Titi Surti
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

EFEKTIVITAS BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) DALAM MEMPERTAHANKAN KESEGARAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger kanagurta) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Huda, Saiful; Surti, Titi; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bilimbi (Averrhoa bilimbi) is a natural medicinal herbs that containing flavonoid compoundsthat act as antimicrobials. However, the utilization of bilimbi (Averrhoa bilimbi) has not beenwidely applied. The purpose of this study was to determine how effective bilimbi (Averrhoabilimbi) to maintain freshness mackerel (Rastrelliger kanagurta) fresh during cold storage.The results showed that the extracts bilimbi and storage time influence on organoleptic, TPCtest, and TVBN test. Organoleptic test results in the treatment of fish: ice bilimbi extract 1:1(B1) with 4.5% can be accepted until day-11 with an average value of 7,11. TPC test resultsin the treatment of fish: ice 1:1 (B1) and 3:1 (3:1) with bilimbi extract 4.5% can be accepteduntil the day of 9 with bacterial counts each 1.93 x 104 Cfu/g and 3.00 x 104 Cfu/g. Testresults on the treatment TVBN fish: ice 1:1 (B1), 3:1 (B2) , and 5:1 (B3) respectively withbilimbi extract 4.5% is still acceptable until day-12 with a value of 14.57 mgN%, 15.64mgN%, and 15.90% mgN%. Bilimbi (Averrhoa bilimbi) proved effective in maintaining thefreshness of the mackerel (Rastrelliger kanagurta) during cold storage
PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT Gelidium sp. DALAM MINUMAN BERSERAT M, Srie Wirawan; Ma’ruf, Widodo Farid; Surti, Titi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumput laut Gelidium sp., merupakan jenis rumput laut yang memiliki kandungan serat pangan yang mampu menambah nilai gizi pada makanan dan dapat dijadikan pangan fungsional dengan pengaruh positifnya terhadap kesehatan tubuh manusia. Pemanfaatan serat pangan dapat diaplikasikan menjadi produk minuman. Minuman berserat merupakan minuman yang berfungsi untuk membantu tubuh dalam memenuhi kebutuhan serat pangan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari dan mengetahui formulasi minuman berserat dengan penambahan tepung Gelidium sp., konsentrasi terbaik dan penerimaan konsumen terbaik, serta dibandingkan dengan minuman berserat komersil.Rumput laut Gelidium sp. diambil dari Pantai Kukup, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, kemudian dilakukan proses penepungan. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental laboratories. Penelitian utama menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dan menggunakan uji t untuk membandingkan antara minuman berserat penerimaan terbaik dengan produk komersial. Hasil formulasi minuman berserat, dilakukan analisis  fisik meliputi rendemen, pengujian hedonik dan daya larut. Sedangkan analisis kimia meliputi kandungan serat pangan, kadar air, kadar abu dan pH.Hasil uji hedonik minuman berserat rumput laut tingkat kesukaan terbaik yaitu formulasi K1 (konsentrasi 35%) dengan selang kepercayaan 4,90 ≤ µ ≤ 5,01  tingkat penerimaan agak suka dan memiliki daya larut 48,7%. Kandungan total serat makanan yang terkandung sebesar 2,48 ± 0,04, kadar air 9,40 ± 0,16, kadar abu 6,56 ± 0,02 dan pH sebesar 5,45 ± 0,03. Hasil kandungan total serat makanan dari minuman berserat komersil sebesar 2,74 ± 0,002, sehingga dapat disimpulkan bahwa produk minuman berserat rumput laut Gelidium sp. dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan minuman berserat.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG RAJUNGAN (Portunus pelagicus) TERHADAP KADAR KALSIUM STIK KEJU Beybidanin, Atrasya Rahwita; Surti, Titi; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2016): Wisuda Periode Bulan April 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.693 KB)

