Margaretha F Narahawarin
Universitas Musamus

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SD YPPK YOS SUDARSO KUPER SEBAGAI UPAYA MENYUKSESKAN PROGRAM GERAKAN LITERASI NASIONAL Margaretha F Narahawarin; Sri Winarsih
Musamus Journal of Language and Literature Vol 1 No 02 (2019): Musamus Journal of Language and Literature
Publisher : Universitas Musamus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fakta mengejutkan tentang posisi Indonesia dalam daftar urut negara dengan minat baca sangat rendah melatarbelakangi munculnya sebuah program yang disebut Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. GLN bertujuan membangun budaya literasi sebagai implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Dalam programnya, GLN memiliki tiga ranah, salah satunya adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan sasaran sosialisasi panduan yakni para pendidik, kepala sekolah dan tenaga kependidikan di Sekolah Dasar.Dalam panduan tersebut dipaparkan beberapa langkah dan metode yang dapat dikembangkan dalam program GLS di sekolah dasar. Dengan dasar tersebut, maka kegiatan workshop tentang Gerakan Literasi Sekolah di sekolah dasar yang memiliki permasalahan dalam minat baca dan tulis siswa perlu dilakukan. Kegiatan dilaksanakan di SD YPPK Yos Sudarso Kuper dengan sasaran utama kegiatan adalah guru dan kepala sekolah dengan total jumlah peserta 10 orang dan selanjutnya melibatkan siswa SD YPPK Yos Sudarso Kuper yang berjumlah 47 siswa dalam kegiatan simulasi. Pengabdian ini dilakukan dalam bentuk workshop yang meliputi sosialisasi dan pelatihan penyusunan program melalui metode pelatihan, penerapan dan pendampingan. Materi kegiatan pengabdian dibagi menjadi dua yakni Gerakan Literasi Nasional yang didalamnya mencakup Gerakan Literasi Sekolah, dan Literatur/Sastra sebagai media penunjang dalam penyusunan program GLS.Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari; hari pertama dan kedua adalah workshop, hari ketiga adalah simulasi penerapan program GLS yang telah disusun. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah;1) Pemahaman guru dan seluruh pihak sekolah tentang Gerakan Literasi Nasional lebih khususnya Gerakan Literasi Sekolah, 2) Kemampuan guru dan seluruh pihak sekolah dalam menyusun sebuah Program GLS yang dapat diterapkan di lingkungan SD YPPK Yos Sudarso Kuper, dan 3) Penerapan program GLS yang terorganisir dan berkelanjutan untuk meningkatkan minat dan kemampuan baca dan tulis siswa melalui program membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, perpustakaan mini dan pojok baca mading, lingkungan kaya teks, dan pelibatan publik. Kata Kunci: Gerakan Literasi Nasional; Gerakan Literasi Sekolah; membaca 15 menit; pojok baca
NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM TARI TRADISIONAL PAPUA PANGKUR SAGU Sri Winarsih; Margaretha F Narahawarin
Musamus Journal of Language and Literature Vol 1 No 02 (2019): Musamus Journal of Language and Literature
Publisher : Universitas Musamus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebudayaan diperoleh dari proses belajar, bukan diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis, maka jika tidak dipelajarinilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat lambat laun akan musnah. Salah satu cara mempelajarinya adalah melalui kegiatan penelitian. Penelitian yang mengusung tari pangkur Sagu yang merupakan tari tradisional Papua ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menggambarkan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Papua yang terkandung secara tersirat di dalam tarian tersebut. Adapun urgensi dan kontribusi penelitian ini adalah selain sebagai wujud upaya melestarikan dan menjaga nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Papua, juga mengungkapkan unsur-unsur atau pesan yang terkandung dalam sebuah tarian agar dapat lebih diapresiasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan tiga objek penelitian yakni tari pangkur Sagu itu sendiri, pimpinan sanggar sebagai informan, dan naskah sinopsis tari pangkur sagu. Teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi teknik dengan menggabungkan observasi terus terang tersamar dan wawancara semiterstruktur dan dokumentasi berupa naskah. Adapun taknik analisis data dilakukan menggunakan model analisis oleh Miles dan Huberman yakni data reduction, data display, dan verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan klasifikasi jenis kebudayaan nilai kearifan lokal dalam tari tradisional Pangkur Sagu adalah; 1) Nilai gotong royong dan nilai hidup berkelompok, 2) Sistem Kepemimpinan Ondoafi dan Peran Pria dan Wanita, 3) Patuh melaksanakan peran masing-masing sesuai identitas, 4) Senantiasa bersyukur kepada Tuhan, 5) Melestarikan ritual Pangkur Sagu sebagai mata pencaharian pokok, 6) Bersuka cita atas rejeki yang diperoleh bersama, 7) Menunjukkan identitas gender, identitas status sosial, dan identitas marga Marind/suku Papua. Sedangkan berdasarkan klaisifikasi unsur-unsur kebudayaan adalah; 1) Bahasa Marind yang merupakan bahasa suku asli Merauke Papua, 2) Kehidupan yang belum terjamah arus teknologi, 3) Mata pencaharian bergantung pada hasil hutan, 4) Kepemimpinan Ondoafi, 5) Keahlian turun temurun dalam memangkur sagu, 6) Berdoa dan berbisik pada bumi sebagai aktifitas bersyukur kepada Tuhan, 7) Seni tari tradisional yang mengandung seni ukir, seni musik, seni tarik suara, dan seni kerajinan tangan. Deskripsi nilai kearifan lokal masyarakat Papua saling berhubungan satu nilai dengan nilai lainnya. Kata Kunci: kearifan lokal; nilai; ondoafi; tari pangkur sagu; tari tradisional
THE USE OF THINK PAIR SHARE STRATEGY IN READING COMPREHENSION Marnina Marnina; Margaretha F Narahawarin; Ranta Butarbutar
Musamus Journal of Language and Literature Vol 2 No 02 (2020): Musamus Journal of Language and Literature
Publisher : Universitas Musamus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research aimed to find out whether TPS (Think-Pair-Share) strategy can improve the students’ achievement and interest in learning reading and to find out the students’ ability in reading using TPS strategy. This research was done in SMP Yapis Merauke. The population of this research was the students of seven grade SMP Yapis Merauke, academic year 2018/2019. The number of the population was 40 students with 21 boys and 19 girls, while the number of the samples was 40 students have taken purposively sampling. The data were collected by using test, questionnaire and observation. The data from the test and questionnaire were analyzed quantitatively while the data from the observation were analyzed qualitatively. The result of the analysis show that TPS (Think-Pair-Share) strategy can give improvement on students’ reading comprehension ability. The mean score of pretest 45,83 (poor) to to 66,94 (good) in post-test. The finding from questionnaire verifies that the highest rank of the mean score is 43,0 % agreed students; 22,25 % strongly agreed students; 15,25 % of neutral answer and 17,5 % of disagreed students and 2,0 % students answer the strongly disagree statement. TPS (Think-Pair-Share) strategy is responded positively by the students’s reading class and the application is accepted. Keywords: Think-Pair-Share strategy; achievement; interest; reading comprehension
GERAKAN LITERASI SEKOLAH DI SD YPPK YOS SUDARSO KUPER SEBAGAI UPAYA MENYUKSESKAN PROGRAM GERAKAN LITERASI NASIONAL Margaretha F Narahawarin; Sri Winarsih
Musamus Journal of Language and Literature Vol 2 No 1 (2019): Musamus Journal of Language and Literature
Publisher : Universitas Musamus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mujolali.v2i1.2894

