Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

IMAGINING HELL: A Burkeian Analysis of Indonesian Religious Afterlife Images Suwarno, Peter
WALISONGO Vol 20, No 2 (2012): Walisongo, Spiritualisme
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   This paper is not only dealing with depiction of hell (divine punishment) which is very popular depicted by the speech and media news in Indonesia, but also description on meaning, and the possibility on motive behind that description. Applying Burke theory on logology, this paper revealed that the depiction of hell punishment constituted the ritual of purity. Based on the cycle of order, feeling of guilty, redemption through sacrifice to achieve the purity, general depiction on hell are a reflection of the challenges and complexity of legal rules and regulation that exactly will be broken off. This violation of the rule creates a sense of guilty and sin which come out as all the problems and difficulties that the majority of Indonesian must hold – the situation that generates scapegoat. The victims of the scapegoat became the apparent sinners, and the punishment is the sacrifaction which create satisfaction and a sense of clean up.   *** Tulisan ini tidak hanya untuk membahas penggambaran neraka (hukuman akhirat) yang sangat populer sebagaimana digambarkan dalam pidato dan media di Indonesia, tetapi juga untuk mengungkapkan makna dan kemungkinan motif di balik gambaran tersebut. Dengan teori logologi Burke, tulisan ini mengungkapkan bahwa penggambaran siksaan neraka merupakan ritual pemurnian. Berdasarkan siklus ketertiban, rasa bersalah, penebusan melalui pengorbanan untuk mencapai kemurnian, gambaran hukuman di neraka adalah cerminan dari tantangan dan kompleksitas aturan dan hukum yang pasti akan dilanggar. Pelanggaran ini menciptakan rasa bersalah dan dosa yang diwujudkan dalam bentuk semua masalah dan kesulitan bahwa mayoritas penduduk Indonesia harus tahan-situasi yang menimbulkan kambing hitam. Para korban yang merupakan kambing hitam menjadi orang berdosa terkutuk, yang hukumannya merupakan sebuah pengorbanan, menciptakan kepuasan dan rasa dibersihkan.   Keywords: imagining, hell, Burke theory, scapegoats, sacrifice
DEPICTION OF COMMON ENEMIES IN RELIGIOUS SPEECH: The Role of the Rhetoric of Identification and Purification in Indonesian Religious Conflicts Suwarno, Peter
WALISONGO Vol 21, No 1 (2013): Walisongo,Resolusi Konflik
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe role of common enemies in speech on religious issues have contributed toreligious tension, conflict and even violence in Indonesia. It will select the mostrepresentative and most frequently used key terms from religiously related speechesand other texts containing the portrayal of common enemies. Using Burke’s theoriesof identification, this paper will explain the important roles of common enemies ingroup unity and in achieving certain objectives.***Peran musuh bersama dalam ceramah-ceramah agama telah memberikan kontribusiuntuk timbulnya tekanan, konflik, dan kekerasan di Indonesia. Bahan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah istilah-istilah kunci yang sering digunakandalam ceramah maupun teks yang menggambarkan musuh bersama. Denganmenggunakan teori identifikasi dari Burke, tulisan ini akan menjelaskan peranpenting musuh bersama dalam kesatuan kelompok dan dalam rangka mencapaitujuan tertentu.Keywords: common enemy, religious speech, tense, conflict, violence
AN ISLAMIC SEARCH OF NOBLE VALUES: The Prevalence of Modern Principles and the Resilience of Local Traditions in Indonesian Da‘wa Suwarno, Peter
WALISONGO Vol 22, No 2 (2014): Dakwah Multikultural
Publisher : IAIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThe variety of da‘wa (Islamic preaching) in Indonesia indicated not only thediversity in Islamic groups and identities, but also the varieties and changes invalues and principles embraced by Indonesian Muslims. This paper argued thatthese da‘wa activities constitute searches of most suitable Indonesian Islamicprinciples that inevitably include the negotiation of Islamic, global, and localvalues. For this purpose, this paper showed examples of various international andIndonesian Islamic scholars and leaders who help change social, political, andreligious rhetorical landscape through various arguments involving especiallyIslamic and modern-international values. This paper maintained that, in additionto Muslims exposure to modern global principles such as democracy and humanrights, the increasing popularity and resilience of local-traditional rituals, performances,and expressions in Indonesian da‘wa have significantly shaped thesearch of the Indonesian Islamic noble values.***Keragaman dakwah Islam di Indonesia tidak hanya tampak dalam keragamankelompok serta identitas Islam, tetapi juga dalam varian dan perubahan nilai-nilaiserta prinsip-prinsip yang dianut oleh umat Islam Indonesia. Tulisan inimenegaskan bahwa kegiatan dakwah ini merupakan pencarian prinsip-prinsipIslam Indonesia yang paling sesuai yang mau tidak mau merupakan upayanegosiasi nilai Islam, global, dan nilai-nilai lokal. Untuk tujuan tersebut, tulisan inimenunjukkan beberapa contoh ulama dan pemimpin Islam internasional danIndonesia yang membantu mengubah landscape retorika sosial, politik dan agamamelalui berbagai argumen yang secara khusu melibatkan nilai-nilai Islam danmodern-internasional. Tulian ini berpendapat bahwa, disamping Muslim harusberhadapan dengan prinsip-prinsip global modern seperti demokrasi dan hakasasi manusia, meningkatnya popularitas dan ketahanan dari ritual, pertunjukan,dan ekspresi lokal-tradisional dalam dakwah Indonesia telah membentukpencarian nilai-nilai luhur Islam Indonesia secara signifikan.Keywords: da‘wa, Islam, modernity, local-traditional rituals,noble values
Resolving Religious Conflicts Through Expanding Inter-Religious Communication: Issues and Challenges Suwarno, Peter
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 43, No 2 (2005)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2005.432.209-325