Abstract

Cangkang rajungan (Portunus pelagicus) merupakan limbah padat yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Selama ini nilai tambah cangkang rajungan hanya diperoleh dari industry pakan. Penambahan tepung cangkang rajungan diharapkan dapat dijadikan alternative sumber kalsium tambahan pada stik keju. Stik keju merupakan makanan ringan yang banyak dijumpai dan digemari masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kalsium dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap gizi stik keju dengan penambahan tepung cangkang rajungan, serta untuk mengetahui konsentrasi optimal tepung limbah cangkang rajungan pada stik keju. Penelitian dilakukan dua tahap, tahap pertama dilakukan penambahan tepung cangkang rajungan dengan konsentrasi 0%, 5%, 10% dan 15%. Konsentrasi terpilih sebesar 5% sebagai  konsentrasi penambahan tepung cangkang rajungan terbaik yang dapat diterima secara sensori. Tahap kedua penelitian dilakukan penambahan tepung cangkang rajungan pada stik keju dengan konsentrasi 3%, 5% dan 7%, kemudian dilakukan pengujian organoleptik, kadar kalsium, kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar fosfor dan tingkat kekerasan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung cangkang rajungan pada stik keju memberikan pengaruh beda nyata (p < 0,05) terhadap semua parameter uji. Konsentrasi 5% menjadi konsentrasi terbaik dengan nilai kadar kalsium 2,39%, kadar air 4,40%, kadar protein 11,29%, kadar lemak 40,27%, kadar fosfor 0,48%, tingkat kekerasan 3,55 N, dan nilai hedonik 7,01.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN FILTRAT LABU SIAM (Sechium edule Jacq. Swartz) TERHADAP REDUKSI KADAR UREA PADA IKAN PARI (Trygon sephen) Luthfiyana, Novi; Ma’ruf, Widodo Farid; Surti, Titi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 3 (2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan pari memiliki kadar urea tinggi sekitar 2,5%. Kadar urea yang tinggi menimbulkan aroma tidak sedap karena urea terurai menjadi amonia. Pengurangan kadar urea dapat menggunakan labu siam yang mengandung senyawa saponin. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh lama perendaman sampel ikan pari  dalam filtrat labu siam terhadap kadar urea, TMA, protein, pH dan organoleptik serta menetukan waktu efektif penurunan kadar urea pada ikan pari. Metode yang digunakan exsperimental laboratories. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukan perendaman (1, 2, dan 3 jam) memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar urea, kadar TMA, serta kadar protein (P<0,01). Sedangkan nilai pH tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil uji organoleptik menunjukan perbedaan sangat nyata (P<0,01). Berdasarkan hasil penelitian lama perendaman daging ikan pari dengan filtrat labu siam (2:1) mempunyai dampak positif terhadap penurunan kadar urea. Waktu efektif perendaman selama 1 jam. Terjadi penurunan sangat nyata terhadap kadar urea, TMA, protein dan uji organoleptik namun tidak memeberi pengaruh nyata pada nilai pH.
PENGARUH KONSENTRASI EGG WHITE POWDER (EWP) TERHADAP KUALITAS BAKSO DARI IKAN LELE, BANDENG, DAN KEMBUNG Muttaqin, Bayu; Surti, Titi; Wijayanti, Ima
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 3 (2016): Wisuda Periode Bulan Agustus 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.092 KB)

Abstract

Bakso Ikan merupakan salah satu produk diversifikasi perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Banyak metode yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk bakso ikan, salah satunya adalah dengan penambahan Egg White Powder (EWP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi EWP dan jenis ikan terhadap kualitas bakso. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) pola Faktorial 4x3 dengan perlakuan konsentrasi EWP  (0%,1%,2%, dan 3%) dan Jenis Ikan (Air tawar, payau, dan laut) dengan 3 kali ulangan. Data nilai uji sensori dan uji lipat dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis test, sedangkan uji kekuatan gel, kadar air, dan kadar protein dianalisis menggunakan uji ANOVA. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan data diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor EWP dan jenis ikan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kekuatan gel, kadar air, kadar protein, uji lipat, dan nilai sensori. Interaksi kedua faktor berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kekuatan gel, kadar protein, kadar air, uji lipat, dan nilai sensori. Bakso ikan lele dengan penambahan EWP 3% merupakan produk yang terbaik dengan kriteria mutu: kekuatan gel 3067.29±66.6 (g.cm); nilai uji lipat 5 (AA); uji sensori 7,27; kadar air 60,63%±0,50; dan kadar protein 16,73%±0,22.
PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS KECAP KEONG SAWAH (Pila ampullacea) Windayani, Nurul Indah; Surti, Titi; Wijayanti, Ima
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2016): Wisuda Periode Bulan April 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.059 KB)

