Moh. Bisri
Universitas Negeri Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kesejahteraan Psikologis Mahasiswa dengan Religiusitas sebagai Moderator Nur Eva; Pravissi Shanti; Nur Hidayah; Moh. Bisri
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling Vol 5, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um001v5i32020p122

Abstract

Abstract: Previous studies have indicated that psychological well-being has a positive contribution to mental health and is a predictor of academic achievement, self-control, life satisfaction, gratitude, optimism, hope, and happiness. Psychological well-being is also influenced by social support and religiosity. This study aimed to examine the effect of social support on students’ psychological well-being, with religiosity as a moderator. This study employed a correlational research design with 354 participants recruited using a simple random sampling technique. Data were collected using a social support scale, a religious scale, and a psychological well-being scale. The data were then analyzed using moderated regression analysis. The results showed that social support contributed significantly to the psychological well-being of students, but religiosity did not increase the contribution of social support to psychological well-being. Based on these results, social support, one of which can be provided through peer counseling, is needed to improve the psychological well-being of students.Abstrak: Hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis memiliki kontribusi positif terhadap kesehatan mental dan merupakan prediktor bagi prestasi akademik, kontrol diri, kepuasan hidup, rasa syukur, optimisme, harapan, dan kebahagiaan. Kesejahteraan psikologis juga dipengaruhi oleh dukungan sosial dan religiusitas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dukungan sosial terhadap kesejahteraan psikologis mahasiswa, dengan religiusitas sebagai moderator. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional. 354 sampel penelitian diperoleh dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala dukungan sosial, skala religiusitas, dan skala kesejahteraan psikologis. Data kemudian dianalisis dengan moderated regression analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial berkontribusi signifikan terhadap kesejahteraan psikologis mahasiswa, namun religiusitas tidak meningkatkan kontribusi dukungan sosial terhadap kesejahteraan psikologis tersebut. Berdasarkan hasil tersebut, dukungan sosial, yang salah satunya dapat diberikan melalui konseling sebaya, dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis mahasiswa.
Need of Sex Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Lutfi Naufali; Fattah Hanurawan; Moh. Bisri
Flourishing Journal Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.523 KB) | DOI: 10.17977/um070v1i22021p127-136

Abstract

Abstract: Need of sex is basic need for human’s life. This need appearance began when humans are in adolescent ages, Freud called it Genital Phase. A phase which human start to canalized sex impulse to the outer object such as love, having sex, and family (Alwisol, 2004). The objective of this research is to know how need of sex on adolescent’s life at Lowokwaru Prison, Malang City. This research used qualitative methods and belongs to phenomenon research. And the researcher used three subject with one person has been charged with thief and rob punishment, and the other two are have been charged by rape punishment. Result of this research is, need of sex can’t be dissapear, but it can be substituted by the other instinct’s object depends on situation and condition of subject who’s experiencing. All three subjects admitted that they’ve been masturbated all the time when they feel they have to, in order to reduce the tension that may happen. Keywords: need of sex; prisoner; adolescent; prison; male Abstrak: Need of sex adalah kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia. Kemunculan kebutuhan ini dimulai saat manusia menginjak usia remaja, usia yang digolongkan sebagai fase genital oleh Freud. Sebuah tahapan di mana manusia mulai menyalurkan impuls seks pada objek luar seperti cinta, perkawinan (seks) dan keluarga (Alwisol, 2004). Tahap inilah yang menjadi tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana Need of Sex pada remaja di Lapas Kelas I Lowokwaru Malang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis fenomenologi dan menggunakan tiga subjek remaja pria yang menjalani masa tahanan di Lapas Kelas I Lowokwaru Malang dengan kasus pencurian dan perampokan, serta pemerkosaan. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan yang buruk jika dasar pengetahuan, agama, nilai dan moral dari keluarganya dirasa kurang. Karena keluarga adalah lingkungan terkecil sekaligus lingkungan pertama, tempat subyek menyerap berbagai macam pemahaman yang akan memengaruhi subyek dalam mengambil keputusan dalam hidupnya. Ditemukan juga bahwa, Need of Sex tidak dapat dihilangkan, namun masih dapat disubstitusi pada objek insting yang lain tergantung pada situasi dan kondisi yang dialami subjek. Ketika subyek menjalani masa hukuman di dalam lapas, ketiga subyek mengaku berperilaku kurang lebih sama yaitu meredakan tegangan yang ada dengan cara masturbasi. Kata kunci: need of sex; narapidana; remaja; lapas; pria
Persepsi keadilan kompensasi sebagai prediktor komitmen organisasi pada karyawan PT Gasulindo Lumajang Risa Rismala; Fattah Hanurawan; Moh. Bisri
Flourishing Journal Vol. 1 No. 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.056 KB) | DOI: 10.17977/um070v1i42021p259-263

Abstract

This study aims to determine perceptions of fair compensation as a predictor of organizational commitment to employees of PT Gasulindo Lumajang. This research uses a quantitative approach with descriptive and predictive design and uses purposive sampling technique, with 30 subjects used for the research sample. The scale used in this study is a scale of perceived fairness compensation with reliability of 0.926 and a scale of organizational commitment with reliability of 0.930. The results showed that members have a low level of perceptions of fairness compensation at 66 percent and have a low level of organizational commitment at 53 percent. Perception of compensation fairness is a predictor of organizational commitment with a regression number of R = 0.506, a significance of 0.004 (p less than 0.05), which means that Ho is rejected and the determination of compensation justice for the emergence of organizational commitment is 25.6 percent. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi keadilan kompensasi sebagai prediktor komitmen organisasi pada karyawan PT Gasulindo Lumajang. Penelitian menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan rancangan deskriptif dan prediktif dan menggunakan teknik purposive sampling, dengan 30 subjek yang digunakan untuk sampel penelitian. Skala yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala persepsi keadilan kompensasi dengan reliabilitas 0,926 dan skala komitmen organisasi dengan reliabilitas 0,930. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota memiliki tingkat persepsi keadilan kompensasi yang rendah yaitu sebesar 66 persen dan memiliki tingkat komitmen organisasi yang rendah yaitu sebesar 53 persen. Persepsi keadilan kompensasi merupakan prediktor komitmen organisasi dengan angka regresi sebesar R= 0,506, signifikansi 0,004 (p kurang dari 0,05) yang berarti Ho ditolak dan determinasi keadilan kompensasi terhadap kemunculan komitmen organisasi sebesar 25,6 persen.