Abstract

Konflik yang terkait dengan isu keagamaan sering timbul dengan sangat mudah. Tanpa menafikan hadirnya oknum provokator, konflik ini biasanya muncul karena rendahnya sikap saling pengertian dan terbatasnya komunikasi antar agama. Dalam artikel ini, penulis berpandangan bahwa mediasi –sebagai salah satu jalan keluar yang popular untuk mengatasi konflik keagamaan, yang lebih menekankan terwujudnya kesepakatan damai antar pemeluk agama– kurang cocok untuk kondisi di Indonesia. Berdasarkan analisis atas usaha untuk resolusi konflik keagamaan di Indonesia, upaya yang lebih cocok untuk dilakukan adalah yang mengarah pada upaya saling memahami antar kelompok agama yang berbeda-beda. Hal itu dapat diusahakan melalui peningkatan komunikasi antar pemeluk agama, termasuk melalui jalur pendidikan formal, dialog antar agama, hingga memperluas ruang publik untuk pengembangan tradisi peace building.
IMAGINING HELL: A BURKEIAN ANALYSIS OF INDONESIAN RELIGIOUS AFTERLIFE IMAGES Suwarno, Peter
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 20, No 2 (2012): Spiritualisme Islam
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.20.2.208

Abstract

This paper is not only dealing with depiction of hell (divine punishment) which is very popular depicted by the speech and media news in Indonesia, but also description on meaning, and the possibility on motive behind that description. Applying Burke theory on logology, this paper revealed that the depiction of hell punishment constituted the ritual of purity. Based on the cycle of order, feeling of guilty, redemption through sacrifice to achieve the purity, general depiction on hell are a reflection of the challenges and complexity of legal rules and regulation that exactly will be broken off. This violation of the rule creates a sense of guilty and sin which come out as all the problems and difficulties that the majority of Indonesian must hold – the situation that generates scapegoat. The victims of the scapegoat became the apparent sinners, and the punishment is the sacrifaction which create satisfaction and a sense of clean up.***Tulisan ini tidak hanya untuk membahas penggambaran neraka (hukum­an akhirat) yang sangat populer sebagai­mana digambar­kan dalam pidato dan media di Indonesia, tetapi juga untuk mengungkapkan makna dan kemungkinan motif di balik gam­baran tersebut. Dengan teori logologi Burke, tulisan ini meng­ungkapkan bahwa penggambaran siksaan neraka merupakan ritual pemurni­an. Berdasarkan siklus ke­tertiban, rasa bersalah, pe­nebusan melalui pe­ngorban­an untuk mencapai kemurnian, gambar­an hukum­an di neraka adalah cerminan dari tantangan dan komplek­sitas aturan dan hukum yang pasti akan dilanggar. Pe­langgar­an ini mencipta­kan rasa bersalah dan dosa yang di­wujudkan dalam bentuk semua masalah dan kesulitan bahwa mayoritas penduduk Indonesia harus tahan-situasi yang me­nimbulkan kambing hitam. Para korban yang me­rupakan kam­bing hitam menjadi orang berdosa ter­kutuk, yang hukumannya me­rupakan sebuah pengorban­an, men­ciptakan kepuasan dan rasa dibersihkan.
