Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SERAT DAN PULP BAMBU TALI (Gigantochloa apus) UNTUK PAPAN SERAT Theresia Mutia; Hendro Risdianto; Susi Sugesty; Henggar Hardiani; Teddy Kardiansyah
Arena Tekstil Vol 31, No 2 (2016)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.315 KB) | DOI: 10.31266/at.v31i2.1936

Abstract

Bambu masa tanamnya lebih singkat dibandingkan dengan kayu, namun sampai saat ini serat dan pulp bambu belum dimanfaatkan secara optimal sebagai pengganti kayu pada pembuatan komposit oleh industri manufactured wood, misalnya papan serat. Oleh karenanya dilakukan penelitian pembuatan papan serat dengan menggunakan serat dan pulp dari bambu tali (G.apus). Dari hasil uji diketahui bahwa bambu tersebut mengandung alpha selulosa,  hemiselulosa dan lignin, yang merupakan komponen penting dalam serat selulosa, seperti halnya serat dan pulp bambu. Potongan bambu yang dimasak dengan proses soda memiliki panjang serat dan kandungan lignin yang lebih tinggi dibanding serpih bambu hasil pemasakan dengan proses soda dan Kraft. Pembuatan komposit papan serat dilakukan dengan menggunakan matriks resin epoksi, karena epoksi memiliki sifat mekanik yang sangat baik. Kondisi optimal diperoleh dengan menggunakan serat bambu hasil pemasakan potongan bambu dengan proses soda, yang akan menghasilkan komposit dengan kerapatan tinggi. Adapun kandungan air, penyerapan, perubahan panjang dan pengembangan tebal, keteguhan tarik dan lenturnya sesuai dengan standar yang berlaku.
PEMANFAATAN SLUDGE INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PULP DAN KERTAS SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL Rina S. Soetopo; Sri Purwati; Yusup Setiawan; Susi Sugesty
JURNAL SELULOSA Vol 2, No 02 (2012): JURNAL SELULOSA
Publisher : Center for Pulp and Paper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.259 KB) | DOI: 10.25269/jsel.v2i02.34

Abstract

Investigation on utilization of sludge waste from Wastewater Treatment Plant (WWTP) of pulp and paper mill for bioethanol feedstock in a batch system at laboratory scale has been carried out. Experiments were conducted in three phases, namely the hydrolysis process; the fermentation process by Saccharomyces cerevisiae and the simultaneous saccharification-fermentation experiments. Ethanol concentration produced was tested by the HPLC method. Results show that t primary sludge from paper mills made from virgin pulp (sludge A) and primary sludge from pulp and paper made from raw wood (sludge B) at a 2% total solids having potential as raw material for bioethanol. The optimum conditions of the hydrolysis process of sludge A and sludge B is obtained from the sludge solids content of 6%, with the addition of cellulase of 9 FPU/g cellulose and beta-glucosidase of 6.7 IU/FPU for the incubation time of 48 hours producing the reducing sugar content of 31.3% and 36.2% with the hydrolysis efficiency of 64% and 71% respectively. On the SSF process conditions at pH of 4.5, temperature of 28oC for 96 hours, the sludge substrate A can produce ethanol with the concentration of 3.45% and the process efficiency of 72.5% and the sludge substrate B can produce ethanol with the concentration of 2.89% and the process efficiency of 60.8%.Keywords: bioethanol, cellulase, hydrolysis, fermentation, Saccharomyces cerevisiae, sludge  ABSTRAK Penelitian pemanfaatan sludge Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri pulp dan kertas untuk bahan baku bioetanol dengan sistem batch pada skala laboratorium telah dilakukan. Percobaan dilakukan dalam tiga tahapan yaitu proses hidrolisis dengan enzim; proses fermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae dan proses sakarifikasi-fermentasi serentak (SFS) pada satu reaktor. Kadar etanol yang dihasilkan diuji dengan metode HPLC. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dari 4 jenis sludge yang diteliti, sludge primer dari pabrik kertas berbahan baku virgin pulp (sludge A) dan dari pabrik pulp dan kertas berbahan baku kayu (sludge B) berpotensi sebagai bahan baku bioetanol. Kondisi optimum percobaan proses hidrolisis sludge A dan sludge B diperoleh dari perlakuan dengan kadar padatan 6%, dosis selulase 9 FPU/g selulosa; dosis beta glukosidase 6,7 IU/FPU dengan lama inkubasi 48 jam, masing-masing menghasilkan kadar gula pereduksi sebesar 31,3% dan 36,2% dengan efisiensi hidrolisis 64% dan 71%. Pada percobaan SFS dengan kondisi proses pH 4,5 pada suhu 28oC selama 96 jam, substrat sludge A dapat menghasilkan etanol sebesar 3,45% dengan efisiensi proses 72,5% dan substrat sludge B dapat menghasilkan etanol sebesar 2,89% dengan efisiensi proses 60,8%.Kata kunci: bioetanol, selulase, hidrolisis, fermentasi, Saccharomyces cerevisiae, sludge
PEMANFAATAN LIMBAH SLUDGE INDUSTRI KERTAS SIGARET UNTUK BAHAN BAKU BATA BETON Henggar Hardiani; Susi Sugesty
JURNAL SELULOSA Vol 44, No 02 (2009): BERITA SELULOSA
Publisher : Center for Pulp and Paper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6227.322 KB) | DOI: 10.25269/jsel.v44i02.136