Abstract

Fakta mengejutkan tentang posisi Indonesia dalam daftar urut negara dengan minat baca sangat rendah melatarbelakangi munculnya sebuah program yang disebut Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. GLN bertujuan membangun budaya literasi sebagai implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Dalam programnya, GLN memiliki tiga ranah, salah satunya adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan sasaran sosialisasi panduan yakni para pendidik, kepala sekolah dan tenaga kependidikan di Sekolah Dasar.Dalam panduan tersebut dipaparkan beberapa langkah dan metode yang dapat dikembangkan dalam program GLS di sekolah dasar. Dengan dasar tersebut, maka kegiatan workshop tentang Gerakan Literasi Sekolah di sekolah dasar yang memiliki permasalahan dalam minat baca dan tulis siswa perlu dilakukan. Kegiatan dilaksanakan di SD YPPK Yos Sudarso Kuper dengan sasaran utama kegiatan adalah guru dan kepala sekolah dengan total jumlah peserta 10 orang dan selanjutnya melibatkan siswa SD YPPK Yos Sudarso Kuper yang berjumlah 47 siswa dalam kegiatan simulasi. Pengabdian ini dilakukan dalam bentuk workshop yang meliputi sosialisasi dan pelatihan penyusunan program melalui metode pelatihan, penerapan dan pendampingan. Materi kegiatan pengabdian dibagi menjadi dua yakni Gerakan Literasi Nasional yang didalamnya mencakup Gerakan Literasi Sekolah, dan Literatur/Sastra sebagai media penunjang dalam penyusunan program GLS.Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari; hari pertama dan kedua adalah workshop, hari ketiga adalah simulasi penerapan program GLS yang telah disusun. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah;1) Pemahaman guru dan seluruh pihak sekolah tentang Gerakan Literasi Nasional lebih khususnya Gerakan Literasi Sekolah, 2) Kemampuan guru dan seluruh pihak sekolah dalam menyusun sebuah Program GLS yang dapat diterapkan di lingkungan SD YPPK Yos Sudarso Kuper, dan 3) Penerapan program GLS yang terorganisir dan berkelanjutan untuk meningkatkan minat dan kemampuan baca dan tulis siswa melalui program membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, perpustakaan mini dan pojok baca mading, lingkungan kaya teks, dan pelibatan publik. Kata Kunci: Gerakan Literasi Nasional; Gerakan Literasi Sekolah; membaca 15 menit; pojok baca
NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM TARI TRADISIONAL PAPUA PANGKUR SAGU Sri Winarsih; Margaretha F Narahawarin
Musamus Journal of Language and Literature Vol 2 No 1 (2019): Musamus Journal of Language and Literature
Publisher : Universitas Musamus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mujolali.v2i1.2895