AN ISLAMIC SEARCH OF NOBLE VALUES: THE PREVALENCE OF MODERN PRINCIPLES AND THE RESILIENCE OF LOCAL TRADITIONS IN INDONESIAN DA‘WA Suwarno, Peter
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 22, No 2 (2014): Dakwah Multikultural
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.22.2.266

Abstract

The variety of da‘wa (Islamic preaching) in Indonesia indicated not only the diversity in Islamic groups and identities, but also the varieties and changes in values and principles embraced by Indonesian Muslims. This paper argued that these da‘wa activities constitute searches of most suitable Indonesian Islamic principles that inevitably include the negotiation of Islamic, global, and local values. For this purpose, this paper showed examples of various international and Indonesian Islamic scholars and leaders who help change social, political, and religious rhetorical landscape through various arguments involving especially Islamic and modern-international values. This paper maintained that, in addition to Muslims exposure to modern global principles such as democracy and human rights, the increasing popularity and resilience of local-traditional rituals, per­formances, and expressions in Indonesian da‘wa have significantly shaped the search of the Indonesian Islamic noble values.***Keragaman dakwah Islam di Indonesia tidak hanya tampak dalam keragaman kelompok serta identitas Islam, tetapi juga dalam varian dan perubahan nilai-nilai serta prinsip-prinsip yang dianut oleh umat Islam Indonesia. Tulisan ini menegaskan bahwa kegiatan dakwah ini merupakan pencarian prinsip-prinsip Islam Indonesia yang paling sesuai yang mau tidak mau merupakan upaya negosiasi nilai Islam, global, dan nilai-nilai lokal. Untuk tujuan tersebut, tulisan ini menunjukkan beberapa contoh ulama dan pemimpin Islam internasional dan Indonesia yang membantu mengubah landscape retorika sosial, politik dan agama melalui berbagai argumen yang secara khusu melibatkan nilai-nilai Islam dan modern-internasional. Tulian ini berpendapat bahwa, disamping Muslim harus berhadapan dengan prinsip-prinsip global modern seperti demokrasi dan hak asasi manusia, meningkatnya popularitas dan ketahanan dari ritual,  per­tunjuk­an, dan ekspresi lokal-tradisional dalam dakwah Indonesia telah mem­bentuk pencarian nilai-nilai luhur Islam Indonesia secara signifikan.
DEPICTION OF COMMON ENEMIES IN RELIGIOUS SPEECH: THE ROLE OF THE RHETORIC OF IDENTIFICATION AND PURIFICATION IN INDONESIAN RELIGIOUS CONFLICTS Suwarno, Peter
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 21, No 1 (2013): Resolusi Konflik
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.21.1.234