Abstract

Paper industry is one of industries that product a lot of waste, especially sludge from waste water treatment installation. The quantity of the sludge waste is about 3-4% of product capacity. Currwntly, the sludge waste of apper industry in Indonesia has not been conducted yet. The research on utilization of the sludge waste containing calcium carbonate as rawmaterial for concrete block has been carried out. The experiments were done by varyng cement Portland and agregate consisted of varied sludge waste wich comply with the standard requirements of concrete block. The concrete block was then characterized for bending strength and toxicity properties (TCLP test). The result showed that concerte block with the composition of 1 PC : 6 aggregate (40% waste sludge with 60% sand) or according to SNI 03-0348-1989. Based on TCLP test, the concrete block does not give any environmental pollution risk.Keywords: cigarette paper, sludge waste, utilization, concrete block, bending strength,INTISARIIndustry kertas merupakan salah satu industru yang banyak menghasilkan limbah, terutama limbah padat dari instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Jumlah produksi limbah padat IPAL industry kertas asangat besar berkisar antara 3-4 % dari kapasitas produksinya. Saat ini, pengelolaan limbah padat IPAL industry kertas di Indonesia belum dilakukan secara baik. Penilitian pemanfaatan lembah padat IPAL industry kertas yang mengandung kalsium karbonat telah dlakukan sebagai bahan campuran pembuatan batu beton dengan memvariasikan semen (PC) dengan agregat, agregat terdiri dari campuran sludge dan pasir yang komposisinya divariasikan. Penelitian ini betujuan untuk memperoleh komposisi campuran limbah padat IPAL sebagai bahan baku pembuatan bata beton yang dapat menghasilkan produk sesuai standar. Produk batu beton yang dihasilkan diuji kekuatan tekan dan uji TCLP. Hasil penelitian menunjukan bahwa bata beton dapat dibuat dengan campuran 1 PC : 6 agregat ( 40% limbah padat dengan 60% pasir) atau campuran 1 PC : 8 agregat (30% limbah padat dengan 70% pasir) dimana bata beton yang dihasilkan termasuk kelas II dan III menurut SNI 7003-0348-1898 tentang mutu bata beton pejal. Penelitiaan terhadap aspek lingkungan menunjukan bahwa uji TCLP produk bata beton tidak memberikan resiko pencemaran lingkungan Kata kunci : kertas sigaret, limbah sludge, pemanfaatan , bata beton, kuat tekanan
KARAKTERISTIK PULP RAYON SULFIT ASAM DAN PREHIDROLISIS KRAFT KOMERSIAL BERDASARKAN SNI 938:2017 Chandra Apriana Purwita; Susi Sugesty; Hana Rachmanasari
JURNAL STANDARDISASI Vol 22, No 1 (2020)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v22i1.765

Abstract

Pulp rayon atau pulp larut (dissolving pulp) merupakan pulp dengan kandungan selulosa alfa tinggi dan kandungan komponen lain seperti lignin, abu, abu tak larut asam, kelarutan dalam alkali, dan ekstraktif rendah. Pulp rayon merupakan bahan baku untuk proses pembuatan serat rayon yang digunakan pada industri tekstil dan pakaian jadi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik pulp rayon sulfit asam dan prehidrolisis kraft komersial yang kemudian dibandingkan dengan persyaratan mutu SNI 938:2017 Pulp rayon. Pulp rayon komersial yang diperoleh dari industri pulp rayon dan industri rayon di dalam negeri maupun impor dianalisis sesuai dengan persyaratan mutu SNI 938:2017. Parameter analisisnya adalah kadar air (SNI 08-7070-2005); selulosa alfa (SNI 8400:2017 (T 203 cm-09, IDT)), kelarutan dalam alkali (SNI 692:2010), ekstraktif diklorometana (DCM) (SNI 8401:2017 (T 204 cm-07, IDT)), abu (SNI 0442:2009), abu tidak larut asam (SNI ISO 776:2010), Ca dan Fe (TAPPI T 266 om-18); viskositas (SNI 8402:2017 (T 230 om-13, IDT)); viskositas intrinsik (SNI 5351:2012); dan derajat cerah ISO (SNI 2470-1:2014). Analisis dilakukan dengan 3 ulangan dan hasil dinyatakan sebagai rata-rata. Berdasarkan percobaan, pulp rayon prehidrolisis kraft memiliki kandungan selulosa alfa yang lebih tinggi, S10 dan S18 yang lebih rendah, dan viskositas yang lebih rendah dibandingkan pulp rayon sulfit asam. Dari lima jenis pulp rayon komersial, hanya dua jenis pulp rayon komersial yang memenuhi persyaratan mutu SNI 938:2017. Kedua pulp rayon tersebut merupakan pulp rayon kayudaun proses prehidrolisis kraft.