Abstract

Keong sawah dapat dijadikan sumber protein lokal yang baik bagi tubuh,  keberadaannya sangat melimpah sehingga keong sawah dapat digunakan sebagai sumber nutrisi yang baik bagi kebutuhan tubuh manusia. Pengolahannya yang masih sangat sederhana membuat keong sawah kurang menarik untuk dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar garam terbaik pada pembuatan kecap keong sawah secara enzimatis dan untuk  mengetahui  lama fermentasiterbaik sehingga dihasilkan kecap asin keong sawah dengan kualitas baik dan disukai konsumen. Metode penelitian yang digunakan bersifat experimental laboratories dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilakukan dalam dua tahap, pada tahap pertama dilakukan penambahan kadar garam 10%, 15% dan 20%. Dari perlakuan tersebut, didapatkan konsentrasi 20% sebagai penambahan kadar garam terbaik yang masih dapat diterima secara hedonik. Pada tahap kedua, dilakukan perlakuan lama fermentasi 5 hari, 10 hari dan 15 hari pada pembuatan kecap keong sawah, kemudian kecap keong sawah dilakukan pengujian nilai amino nitrogen, kadar air, kadar Pb, pH, hedonik dengan masing-masing tiga kali pengulangan. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama fermentasi memberikan pengaruh berbeda nyata (p<0,05) terhadap semua parameter uji. Lama fermentasi 15 hari menjadi lama fermentasi terbaik dengan amino protein 3,42%, kadar air 82,15%, nilai kadar Pb 0,18%, nilai pH 5,58 dan nilai rata-rata hedonik 7,56.
PENGARUH PERBEDAAN TEKANAN PADA IKAN MUJAIR (Oreochromis mosambicus) PRESTO DENGAN ALAT ”TTSR” ( Tekanan Tinggi Suhu Rendah ) Istanto, Ferry; Surti, Titi; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.126 KB)