Abstract

The role of common enemies in speech on religious issues have contributed to religious tension, conflict and even violence in Indonesia. It will select the most representative and most frequently used key terms from religiously related speeches and other texts containing the portrayal of common enemies. Using Burke’s theories of identification, this paper will explain the important roles of common enemies in group unity and in achieving certain objectives.***Peran musuh bersama dalam ceramah-ceramah agama telah memberikan kontri­busi untuk timbulnya tekanan, konflik, dan kekerasan di Indonesia. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah istilah-istilah kunci yang sering digunakan dalam ceramah maupun teks yang menggambarkan musuh bersama. Dengan menggunakan teori identifikasi dari Burke, tulisan ini akan menjelaskan peran penting musuh bersama dalam kesatuan kelompok dan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
The Acquisition of Pragmatic Competence in Indonesian Abroad Programs: The Importance of Informal Indonesian Suwarno, Peter
PAROLE: Journal of Linguistics and Education Volume 8 Number 1 April 2018
Publisher : Master Program in Linguistics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.471 KB) | DOI: 10.14710/parole.v8i1.26-37

Abstract

This paper presents some comparisons between speeches of advanced learners of Indonesian with those of the native speakers, which indicates that many advanced learners do not communicate the way native speakers usually do. This can be attributed to the Indonesian language programs that focus mostly on teaching formal Indonesian grammar and vocabularies, neglecting informal conversational Indonesian which is essential for the acquisition of pragmatic competence. This paper discusses the importance of pragmatic competence in Indonesian language learning, including learning various speeches commonly used in daily interactions. Based on recordings of learners’ interactions as well as notes on observations of teaching-learning activities in selected Indonesian abroad programs, this paper describes the challenges of developing pragmatic competence based on examples of learners’ non-grammatical errors as well as inappropriate interactional uses of Indonesian. In addition, this paper will explain issues and challenges of achieving pragmatics competence in these programs and suggests possible solutions.
FEAR APPEAL AS COERCION VERSUS PERSUASION IN A DEMOCRACY: THE POWER OF ISLAMIC DISCOURSE IN THE INDONESIAN PUBLIC SPHERE Suwarno, Peter
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 27, No 2 (2019)
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.27.2.4971

Abstract

While Indonesia claims to be the world?s third largest democracy, it recognizes itself as both a secular and religious state. The negotiation of the state-religion relationship influenced by Islamic discourse continues to shape the socio-political development of this largest Muslim nation. This paper describes how Indonesia?s discursive contention is molded by the power and popularity of Islamic discourses. It will present examples and analysis of appeal to fear as coercive discourses from recently published speech events, debates, edicts, regulations, and publications as well as examine the vital role of Islamic discourses in the Indonesian public sphere and democracy. This paper concludes that coercive religious discourses and some government policies not only marginalize the voices of minority and opposing groups, but also curtail participative critical debates that are necessary for a democratic Indonesia.
Fear Appeal as Coercion Versus Persuasion in a Democracy: The Power of Islamic Discourse in the Indonesian Public Sphere Suwarno, Peter
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 27, No 2 (2019)
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.27.2.4971

Abstract

While Indonesia claims to be the world’s third largest democracy, it recognizes itself as both a secular and religious state. The negotiation of the state-religion relationship influenced by Islamic discourse continues to shape the socio-political development of this largest Muslim nation. This paper describes how Indonesia’s discursive contention is molded by the power and popularity of Islamic discourses. It will present examples and analysis of appeal to fear as coercive discourses from recently published speech events, debates, edicts, regulations, and publications as well as examine the vital role of Islamic discourses in the Indonesian public sphere and democracy. This paper concludes that coercive religious discourses and some government policies not only marginalize the voices of minority and opposing groups, but also curtail participative critical debates that are necessary for a democratic Indonesia.