup di sekitar lingkungannya. Pada dinding gua yang pernah dihuni oleh manusia, bangunan candi, piramid, sphinx dsb. dijumpai gambaran tentang fauna. Pada dinding Candi Borobudur banyak dijumpai relief berbagai kelompok fauna tetapi belum diketahui apakah fauna itu semuanya berasal dari India atau terdapat pula kelompok yang ada atau pernah ada di Pulau Jawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui relief jenis-jenis fauna yang dipahat pada dinding candi Borobudur, dan mengetahui asal-usul jenis yang tergarnbar pada relief itu dari Pulau Jawa atau dari India. Informasi itu diharapkan dapat diungkapkan ada tidaknya gambaran setting lingkungan Pulau Jawa tercermin pada pahatan di dinding Candi itu. Relief fauna pada pahatan dinding langkan, dinding utama bagian atas-bawah di tingkatan Rupadhatu dipotret dan nama kelompok fauna diindentifikasi dengan buku-buku kunci identifikasi bergambar, kemudian penyebaran alami masing-masing kelompok fauna diketahui melalui kajian pustaka. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk mengungkap ada atau tidaknya gambaran setting lingkungan Pulau Jawa yang tercermin pada pahatan di dinding Candi Borsbudur. Pada dinding Candi Borobudur terdapat relief paling sedikit 25 jenis anggota Osteichthyes, Reptilia, Aves dan Mammalia yang dipahat secara natural, dan terdapat paling sedikit 5 jenis hewan yang dipahat secara setilir. Semua jenis fauna itu terdapat di Asia Selatan, dan beberapa di anlaranya secara alami tidak pernah hidup di Pulau Jawa, misalnya singa Pantera leo. Setting lingkungan India Abad VII tervisualisasi dengan baik pada relief pahatan dinding Candi Borobudur, tetapi setting lingkungan Pulau Jawa sampai sebelum masa penjajahan Belanda tidak tergambar dengan baik. ABSTRACTIn the cource of culture development, human was always close to fauna in their surrounding areas. Pictures of fauna are found in cavewalls inhabited by human, temples, pyramids, and sphinxes. Sculptures on the wall of Borobudur Temple, show fauna reliefs, but the originof the fauna are still obscure, whether or not they came from India or part of them were from Java. The objectives of this research were to determine the species of group names of the fauna picture in the reliefs on the sculptured wall of the Borobudur Temple, Their origin, and to assess whether of not Java environment settings were depicted in the wall. Pictures of fauna reliefs in sculpture wall of langkan, the main wall from top to bottom in each Rupadhatu levels were taken, the name of each fauna species or group was identified using identification books, and their origins were determined through a literature study. Data were interpreted descriptively in order to understand whether of not Java environment settings were portrayed in the sculptured wall of the Borobudur Temple. There are at least 25 species of Osteighthyes, Reptilia, aves and Mammalia classess pictured naturally in the reliefs of the wall, and at least 5 species are pictured setilirly. These entire fauna naturally found in south Asia. Some of them have never lived in Java Island, such as lion, Pantera leo. Environment settings of seventh centure India were illustrated very well in the reliefs however, those of Java until the Dutch colonial era were  not pictured at all. 
BURUNG DI PULAU NISAKAMBANGAN, CILACAP, JAWA TENGAH: KEANEKARAGAMAN, ADAPTASI DAN JENIS-JENIS PENTING UNTUK DILINDUNGI (Birds in Nusakambangan Island, Cilacap, Central Java: Diversity, Adaptation and Important Species for Conservation) Bambang Agus Suripto; Amir Hamidy
Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2006): Maret
Publisher : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jml.18646

Abstract

ABSTRAKPulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah yang merupakan pulau tertutup telah dan akan terus mengalami degradasi lingkungan. Sebelum kerusakannya terjanjur semakin parah perlu dilakukan pendataan kekayaan jenis burung sebagai base line data. Tujuan penelitian adalah mengetahui keanekaragaman jenis burung, daya adaptasinya, keunikan masing-masing tipe habitatnya dan jenis-jenis burung yang mendapat prioritas perlindungan tertinggi di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah itu. Data keanekaragaman jenis burung dikumpulkan dengan pengamatan langsung, data dibandingkan dengan hasil penelitian lain dan dianalisis secara deskriptif. Daya adaptasi burung diketahui berdasarkan informasi seberapa banyak tipe habitat yang dihuni oleh suatu jenis burung. Tingkat keunikan masing-masing tipe habitat dipelajari dengan menggunakan Indeks Sililaritas Jaccard. Jenis-jenis yang mendapat prioritas perlindungan ditentukan berdasarkan hasil penetapan melalui proses pembobotan parameter terpilih. Hasil penelitian menunjukkan di Pulau ini dijumpai paling sedikit seratus empat puluh delapan (148) jenis burung itu tercakup dalam Subclass Neornithes, 15 ordo dan 41 familia. Sebagian besar jenis burung (101 jenis) berdaya adaptasi rendah, 40 jenis berdaya adaptasi sedang dan hanya 7 jenis berdaya adaptasi tinggi. Hutan mangrove merupakan habitat yang paling unik karena tingkat kesamaan komposisi jenis burung dengan yang ditemukan pada tipe habitat lain terndah yaitu antara 1,8%-16,9%. Lima jenis burung jenis yang mendapat prioritas perlindungan tertinggi adalah Hiearctur Kienerii (Elang Perut Karat - score 15), Megalaima corvina (Takur Bututut - score 15), Megalaima javensis (Takur Tulung Tumpuk - score 14), Lophozosterops javanicus (Opior Jawa – Scote 14, dan Aethopyga mystacalis (Burung Madu Jawa  – score 14). ABSTRACTThe environment of Nusakambangan Cilacap, Central Java, the enclosed island, is degrading. Prior the environment quality to be worse, it is necessary to have data on bird diversity as the base line data. The objectives of this research was to collect data on bird diversity, bird adaptation, the uniqueness of their habitat and determination of the most important species to be conserve in the Island. Data on birds diversity collected using direct observation method, was compared with other research results and analyzed descriptively. Birds adaptation was studied based on the number of habitat being inhibitant by certain species. The degree of each habitat uniqueness was studie using Jaccard’s Similarity Index. The species priority to be conserve was determine using selected parameter weighting. The results show that there are at least one hundred forty eight (148) species of birds belong to Subclass Neornithes, 15 ordo and 41 families. Most of them (101) are poorly adaptive, forty (40) species are moderately adaptive, and only seven (7) species are highly adaptive. Mangal forest is the most unique habitat because of the lowest similarity of bird species composition to anothers habitat which ranged from 1,8% to 16,9%. Five species are determined to be the most important species conserved: Hiearctus kienerii (Elang Perut Karat – score 15), Megalaima corvine (Takur Batutut – score 15), Megalaima javensis (Takur Tulung Tumpuk – score 14), Lophozosterops javanicus (Opior Jawa – score 14) dan Aethopyga mystacalis (Burung Madu Jawa – score 14).