Abstract

Kebudayaan diperoleh dari proses belajar, bukan diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis, maka jika tidak dipelajarinilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat lambat laun akan musnah. Salah satu cara mempelajarinya adalah melalui kegiatan penelitian. Penelitian yang mengusung tari pangkur Sagu yang merupakan tari tradisional Papua ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menggambarkan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Papua yang terkandung secara tersirat di dalam tarian tersebut. Adapun urgensi dan kontribusi penelitian ini adalah selain sebagai wujud upaya melestarikan dan menjaga nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Papua, juga mengungkapkan unsur-unsur atau pesan yang terkandung dalam sebuah tarian agar dapat lebih diapresiasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan tiga objek penelitian yakni tari pangkur Sagu itu sendiri, pimpinan sanggar sebagai informan, dan naskah sinopsis tari pangkur sagu. Teknik pengumpulan data menggunakan triangulasi teknik dengan menggabungkan observasi terus terang tersamar dan wawancara semiterstruktur dan dokumentasi berupa naskah. Adapun taknik analisis data dilakukan menggunakan model analisis oleh Miles dan Huberman yakni data reduction, data display, dan verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan klasifikasi jenis kebudayaan nilai kearifan lokal dalam tari tradisional Pangkur Sagu adalah; 1) Nilai gotong royong dan nilai hidup berkelompok, 2) Sistem Kepemimpinan Ondoafi dan Peran Pria dan Wanita, 3) Patuh melaksanakan peran masing-masing sesuai identitas, 4) Senantiasa bersyukur kepada Tuhan, 5) Melestarikan ritual Pangkur Sagu sebagai mata pencaharian pokok, 6) Bersuka cita atas rejeki yang diperoleh bersama, 7) Menunjukkan identitas gender, identitas status sosial, dan identitas marga Marind/suku Papua. Sedangkan berdasarkan klaisifikasi unsur-unsur kebudayaan adalah; 1) Bahasa Marind yang merupakan bahasa suku asli Merauke Papua, 2) Kehidupan yang belum terjamah arus teknologi, 3) Mata pencaharian bergantung pada hasil hutan, 4) Kepemimpinan Ondoafi, 5) Keahlian turun temurun dalam memangkur sagu, 6) Berdoa dan berbisik pada bumi sebagai aktifitas bersyukur kepada Tuhan, 7) Seni tari tradisional yang mengandung seni ukir, seni musik, seni tarik suara, dan seni kerajinan tangan. Deskripsi nilai kearifan lokal masyarakat Papua saling berhubungan satu nilai dengan nilai lainnya. Kata Kunci: kearifan lokal; nilai; ondoafi; tari pangkur sagu; tari tradisional
THE USE OF THINK PAIR SHARE STRATEGY IN READING COMPREHENSION Marnina Marnina; Margaretha F Narahawarin; Ranta Butarbutar
Musamus Journal of Language and Literature Vol 3 No 1 (2020): Musamus Journal of Language and Literature
Publisher : Universitas Musamus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mujolali.v3i1.2928

Abstract

The research aimed to find out whether TPS (Think-Pair-Share) strategy can improve the students’ achievement and interest in learning reading and to find out the students’ ability in reading using TPS strategy. This research was done in SMP Yapis Merauke. The population of this research was the students of seven grade SMP Yapis Merauke, academic year 2018/2019. The number of the population was 40 students with 21 boys and 19 girls, while the number of the samples was 40 students have taken purposively sampling. The data were collected by using test, questionnaire and observation. The data from the test and questionnaire were analyzed quantitatively while the data from the observation were analyzed qualitatively. The result of the analysis show that TPS (Think-Pair-Share) strategy can give improvement on students’ reading comprehension ability. The mean score of pretest 45,83 (poor) to to 66,94 (good) in post-test. The finding from questionnaire verifies that the highest rank of the mean score is 43,0 % agreed students; 22,25 % strongly agreed students; 15,25 % of neutral answer and 17,5 % of disagreed students and 2,0 % students answer the strongly disagree statement. TPS (Think-Pair-Share) strategy is responded positively by the students’s reading class and the application is accepted. Keywords: Think-Pair-Share strategy; achievement; interest; reading comprehension