Abstract

Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar. Presto  ikan  adalah  bentuk  pengolahan dengan  garam  dan  bumbu  serta  melalui  proses pemanasan  dan  tekanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan tekanan pada waktu pemasakan menggunakan alat ”TTSR”,dan mengetahui kualitas ikan mujair dengan adanya variasi tekanan dalam proses pemasakan ikan mujair presto tersebut melalui uji kekerasan dan uji proximat terhadap daging ikan mujair yang melalui pemasakan. Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan tekanan pemasakan yaitu 1 atm, 2 atm, dan 3 atm dengan waktu pemasakan yang sama yaitu 30 menit. sedangkan parameter yang diamati adalah organoleptik, kekerasan tulang, kadar protein, lemak, dan air. Catatan perubahan suhu, waktu, dan tekanan pada penelitian ini menunjukan bahwa dengan “TTSR” tekanan yang digunakan bisa lebih tinggi dari autoclave yaitu mencapai 3 atm, namun dengan suhu yang lebih rendah dari pemasakan dengan alat autoclave yaitu 95°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan saat pemasakan menggunakan alat “TTSR” memberikan perbedaan nyata (P≤0,05) terhadap parameter mutu yang diamati. uji kekerasan tulang mujair presto dengan proses pemasakan menggunakan tekanan 2 atm selama 30 menit dengan suhu (90 oC) menghasilkan tulang yang lunak 7.86 gf dan kandungan proximat yang lebih baik dari pemasakan menggunakan tekanan lain. Tekanan pemasakan terbaik yang digunakan untuk memasak ikan mujair presto menggunakan alat “TTSR” adalah 2 atm. Tilapia fish is a freshwater fish commercial. Presto is a form of processing fish with salt and spices through a process of heating and pressure. The purpose of this study was to determine the effect of pressure difference during cooking using the tool "TTSR", and knowing the quality of tilapia fish with the variation of pressure in the process of cooking tilapia fish presto through hardness test and test proximat the tilapia fish meat through cooking. Treatment applied is the difference in pressure cooking time is 1 atm, 2 atm, 3 atm and the same time is 30 minutes, while the parameters measured were sensory, hedonic and violence, levels of protein, fat, and water. Note change of temperature, time, and pressure on these studies show that the "TTSR" used pressure can be higher than 3 atm autoclave is reached, however, with lower temperatures than cooking by means of an autoclave is 95 ° C. The results showed that records changes in temperature, time, and pressure on these studies show that the "TTSR" used pressure can be higher than the autoclave is up to 3 atm, but with a lower temperature of cooking by means of an autoclave is 95 ° C. The results showed that pressure cooking time using the tool "TTSR" gave significant differences (P <0.05) on the bone tenderness with tilapia presto cooking process using 2 atm pressure for 30 minutes with the temperature (90 ° C) resulted in soft bone 7.86 kgf and content proximat better than other presure cooking. Pressure cooking best used for cooking tilapia fish presto using the tool "TTSR" is 2 atm.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN NaOH PADA PROSES PENGHILANGAN LEMAK TERHADAP KUALITAS GELATIN TULANG IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Wijaya, Otto Andi; Surti, Titi; Sumardianto, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.107 KB)

Abstract

Gelatin merupakan salah satu bahan yang semakin luas penggunaannya, baik untuk produk pangan maupun produk non pangan. Tulang ikan merupakan salah satu limbah industri fillet ikan beku. Tulang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan gelatin, karena tulang mengandung kolagen. Natrium hidroksida (NaOH) diketahui dapat mengikis minyak dan lemak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman larutan NaOH terhadap kualitas gelatin ikan nila (Oreochromis niloticus) serta untuk mengetahui konsentrasi dan lama perendaman terbaik larutan NaOH yang ditambahkan pada proses degreasing pembuatan gelatin ikan nila. Metode yang digunakan pada penelitian pendahuluan adalah dengan cara pembuatan gelatin tulang ikan nila menggunakan konsentrasi NaOH 0,2 %, 0,4 % dan 0,6 % lama perendaman 3 hari. Hasil dari penelitian pendahuluan didapatkan konsentrasi terbaik 0,6 % melalui pengujian kadar lemak dan kekuatan gel. Penelitian utama menggunakan konsentrasi 0,6% lama perendaman 0 hari, 2 hari, 3 hari dan 4 hari. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan aplikasi SPSS 17.0. Uji lanjut menggunakan metode Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil terbaik yang didapatkan dalam penelitian ini adalah gelatin dengan perendaman NaOH konsentrasi 0,6 % dengan lama perendaman 4 hari, dengan kriteria mutu: kadar lemak 0,64 %; kekuatan gel 86,47 bloom; viskositas 12,17 cP; kadar protein 84,37 %; dan derajat putih 79,93 %. Gelatin is one of ingredients that is widely used, both for food product and non-food products. Fish bone is one of the waste frozen from fish fillets industry. Bones can be used as a raw material for producting gelatin, because it contains collagen. Natrium hydroxide (NaOH) is able to remove oils and fats. The purpose of this study was to knowing the effects of NaOH solution soaking time to the quality of gelatin from tilapia (Oreochromis niloticus) and to knowing the best  concentration and soaking time of NaOH solution in degreasing process. The method used in the preliminary study was a way of making gelatin from tilapia bone using different NaOH concentrations namely 0.2%, 0.4% and 0.6% soaking time during 3 days. The results of the preliminary study showed that the best concentration was 0.6%. The main research using 0.6% of NaOH with different soaking times i.e. 0 days, 2 days, 3 days and 4 days. The data analysis using Completely Randomized Design (CRD) with SPSS 17.0. Application than it was analyzed with Honestly Significant Difference Test (HSDT). The best results of this study was gelatin with soaking of 6% NaOH for 4 days, with quality criteria: the fat content (0.64%); gel strength (86.47 bloom); viscosity (12.17 cP); protein content (84.37%); and whiteness (79.93%).
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUAH LINDUR (Bruguiera gymnorrhiza) TERHADAP KUALITAS BISKUIT IKAN LELE (Clarias batrachus) Rahmaningsih, Astuti; Surti, Titi; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 3 (2016): Wisuda Periode Bulan Agustus 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.693 KB)

