This Author published in this journals
All Journal TOTOBUANG Widyaparwa
Salimulloh Tegar Sanubarianto
Kantor Bahasa Provinsi NTT

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF PENUTUR BAHASA MELAYU KUPANG PADA FACEBOOK [The Possitive Politeness Strategy of Kupang Malay Languages Speaker on Facebook] Salimulloh Tegar Sanubarianto; Erwin Syahputra Kembaren
TOTOBUANG Vol. 9 No. 1 (2021): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2021
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/ttbng.v9i1.297

Abstract

This study discusses the positive politeness strategies in Kupang Malay on Facebook social media which are related with the politeness strategy theory  by Brown and Levinson. This research is a qualitative descriptive study with content analysis method. The research data were the status posts/comments in the Kupang Malay language on the Facebook which were selected based on the suitability of the research objectives. The selected data are then collected and analyzed according to theory. As a result, there are 12 strategies used by Facebook users in Kupang Malay namely (1) give sympathy to the interlocutor; (2) exaggerating sympathy for the interlocutor; (3) pay special attention to the interlocutor; (4) increase interest in the interlocutor; (5) use markers that show similarities; (6) seek the approval of the interlocutor; (7) avoid conflict with the interlocutor; (8) presupposes the interlocutor; (9) the strategy of making jokes; (10) strategies for making offers and promises; (11) showing a sense of optimism; and (12) trying to involve the interlocutor. Penelitian ini membahas strategi kesantunan positif dalam bahasa Melayu Kupang pada media sosial Facebook yang dikaitkan dengan teori strategi kesantunan yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi (content analysis). Data penelitian adalah tulisan status/komentar dalam bahasa Melayu Kupang pada Facebook yang dipilih berdasarkan kesesuaian terhadap tujuan penelitian. Data yang dipilih kemudian dikumpulkan dan dianalisis sesuai teori. Hasilnya, ada 12 strategi yang digunakan oleh pengguna Facebook berbahasa Melayu Kupang, dan ada 12 strategi yang ditemukan dalam penggunaanya dalam Facebook, yaitu (1) memberikan simpati pada lawan tutur; (2) melebih-lebihkan simpati pada lawan tutur; (3) memberikan perhatian khusus pada lawan tutur; (4) meningkatkan rasa tertarik pada lawan tutur; (5) menggunakan penanda yang menunjukkan kesamaan; (6) mencari dan mengusahakan persetujuan lawan tutur; (7) menghindari pertentangan dengan lawan tutur; (8) mempresuposisikan lawan tutur; (9) strategi membuat lelucon; (10) strategi membuat penawaran dan janji; (11) menunjukkan rasa optimism; dan (12) berusaha melibatkan lawan tutur.
CERITA RAKYAT “BELU MAU, SABU MAU, DAN TI’I MAU” SEBAGAI IKATAN TIGA SUKU BANGSA DAN NILAI KEARIFAN LOKAL Erwin Syahputra Kembaren; Salimulloh Tegar Sanubarianto
Widyaparwa Vol 49, No 2 (2021)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.198 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v49i2.792