Abstract

Biskuit adalah makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Penambahan tepung daging ikan lele (C. batrachus) dapat meningkatkan kandungan protein pada biskuit. Selain itu, penambahan tepung buah lindur dapat dijadikan alternatif pengganti tepung terigu, karena mengandung kadar karbohidrat tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi buah lindur terbaik dalam pembuatan biskuit ikan dan pengaruhnya terhadap kualitas biskuit ikan,  meliputi kadar karbohidrat, kadar protein, kadar abu, kadar lemak, kadar air, uji kekerasan dan pengujian hedonik. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu dengan subsitusi tepung buah lindur : tepung terigu yaitu sebesar 0%, 40%:60%, 50%:50% dan 60%:40% terhadap biskuit ikan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan diuji dengan uji normalitas, uji homogenitas, dilanjutkan dengan Analysis of Varians (ANOVA) dan uji lanjut Beda Nyata Jujur. Sedangkan untuk data non parametrik berupa pengujian organoleptik ikan segar dan pengujian hedonik biskuit ikan diuji dengan multiple comparison. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung buah lindur berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap uji kekerasan, kadar karbohidrat, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar air dan hedonik (kenampakan, rasa,aroma, warna dan tekstur). Konsentrasi 50%:50% disukai panelis dari parameter kenampakannya yang utuh, rapi dan bersih. Sedangkan perlakuan konsentrasi terbaik yaitu sebesar 50%:50% dilihat dari uji kekerasan 8382,40 gf, kadar karbohidrat 71,92%, kadar protein 13,97%, kadar abu 2,34%, lemak 10,55%, kadar air 2,69% dan hedonik meliputi kenampakan 7,03, aroma 6,67, rasa 6,73, warna 6,80 dan tekstur 6,80.
PENURUNAN AKTIVITAS BAKTERI PENGHASIL ENZYM DEKARBOKSILASE DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN PADA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) SEGAR Gustiarti, Riski; Surti, Titi; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1(2013) : Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Little tuna can easily spoile by bactery and enzyme activity which resulting scombrotoxin.Scombrotoxin was produce by histamine producing bacteria activity. Chitosan can be used to reducethe levels of histamine and also can be used as antibacterial and adsorben. The purpose of thisresearch is to determine the effect of chitosan solution addition to the decreating histamine level. Theresult of histamine content analysis showed that the addition of chitosan gave lower effect ofhistamine content of crushed little tuna. Histamine content value in a raw were 75,5 mg/100g ; 67,24mg/100g; 63,09 mg/100g ; 59,99 mg/100g at the level 0% (A0), 2% (A2), 3% (A3) and 5% (A5). Thereduction of histamine content showed highly significant difference between at control (A0) with 2%(A2); control (A0) with 3% (A3); control (A0) with 5% (A5); 2% (A2) with 3% (A3); 2% (A2) with 5%(A5) and 3% (A3) with 5% (A5) (P<0,01). The best quality of crush little tuna showed chitosanaddition at the level 5% with value TVBN ±6,33 mg-N% dan TPC 1,0 x 102 kol/gr.