Abstract

Geographically, Belu, Sabu, and Rote (Ti'i) are three regencies located on three islandsfar apart in the province of East Nusa Tenggara. The three islands, regencies, and ethnic groups share folk tales that have become legends and rarely known by society and even researched. The purpose of this research is to reveal the local wisdom values contained in the folk tales of "Belu Mau, Sabu Mau, and Ti'i Mau". The method used in this research is descriptive qualitative. Moreover, this study employed transcripts of stories from informants residing in Bello Village, Kupang City as sources of data. Interviews and observations were also conducted to collect data. The data were analyzed using the theory of sociology of literature from the perspective of Goldmann's genetic structuralism. Having analyzed, we can identify the local wisdom values  encompassed in the folk tales of "Belu Mau, Sabu Mau, and Ti'i Mau", they are (1) Brotherhood value, this value is upheld by the three ethnic groups where they place bro-therhood as the most essential bond, despite differences in religion, ethnicity, and geographical location; (2) Harmony value, it is a value based on mutual respect that has been maintained from generations; (3) Historical Value, it is the history of the three ethnic groups’ journeys which became a milestone in unifying their relationship; (4) Religiosity value, it means brotherhood bonds which agreed upon in a traditional custom always deal with the religiosity understanding of other supreme being power; (5) Juridical value, the eternity of brotherhood bonds lies in their descendants who are bound by customary oaths and agreements.Secara geografis, Belu, Sabu, dan Rote (Ti’i) merupakan tiga kabupaten yang berada di tiga pulau yang berjauhan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari tiga pulau, tiga kabupaten, dan tiga suku tersebut, terdapat cerita rakyat yang menjadi legenda dan jarang diketahui oleh masyarakat bahkan diteliti. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat “Belu Mau, Sabu Mau, dan Ti’i Mau”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah transkrip cerita dari informan di Kelurahan Bello, Kota Kupang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan teori sosiologi sastra dalam perspektif strukturalisme genetik Goldmann. Dari hasil analisis ditemukan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat “Belu Mau, Sabu Mau, dan Ti’i Mau”, yaitu  (1) nilai persaudaraan, merupakan nilai yang dijunjung tinggi oleh ketiga suku tersebut dan menempatkan persaudaraan jauh lebih penting dari perbedaan agama, suku, dan pulau tempat mereka berdomisili; (2) nilai kerukunan, nilai yang dilandasi oleh rasa saling hormat-menghormati yang dipertahankan secara turun-temurun; (3) nilai historis, merupakan sejarah perjalanan tiga suku yang menjadi tonggak dalam mempersatukan hubungan mereka; (4) nilai reli-giositas, ikatan persaudaraan yang disepakati dalam adat selalu berurusan dengan pemahaman religiositas dari kekuatan lain; (5) nilai yuridis, kelanggengan persaudaraan terletak pada keturunan yang diikat oleh perjanjian dan sumpah adat.
PERBANDINGAN TINDAK ILOKUSI DALAM TUTURAN KOMENTATOR SEPAK BOLA LIGA INGGRIS DAN LIGA INDONESIA: KAJIAN PRAGMATIK LINTAS BUDAYA: Ilocutionary Act in The Speech of The Indonesian League and English League Football Spectator: A Cross-cultural Pragmatic Study Salimulloh Tegar Sanubarianto; Sri Yanuarsih; I Wayan Letreng; M. Imron Abadi
TOTOBUANG Vol. 11 No. 1 (2023): TOTOBUANG: EDISI JUNI 2023
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/totobuang.v11i1.462

Abstract

Abstract This study aims to compare the speeches of football commentators in the English and Indonesian Leagues through a pragmatic theory of cross-cultural. The researcher chooses the English Premier League as the subject of comparison to the Indonesian League due to the FIFA datum, Premier League is the football league with the most spectators in the world. The researcher observes the illocutionary acts that appear in the speeches of the commentators between the two leagues. The researcher used a documentative data collection method. The researcher transcribed the video as the data source and analyzed it using Searle's speech act theory. The results showed that the types of illocutionary acts in both data were the same, assertive, expressive, and declarative . It's just that the difference appears at the level of detail function. The Indonesian League commentator's speech has more specific function. Apart from that, the speeches of Indonesian League football commentators were dominantly expressive speeches praising (31.15%), while for English League commentators were assertive in informing (41.05%). A comparison of the two cross-cultural commentators' speech data can reflect the speech habits of each community.Keywords: illocutionary acts, football commentators, cross-cultural pragmatics   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tuturan komentator sepak bola Liga Inggris dan Liga Indonesia dalam kajian pragmatik lintas budaya. Liga Inggris dipilih sebagai subjek pembanding Liga Indonesia karena sesuai data FIFA Liga Inggris adalah liga sepak bola dengan penonton paling banyak di dunia. Penelitian ini mengamati tindak ilokusi yang muncul pada tuturan komentator dua liga tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan secara dokumentatif. Peneliti melakukan transkripsi terhadap video sumber data kemudian menganalisisnya dengan teori tindak tutur Searle. Hasil penelitian menunjukkan tipe tindak ilokusi yang muncul pada kedua data ternyata sama, yaitu tipe asertif, ekspresif, dan deklaratif. Hanya saja, perbedaan muncul pada tingkat detail fungsi. Tuturan komentator Liga Indonesia memiliki detail fungsi lebih banyak. Selain itu, yang dominan muncul dalam tuturan komentator sepak bola Liga Indonesia adalah tuturan ekspresif memuji (31,15%), sedangkan untuk tuturan komentator Liga Inggris adalah asertif menginfomasikan (41,05%). Perbandingan dua data tuturan komentator lintas budaya ini mampu merefleksikan kebiasaan tutur masing- masing masyarakatnya. Kata Kunci: tindak ilokusi, komentator sepak bola, pragmatik lintas budaya